Pemerintah, Muhammadiyah dan NU Lebaran Tanggal Berapa? Kemungkinan Serentak
Kementerian Agama (Kemenag) akan menjadwalkan sidang isbat penentuan 1 Syawal atau hari Lebaran Idulfitri pada Selasa (9/4).
Pemerintah, Muhammadiyah dan NU Lebaran Tanggal Berapa? Kemungkinan Serentak
Sebentar lagi umat Islam akan merayakan Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah atau 2024 Masehi. Lantas tanggal berapakah lebaran tahun ini?
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menjadwalkan sidang isbat penentuan 1 Syawal atau hari Lebaran Idulfitri pada Selasa (9/4).
Sementara itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki memprediksi Lebaran akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Perkiraan jatuhnya Idulfitri tersebut sesuai dengan kriteria visibilitas hilal yang telah disetujui oleh para Menteri Agama di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).
"Berdasarkan kriteria MABIMS, telah disepakati hal itu memenuhi kriteria visibilitas hilal, imkanur ru'yat yaitu setinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat," kata Wamenag Saiful Rahmat Dasuki. Dikutip dari Antara, Jumat (29/3).
Pernyataan senada telah dilontarkan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, yang mengungkapkan adanya kemungkinan persamaan pada pelaksanaan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah versi pemerintah maupun organisasi masyarakat.
Pada 9 April 2024, kata dia, posisi bulan di wilayah Indonesia sudah cukup tinggi, lebih dari 6 derajat dan elongasi sekitar 8 derajat. Faktor itu secara hitung-hitungan sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
"Saat sidang isbat tanggal 9 April 2024 akan diputuskan bahwa Idulfitri jatuh pada 10 April 2024. Itu sama dengan kriteria wujudul hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas, sehingga nanti Idulfitri akan seragam tanggal 10 April 2024," ujar Thomas, Jumat (8/3).
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memperkirakan Lebaran antara Muhammadiyah dengan pemerintah akan sama, yaitu tanggal 10 April 2024. Prediksi ini disebut Haedar berdasarkan beberapa hasil kajian.
"Untuk Idulfitri (2024), dari hasil kajian dan pengumpulan informasi, sama. Jadi kemungkinan berbeda itu tipis," ucap Haedar di UNY, Kamis (21/3).
Sedangkan untuk Nahdlatul Ulama (NU) belum ada informasi terkait penetapan 1 Syawal. Namun jika merujuk pada penetapan Ramadan kemarin, PBNU menggunakan metode rukyatul hilal dalam menentukan awal bulan baru.