Prabowo Blak-blakan soal Alasan Memilih Lembah Tidar untuk Ospek Kabinet Merah Putih
Prabowo sempat menjelaskan makna dan nilai sejarah Lembah Tidar sebagai simbol perjuangan panjang bangsa Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto menggelar acara Jamuan Santap Malam Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil), Kawasan Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Acara yang diselenggarakan setelah Upacara Parade Senja ini dihadiri oleh jajaran kabinet, para pemimpin TNI-Polri, taruna Akademi Militer, hingga para jurnalis.
Dalam sambutannya, Prabowo menjelaskan makna dan nilai sejarah Lembah Tidar sebagai simbol perjuangan panjang bangsa Indonesia dalam melawan penjajah.
Mantan Danjen Kopassus ini mengingatkan bahwa tempat ini pernah menjadi saksi sejarah perlawanan Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro terhadap penjajah.
“Saya sengaja memilih Lembah Tidar untuk mengajak pimpinan pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun yang akan datang. Saya jelaskan kepada mereka bahwa Lembah Tidar ini bagian dari suatu wilayah perjuangan panjang," uja Prabowo saat membuka santap malam di Rukan Husein, Akmil, Jawa Tengah, Jumat (25/10).
Prabowo turut mengenang Bukit Tidar sebagai "paku" Pulau Jawa dan simbol keteguhan hati para taruna dan alumni Akademi Militer, tiga angkatan, dan kepolisian yang telah menapakinya. Prabowo menegaskan bahwa profesi militer adalah profesi yang dipilih untuk pengabdian dan berbakti kepada bangsa.
"Ini adalah pusatnya ksatria-ksatria. Karena ksatria adalah mereka yang dari sejak remaja memilih hidup dalam pengorbanan," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo memperkenalkan beberapa alumni terbaik dari Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara, Akademi Angkatan Laut, hingga Akademi Kepolisian yang kini menduduki jabatan strategis di Kabinet Merah Putih. Di antaranya, enam alumni Adhi Makayasa yang kini mengemban peran penting dalam kabinet, termasuk Jenderal bintang empat dan peraih prestasi luar biasa lainnya.
"Di kabinet saya, terdiri juga dari beberapa alumni dan saya bersyukur, saya beruntung saya mendapat alumni yang terbaik yang masuk kabinet saya," kata Prabowo.
Pabowo mengakhiri sambutannya dengan pesan kuat mengenai prinsip kepemimpinan yang harus dipegang teguh. Ia menekankan bahwa pemimpin sejati harus merasakan dan berbagi beban yang dirasakan oleh anak buahnya, sesuai prinsip “Ingarso Sung Tulodo.”
“Kalau anak buah basah, pimpinan harus basah. Kalau anak buah kepanasan, pimpinan harus kepanasan. Kalau anak buah lapar, pemimpin harus merasakan lapar juga. Itu adalah azas kepemimpinan kita," pungkasnya.