Prabowo-Gibran Janji akan Tambah Anggaran Riset Perguruan Tinggi
Peningkatan kualitas riset memang masuk dalam salah satu visi-misi Prabowo-Gibran.
Prabowo-Gibran akan mengalokasikan anggaran riset menjadi 1,5 persen dari pendapat domestik bruto (PDB) Indonesia.
Prabowo-Gibran Janji akan Tambah Anggaran Riset Perguruan Tinggi
Komandan Tim Komunikasi Bravo Tim Kampanye Nasional (TKN), Budisatrio Djiwandono mengatakan, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan menambah anggaran untuk riset di perguruan tinggi.
"Prabowo-Gibran siap melaksanakan keberlanjutan amanat Pak Presiden, untuk menambah anggaran riset. Khususnya untuk perguruan tinggi," kata Budisatrio, dilansir dari Antara, Senin (15/1).
Menurut Budisatrio, peningkatan kualitas riset masuk dalam salah satu visi-misi Prabowo-Gibran. Hal tersebut dikarenakan Prabowo-Gibran ingin setiap penelitian menghasilkan inovasi yang berkualitas di bidang industri dan teknologi.
Dengan majunya bidang riset tersebut, dia yakin banyak teknologi dan temuan baru di bidang industri yang dapat dipakai untuk memajukan bangsa.
Terkait penambahan anggaran, Budisatrio memastikan Prabowo-Gibran akan mengalokasikan anggaran riset menjadi 1,5 persen dari pendapat domestik bruto (PDB) Indonesia.
Dengan upaya itu, dia yakin setiap perguruan tinggi akan lebih maksimal dalam melakukan riset teknologi dan industri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menambahkan anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Jokowi meyakini penambahan anggaran riset akan dilanjutkan siapa pun presiden yang terpilih.
"Pak Nadiem anggarannya (untuk riset) diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini, nanti kan sudah ganti presiden. Tapi dimulai itu yang gede, jadi presiden yang akan datang pasti mau tidak mau melanjutkan," jelas Jokowi, Senin (15/1).
Dia meminta Nadiem segera mengalokasikan penambahan anggaran untuk riset. Jokowi menilai presiden yang terpilih tidak akan berani memotong anggaran yang sudah dialokasikan untuk riset.
"Dimulai dulu, enggak mungkin kalau Pak Nadiem sudah menambahkan banyak, presiden yang akan datang motong, enggak berani. Kita tahu peluang kita ke depan untuk mengembangkan ekonomi hijau, ekonomi biru," ujarnya.
Menurut dia, lembaga pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat strategis untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas.
Jokowi ingin SDM Indonesia tak hanya menguasai ilmu pengetahuan, namun juga inovatif dan menghasilkan karya yang berkualitas.
Jokowi pun mencontohkan perguruan tinggi di Vietnam di mana sektor industri dan universitas saling menyambung. Untuk itu, dia menyebut perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai lembaga riset.
"Saya ulangi, perguruan tinggi juga punya tugas mulia, yaitu jadi lembaga riset, karena memiliki dosen yang sangat banyak, tenaga peneliti serta ribuan mahasiswa untuk pengembangan Iptek kita, dan berinovasi untuk memecahkan masalah-masalah bangsa," katanya.
Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menjadi orkestrator penelitian bersama untuk merancang kebutuhan riset. Dia menilai riset mampu menjawab tantangan yang dihadapi dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
"Yang paling penting, kuncinya ada di perguruan tinggi, bukan di BRIN. Tapi di perguruan tinggi risetnya. Itu yang harus kita geser," tutur Jokowi.
"Orkestratornya boleh dari BRIN, tetapi perguruan tinggi peran untuk riset dan developmentnya betul-betul diperkuat," sambung dia.