Pelajar di Yogyakarta Tertib Ikut Aksi Demonstrasi #GejayanMemanggil
Merdeka.com - Ratusan pelajar di Yogyakarta ikut dan bergabung dengan ribuan massa di #GejayanMemanggil 2, Senin (30/9). Para pelajar turut serta menyampaikan suara aspirasinya. Bahkan ada perwakilan pelajar pula yang sempat berorasi di atas panggung yang dibuat.
Salah seorang pelajar SMK Negeri di Yogyakarta, Doni (17) mengatakan, ikut hadir ke aksi #GejayanMemanggil karena merasa terpanggil melihat kondisi saat ini. Menurutnya ada sejumlah undang-undang yang dinilainya tak sesuai dengan keinginan masyarakat.
"Ya ikut aksi ini karena saya dan teman-teman menganggap ada undang-undang yang dibuat DPR yang dipengenin sama masyarakat. Jadi ya kita ikut buat untuk menyuarakan suara kita," ungkapnya.
-
Aturan apa yang DPR dorong? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendorong Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) untuk membuat aturan yang bisa mencegah terjadinya kasus pelecehan seksual di kalangan aparatur sipil negara (ASN).
-
Apa imbauan DPR kepada masyarakat? 'Untuk seluruh sivitas akademika dan seluruh masyarakat, jangan takut untuk melapor dan memviralkan kalau mengalami intimidasi dari oknum aparat.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa yang diminta DPR ke Polisi? 'Pokoknya wajib dijatuhi hukuman pidana, biar jera orang-orang nekat itu. Dan sebagai sebagai warga Jakarta, kami tentunya berharap pihak kepolisian bisa menjadikan ini bahan evaluasi.' 'Bahwa saat CFD dan di jam-jam olahraga pagi, sebetulnya sangat rawan terjadi tindak kejahatan. Jadi mungkin polisi bisa meningkatkan intensitas pemantauan cctv dan menempatkan aparat tambahan di titik-titik tertentu. Agar masyarakat bisa berolahraga dengan lebih tenang,' tambah Sahroni.
-
Apa yang diminta DPR dari polisi? Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Apa saja permintaan DPR RI ke polisi? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4). Di sisi lain, Sahroni juga memberi beberapa catatan kepada pihak kepolisian, khususnya terkait lama waktu pengungkapan kasus. Ke depan Sahroni ingin polisi bisa lebih memprioritaskan kasus-kasus pelecehan terhadap anak.'Dari yang saya lihat, rentang pelaporan hingga pengungkapan masih memakan waktu yang cukup lama, ini harus menjadi catatan tersendiri bagi kepolisian. Ke depan harus bisa lebih dimaksimalkan lagi, diprioritaskan untuk kasus-kasus keji seperti ini. Karena korban tidak akan merasa aman selama pelaku masih berkeliaran,' tambah Sahroni.
Doni meminta kepada para anggota DPR untuk mendengarkan keinginan masyarakat sebelum memutuskan undang-undang. Sehingga undang-undang yang dibuat sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat.
Sementara itu, seorang pelajar SMK lainnya yaitu Rizki (17) mengatakan bahwa dirinya beserta teman-teman satu sekolahnya datang ke #GejayanMemanggil 2 karena tak sepakat terhadap pelemahan KPK.
Rizki mengungkapkan jika KPK memiliki peranan penting dalam pemberantasan korupsi. Rizki menilai seharusnya KPK diperkuat bukan justru dilemahkan peranannya.
"KPK saat ini dilemahkan. Padahal banyak koruptor yang ditangkap oleh KPK. Pemberantasan korupsi harusnya diperkuat bukan dilemahkan," ucap Rizki.
Rizki mengakui jika sebelum ikut aksi, dirinya sempat pamit pada orang tuanya. Rizki mengaku pamit untuk ikut aksi #GejayanMemanggil 2.
"Tadi izin sama ibu. Dibolehin sama ibu cuma disuruh hati-hati. Kalau ada ramai-ramai (ricuh) disuruh sama ibu buat langsung pulang," tutup Rizki.
Para pelajar ini melakukan aksinya dengan tertib dan sesuai instruksi dari korlap #GejayanMemanggil 2. Para pelajar di Yogyakarta ini pun ikut membubarkan diri dengan tertib seperti peserta aksi lainnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masinton menegaskan pemerintah dan DPR harus mendengar suara rakyat dan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMasinton Pasaribu menemui para demonstran dalam aksi kawal putusan Mahkamah Konstitusi
Baca SelengkapnyaAksi bertajuk "Jogja Memanggil" ini membawa sejumlah tuntutan di antaranya penolakan pada revisi RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu keluar Gedung DPR untuk menemui demonstran.
Baca SelengkapnyaAksi protes saat ini tengah berlangsung di depan gerbang Utama Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaDewan Guru Besar UI Sampaikan Petisi Kritik Pemerintah Jokowi, Rektor Tidak Hadir
Baca SelengkapnyaMahasiswa berangka pukul 11.30 menggunakan 10 kopaja dan 20 angkot. Mereka juga membawa sejumlah spanduk dan poster.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Baca SelengkapnyaSemua anggota dewan tidak ada di kantor dengan alasan sedang study banding ke luar kota.
Baca Selengkapnya