Panglima ABRI pun tak berani usik langkah Prabowo
Merdeka.com - Prabowo Subianto dikenal sebagai salah satu bintang yang bersinar di kalangan tentara Angkatan Darat. Karirnya melejit setelah terjadi kerusuhan 27 Juli 1997 di Kantor PDIP, Jakarta Pusat.
Presiden Soeharto kecewa dengan kejadian itu. Hingga di tubuh ABRI diadakan mutasi besar-besaran. Pejabat ABRI yang dianggap menentang Soeharto langsung dipindahtugaskan dan diganti oleh tentara yang dianggap loyal.
Salah satu yang dipercaya Soeharto adalah menantunya saat itu, Prabowo Subianto . Usai kerusuhan 27 Juli, Prabowo naik pangkat menjadi jenderal bintang dua. Jabatan Komandan Kopassus berganti menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
-
Kapan Prabowo Subianto menjadi Panglima Kopassus? Panglima Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Apa prestasi utama Prabowo Subianto? 'Menhan Prabowo mencatatkan jumlah Net Sentiment tertinggi, yaitu 27,518, yang merupakan indikator kuat dari jumlah besar percakapan positif yang berpusat pada kinerjanya. Hal ini menjadi penanda penting, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Kabinet Indonesia Maju secara keseluruhan,'
-
Bagaimana Prabowo Subianto mencapai prestasi? sepanjang kuartal akhir 2023, Prabowo terlibat aktif dalam sejumlah proyek penting. Yang paling menonjol adalah inisiatif sumur bor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Nantikan update berita Prabowo Subianto di Liputan6.com
Hal itu ditulis Jon Honna dalam papernya yang berjudul, "Military Ideology in Response to Democratic Pressure During The Late Soeharto Era: Political and Institutional Context" Edisi 67. Paper itu sudah diterbitkan dalam bentuk buku yang berjudul, "Suharto dan ABRI: Menjelang Runtuhnya Orba" yang diterbitkan oleh Center for Information Analysis, Yogyakarta 2007.
Dalam keterangan Jun Honna, dengan pembaruan orang-orang di sekeliling Istana, terjadi penyaringan terhadap orang yang dianggap loyal dan tidak. Bahkan dalam analisa Jun Honna, sejak jadi Danjen Kopassus, Prabowo menerapkan aturan struktur komando semaunya termasuk memasuki area wilayah tugasnya.
"Sebuah pernyataan menarik dilontarkan Feisal Tanjung pada Agustus 1998, ketika dia mengatakan bahwa selama masa jabatannya sebagai Panglima ABRI, tak seorang pun, bahkan tidak pula dirinya yang seorang jenderal berbintang empat, tidak bisa secara bebas memasuki wilayah Kopassus yang dikendalikan oleh Prabowo yang hanya seorang mayor Jenderal," kata Jun Honna yang bersumber dari berita Media Indonesia, 25 Juli 1998 yang berjudul "Feisal: Saya Tidak Terlibat Kasus Penculikan Aktivis".
Menurut Jun Honna, seorang Panglima ABRI dengan pangkat jenderal pun bisa tidak didengar oleh Prabowo. Meski dalam struktur militer tentu pangkatnya lebih tinggi pangkat Prabowo. Bagi Jun Honna, status Prabowo sebagai kepercayaan sekaligus menantu Soeharto bisa membuat aturan struktur itu tidak berfungsi.
"Hal ini menunjukkan betapa struktur komando ABRI telah diselewengkan oleh preferensi khusus yang diberikan Soeharto pada anak menantunya," ujar Jun Honna mengomentari keluhan Feisal Tanjung saat itu.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia juga menegaskan, bahwa Jokowi tidak pernah mendikte soal sikap tiap partai politik
Baca SelengkapnyaAksi jenderal berdarah Kopassus ini menjadi sorotan saat mendampingi Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto kembali memuji-muji Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaDukungan kepada Prabowo di Pilpres 2024 semakin kuat
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan Presiden Jokowi demokratis, dan menghormati independensi serta hak setiap partai politik.
Baca SelengkapnyaHasto menjelaskan tidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca SelengkapnyaTidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca SelengkapnyaDjarot mempertanyakan apakah militerisitik Prabowo bisa pudar dan mengubah sikapnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto baru saja menerima gelar kehormatan Jenderal Bintang Empat dari Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaHendropriyono menyatakan tidak ingin ikut campur dalam masalah pencapresan siapapun, baik Ganjar atau Prabowo.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto tidak berani mengklaim didukung langsung Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaGanjar juga mengkritik Prabowo. Ganjar bicara dengan data bahwa kinerja sektor pertahanan turun.
Baca Selengkapnya