PDIP: Debat Capres Munculkan Karakter Asli ‘Gemoy'
Dalam debat, Prabowo tampil dengan jati dirinya berbeda dari yang biasa dikenal.
Dalam debat, Prabowo tampil dengan jati dirinya berbeda dari yang biasa dikenal.
PDIP: Debat Capres Munculkan Karakter Asli ‘Gemoy'
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, kembali memberikan tanggapannya terkait debat perdana calon presiden (capres) yang baru-baru ini digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hasto menyoroti perubahan karakter Prabowo yang terlihat dalam debat tersebut. Hasto mengungkapkan bahwa dalam debat kemarin, Prabowo tampil dengan jati dirinya yang berbeda dari citra 'gemoy' yang biasa dikenal.
"Debat telah mengembalikan karakter asli Pak Prabowo. Sehingga, Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi," katanya di DPP PDIP, Jumat (15/12).
Hasto juga turut mempertegas kunjungan kerja terakhir Presiden Joko Widodo di Jawa Tengah merupakan bukti dukungan Jokowi terhadap Ganjar.
"Pak Jokowi membantu Pak Ganjar, di belakang Pak Ganjar. Rakyat melihat keterlibatan Pak Jokowi di belakang Pak Ganjar," ungkap Hasto.
Adapun Hasto juga memberikan komentarnya mengenai keputusan Jokowi terkait pembelian pupuk subsidi dengan menggunakan KTP petani. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Ganjar dalam debat sejalan dengan pandangan Presiden Jokowi.
"Apa yang disampaikan Pak Ganjar tentang KTP sakti ternyata senafas dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi," klaim Hasto.
Padahal, selama ini citra gemoy melekat pada calon presiden (capres) nomor urut dua, akibat Prabowo Subianto seringkali terlihat spontan berjoget atau menari dalam situasi "sulit".
Namun, dalam debat perdana yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa malam (12/12) ketidaksinkronan antara citra 'gemoy' menggemaskan yang dulu dibangun dengan perilaku Prabowo saat debat mengalami kelunturan.
Sebelumnya, pada Pilpres 2019, citra Prabowo lebih dikenal sebagai sosok tegas dan cenderung emosional, seperti terlihat dalam momen menggebrak podium saat berorasi.
Kini, Prabowo terlihat kembali merespons argumentasi lawan politiknya dengan emosional, khususnya saat Anies Baswedan mengkritik partai politik. Prabowo menanggapi dengan menganggap Anies berlebihan dalam penilaiannya dan menyinggung peran Partai Gerindra dalam mendukung Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta.