Polisi temukan 155 buku ISIS di kediaman penyerang Polda Sumut
Merdeka.com - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merilis sejumlah barang bukti dari para pelaku penyerangan Polda Sumatera Utara. Dari tangan pelaku di tempat kejadian perkara, polisi hanya menemukan sebilah pisau yang digunakan untuk membunuh korban Aiptu Martua Singgalingging.
Saat dilakukan penggeledahan di rumah pelaku atas nama Syawaludin Pakpahan (43), polisi menemukan sejumlah barang bukti. Salah satunya ditemukan 155 buku tulis bersampulkan lambang ISIS.
"Di rumah pelaku SP kami menemukan buku-buku tentang ajaran radikal dan beberapa yang ada kaitannya dengan pelaku," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/6).
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Apa yang ditemukan KPK di Basarnas? Lembaga antirasuah mengungkap kasus dugaan korupsi di Basarnas.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
-
Apa yang ditemukan di rumah tersebut? Tim penyelamat terkejut saat berhasil menggali dan mengumpulkan total 92 ular dalam dua kunjungan berbeda.
-
Barang bukti apa yang ditemukan? Saat penangkapan bersama teman-temannya, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa pods vape yang berisi cairan ganja.
Buku-buku yang ditemukan tersebut merupakan buku tulis dengan sampul yang bertuliskan propaganda untuk ikut dalam kelompok ISIS. Pada bagian depan misalnya bertuliskan khotbah Jumat yang disampaikan Khalifah Abu Bakar Al Baghdadi yakni 'Kabarkanlah keseluruh murtadin di negeri-negeri muslim, ini adalah hari-hari terakhir mereka dan kabarkan ke setiap orang-orang kuffar kami tidak main-main lagi'.
Sementara pada sampul bagian belakang juga terdapat potongan hadis riwayat muslim yakni 'barang siapa yang mati sedangkan ia belum pernah berjihad atau tidak meniatkan diri untuk berjihad maka ia mati di atas satu cabang kemunafikan'. Tak hanya itu, di setiap halaman buku tersebut juga bertuliskan petikan arti ayat Alquran.
Seperti potongan surat Al-Baqarah ayat 216 yang berbunyi 'Diwajibkan atas kalian untuk berperang (2:216) dan potongan surat Al Maidah ayat 44 'Manusia-manusia yang berhukum bukan pada hukum Allah SWT adalah Kafir'.
"Dari cover sudah kelihatan artinya sudah ada penggiringan dengan paham tertentu. Siapapun yang direkrut oleh mereka baik orang tua, remaja atau anak-anak dengan memegang buku tersebut jelas afiliasinya ke Mana dan diarahkan kemana," ujar Rikwanto.
Buku-buku tersebut sengaja dicetak SP untuk dibagikan kepada anak-anak dalam rangka menularkan paham-paham radikal sekembalinya dari Suriah. Salah satu buku tersebut terdapat tulisan anak-anak yang diduga mempelajari bahasa Inggris.
Namun hingga kini pihaknya mengaku masih mendalami tempat pencetakan buku-buku tersebut.
"(Tempat percetakan) masih kita lacak apakah dicetak di Sumut atau tempat lain," kata dia.
Rikwanto menambahkan pola penyebaran paham radikalisme sengaja menyasar anak-anak lantaran dianggap masih bersih dan mudah disusupi paham radikal. Anak-anak pun nanti diberikan seragam, diberikan senjata dan didoktrin paham radikal.
"Paling efektif merekrut anak-anak karena mereka masih bersih, dimasuki dan disusupi ideologi itu. Diharapkan mereka bisa melihat mana kawan mana lawan," tutur Rikwanto.
Adapun sejumlah barang bukti lainnya yang ditemukan dari para pelaku yakni sebuah senapan angin, 2 pisau dapur, sepasang sandal jepit, 2 korek gas, 2 buah ponsel, sebuah tas pinggang berwarna hitam, KTP atas nama Saifuddin Lingga, sebuah kartu anggota yayasan Letupan Indonesia atas nama Siti Rahmah Fadilah, plat master cetakan buku, sepeda motor, satu unit komputer dan dokumen pembayaran kredit pembayaran pinjaman. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih mendalami asal dan rencana penggunaan senjata tersebut.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang pria berinisial DE. Pegawai BUMN itu ditangkap Densus 88 di Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaKedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaPenghuni kontrakan dikenal sebagai pedagang bubur sumsum.
Baca SelengkapnyaDE ditangkap pada Senin (14/8) siang di rumah kontrakannya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Jalan Raya Bulak Sentul RT07 RW27, Bekasi.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaSalah satu simpatisan ISIS bergerak sendiri adalah DE, karyawan BUMN yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Densus 88 Polri Kombes Aswin Siregar mengungkap tampang DE, karyawan BUMN terduga teroris.
Baca Selengkapnya