Momen Capres Prabowo Joget Gemoy di Acara Dialog Muhammadiyah
Prabowo sempat menjelaskan mengapa ia selalu melakukan aksi gemoy.
Prabowo mengatakan joget itu kerap terjadi di bawah alam sadarnya.
Momen Capres Prabowo Joget Gemoy di Acara Dialog Muhammadiyah
Aksi gemoy calon presiden (capres) Prabowo Subianto kembali menjadi perhatian publik. Gegaranya, ia terganggu saat waktu bicaranya terpotong lantaran alarm peringatan waktunya berbunyi cukup keras.
Sontak saja, bunyi alarm peringatan yang menandakan waktu untuknya berbicara sudah habis itu sempat membuat Prabowo terhenti. Namun, ia tiba-tiba menggerakkan kedua tangan dan kepalanya seperti orang hendak menari.
Aksi ini lah yang kerap disebut aksi gemoy dari Prabowo. Dan aksi tersebut, selalu berhasil membuat audiens tertawa. Joget Prabowo ini kembali terjadi saat ia menghadiri dialog publik di Universitas Muhammadiyah Surabaya, hari ini, Jumat (24/11).
Dalam kesempatan itu, Prabowo menghadapi lima orang panelis yang berasal dari para akademisi. Di saat menjawab pertanyaan itu lah, Prabowo yang diberikan waktu 10 menit untuk menjawab, tiba-tiba dihentikan oleh suara alarm.
Ia pun terdiam sejenak, hingga sang moderator Prof. DR Abdul Mu'ti memberikan waktu untuk Prabowo melanjutkan jawabannya.
"Tenang saja, saya tidak korupsi uang, cuman korupsi waktu," ujar Prabowo disambut gelak tawa audiens.
Usai melakukan aksi gemoy, Prabowo lalu melanjutkan jawaban atas pertanyaan dari Prof Syafiq A Mughni panelis bidang keagamaan dan hubungan luar negeri. Salah stu pertanyaannya tentang terorisme.
"Teroris akan subur disaat rakyat kita putus asa, sebagian yang hilang harapannya di masa depan akan mudah terhasut. Orang yang diperlakukan tidak adil akan membuat subur terorisme. Jadi kita harus percepat transformasi, hilangkan kemiskinan dari bumi indonesia, kalau kita bisa membawa hasil yang nyata pada rakyat kita," jawab Prabowo.
Pada akhir jawaban, Prabowo sempat menjelaskan mengapa ia selalu melakukan aksi gemoy. Ia menyebut, hal itu dikarenakan saat sang kakek masih hidup selalu melakukan hal yang sama ketika hatinya sedang senang.
"Itu (gemoy) sudah seperti dari alam bawah saya. Karena kakek dulu pada saat hatinya senang selalu melakukan demikian," katanya.