Presiden Jokowi Berharap Prabowo-Gibran Bisa Selesaikan Masalah Kesehatan
Kurangnya dokter spesialis di Indonesia, Jokowi meminta agar problem tersebut segera dicarikan solusinya.
Kurangnya dokter spesialis di Indonesia, Jokowi meminta agar problem tersebut segera dicarikan solusinya.
Presiden Jokowi Berharap Prabowo-Gibran Bisa Selesaikan Masalah Kesehatan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan, pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit pendidikan penyelenggara utama (RSP-PU) di Jakarta, Senin (6/5).
Sebelum peresmian, Jokowi bercerita bahwa 10 hingga 15 tahun Indonesia akan mendapatkan bonus demografis. Namun, hal itu akan sia-sia jika kesehatan masyarakat tidak baik.
"Tetapi 68 persen usia produktif itu percuma, akan percuma kalau kesehatannya tidak baik. Oleh sebab itu, betul-betul mati-matian kita harus menyiapkan ini, harus merencanakan ini, harus merombak hal-hal yang kurang harus kita perbaiki semuanya," katanya.
Dia mengaku, jika melakukan kunjungan ke berbagai daerah, dirinya secara mendadak akan meninjau Puskesmas. Presiden Jokowi merasa senang, sebab alat-alat kesehatan sudah lengkap.
"Tapi selalu keluhan di daerah utamanya di provinsi kepulauan, selalu adalah dokter spesialis yang tidak ada. Ini menjadi PR besar kita menurut saya, karena rasio dokter berbanding penduduk kita, saya juga kaget, tadi pagi baru baca 0,47 dari 1.000, peringkat 147 dunia, sangat rendah sekali," ungkap Jokowi.
"Di Asean kita peringkat 9, berarti masuk 3 besar tapi dari bawah. Ini problem angka-angka yang harus kita buka apa adanya," sambung Jokowi.
Tak hanya itu, persoalan lain yakni kurangnya dokter spesialis di Indonesia. Oleh sebab itu, dia meminta agar problem tersebut segera dicarikan solusinya.
"Kita harus membuat terobosan. Dulu-dulu saya begini, pak, biasanya begini pak. Sekarang enggak, ini harus kita memulai, harus berani memulai. Tadi disampaikan menteri kesehatan (Budi Gunadi) ada 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit, sebab itu dua mesin ini harus dijalankan sama-sama agar segara menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya dengan standar internasional," jelas dia.
Namun, terobosan tersebut tak bisa dia lakukan di masa pemerintahannya yang akan berakhir pada 20 Oktober mendatang. Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat menuntaskan dengan baik.
"Tentu tidak dalam masa pemerintahan saya, di masa pemerintahan Presiden yang baru betul-betul semuanya terlaksana dan bonus demografi 68 persen betul-betu bermanfaat untuk melompat maju kita menjadi negara maju dengan GDP ekonomi yang baik, GDP per kapita yang tinggi," tutup Jokowi.