Niat Borong Telur Gulung, Wali Kota Solo Malah Digetok Harga Rp800 Ribu
Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menjadi sorotan di media sosial setelah membeli semua dagangan penjual telur gulung saat acara Grebeg Sudiro.
![Niat Borong Telur Gulung, Wali Kota Solo Malah Digetok Harga Rp800 Ribu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/29/1738119683413-1lw0e.jpeg)
Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, baru-baru ini menarik perhatian publik di media sosial setelah video dirinya memborong telur gulung pada acara Grebeg Sudiro menjadi viral. Kejadian ini menjadi sorotan karena penjual meminta harga sebesar Rp800 ribu untuk seluruh dagangannya.
Dalam video yang beredar, tampak sang penjual menjajakan dagangannya di tengah kerumunan penonton, dan Wali Kota Solo memborong semua telur gulung tersebut untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar.
Ketika Wali Kota hendak membayar, penjual menyebutkan total harga dagangannya adalah Rp800 ribu. Mendengar hal itu, MC yang ada di acara tersebut terlihat terkejut dan mempertanyakan kembali harga yang diminta.
"Rp 800 ewu tenan ora kui (Rp 800 ribu beneran enggak itu)," tanya sang MC.
Setelah video ini viral dan diunggah oleh berbagai akun di media sosial, banyak warganet yang berdebat mengenai harga yang ditetapkan oleh pedagang telur tersebut. Pantauan menunjukkan bahwa kejadian ini memicu pro dan kontra di kalangan netizen; beberapa mendukung harga tersebut sebagai wajar, sementara yang lain menganggap harga itu tidak masuk akal dan terlalu mahal.
Ketua Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), Sumartono Hadinoto, memberikan klarifikasi mengenai video tersebut. Ia menjelaskan bahwa insiden itu terjadi sebelum acara rebutan kue keranjang dimulai.
Sumartono juga menambahkan bahwa nampan yang dibawa penjual berisi sekitar 28 lubang, dan di tengah-tengah gelas terdapat beberapa telur gulung yang ditumpuk, sehingga diperkirakan ada sekitar 55 hingga 56 gelas.
Teguh Prakosa juga sempat bertanya kepada penjual mengenai harga satu gelas cup, dan penjual menjawab bahwa satu cup dijual dengan harga Rp10 ribu.
"Pak Teguh tanya juga, itu satu gelas atau cup berapa, ternyata dijual Rp10 ribu, berarti kan mungkin sekira Rp400 ribu, tetapi minta ke Pak Wali Rp800 ribu," ucap Sumartono.
Penjual Sempat Marah
![Niat Borong Telur Gulung, Wali Kota Solo Malah Digetok Harga Rp800 Ribu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/tempImage/2025/01/29/095301.865-untitled-1.jpg)
Pada saat membeli telur gulung, Teguh menyerahkan uang sekitar Rp200 ribu kepada pedagang, karena ia beranggapan jumlah telur gulung yang dibeli tidak terlalu banyak. Namun, penjual tersebut marah dan mengklaim bahwa nampannya berisi 80 cup, di mana setiap cup dijual seharga Rp10 ribu.
Dengan perhitungan tersebut, sang pedagang akhirnya meminta pembayaran sebesar Rp800 ribu. Mendengar permintaan harga yang tinggi itu, beberapa tamu undangan menjadi terkejut. Penonton yang hadir juga terlihat heran dengan jumlah yang diminta oleh penjual.
Tanpa ingin memperpanjang masalah, Teguh Prakoso memutuskan untuk memberikan uang tambahan kepada pedagang, meskipun jumlahnya tidak mencapai Rp800 ribu seperti yang diminta.
"Akhirnya di bawah Rp400 ribu atau Rp500 ribu gitu," ungkap Ketua PMS Surakarta, Sumartono Hadinoto.
Di kesempatan lain, Teguh Prakosa tidak mempermasalahkan harga tinggi yang ditetapkan oleh penjual telur gulung. Ia menjelaskan bahwa tujuan utamanya membeli telur dalam karnaval tersebut adalah untuk membantu melarisi dagangan agar cepat habis.
"Enggak apa-apa dikasih aja. Habis mau bagaimana. Mau diapain. Benar apa tidak kembalikan pada mereka saja. Kita inginnya hanya melarisi," tutup Teguh.