Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rekomendasi Rembuk Nasional minta pemerintah serius hadapi intoleransi

Rekomendasi Rembuk Nasional minta pemerintah serius hadapi intoleransi Rembuk Nasional 2017. ©biro pers

Merdeka.com - Rembuk Nasional 2017 memberi perhatian khusus terhadap masalah intoleransi dan paham radikalisme yang masih berkembang. Pada gelaran tahun ini, Rembuk Nasional secara khusus membentuk forum yang membahas topik merawat kebhinekaan dan memperkokoh NKRI.

Permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam merawat kebhinekaan, salah satunya adalah meruncingnya intoleransi. Menurut survei Wahid Institute, 7,7 % responden bersedia melakukan tindakan radikal, dan itu setara dengan 11 juta penduduk di Indonesia.

Menurut Policy and Research Senior Officer Wahid Institute Alamsyah M.Djakfar, indeks toleransi masyarakat muslim terhadap suatu kelompok yang tidak disukai mencapai tingkat 49%. Adapun ketika ditanyakan kelompok mana yang tidak disukai adalah seperti LGBT, komunis, Yahudi, Kristen hingga ke Wahabi.

Orang lain juga bertanya?

"Dan ketidaksukaan terhadap kelompok ini sepertinya akan terus muncul dan bisa dipolitisasi hingga 2019," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (24/10).

Peserta rembuk juga banyak menyoroti fungsi pancasila sebagai dasar negara yang mulai memudar. Melihat perkembangan situasi tersebut, Rembuk Nasional 2017 memberi beberapa rekomendasi untuk pemerintah. Rekomendasi yang dibacakan Ketua Bidang Rembuk 2, Prof Paschalis Maria Laksono ini terkait ranah hukum, pelembagaan Bhinneka Tunggal Ika, dan strategi merawatnya.

Terkait ranah hukum, Rembuk Nasional menyarankan dilakukannya amandemen peraturan perundangan yang mengancam kebhinneka-tunggal-ikaan, serta menunda dan membatalkan proses RUU yang diskriminatif.

"Pemerintah juga harus ambil inisiatif menyusun peraturan perundangan yang merawat kebhinnekaan dan memperkokoh NKRI, termasuk di antaranya meninjau beberapa kewenangan dalam otonomi daerah," ucapnya.

Selain itu, kata Djakfar, penegakan hukum yang tegas dan kuat terhadap perbuatan-perbuatan intoleran, rasialis, dan diskriminatif terhadap keragaman, baik dalam hal agama, budaya, dan politik, mutlak dibutuhkan.

Terkait Pelembagaan Kebhinneka-Tunggal-Ikaan, pemerintah disarankan melaksanakan secara selaras dan berkesinambungan pembudayaan (internalisasi) nilai-nilai kebhinneka-tunggal-ikaan dalam pendidikan dengan memastikan tersedia guru berkompeten dalam jumlah yang memadai yang dihasilkan oleh proses pendidikan guru yang bernaluri bhinneka tunggal ika.

"Perlu juga dilakukan reformasi kurikulum baik pada pendidikan sipil, militer, dan kedinasan. Selain itu perlu Pelembagaan (institusionalisasi) nilai bhinneka tunggal ika sebagai indikator utama pada semua program yang didanai oleh APBN dan APBD," tegasnya.

Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk merawat kebhinekaan antara lain dengan membuka ruang-ruang interaksi antar agama, budaya, dan golongan dengan mengatur badan-badan penyiaran nasional dan daerah untuk mendukung dan merawat kebhinekaan bersama.

Selain itu, perlu juga memperkuat partisipasi publik melalui peran seni, budaya lokal, dan kreativitas oleh berbagai pemangku kepentingan, utamanya generasi muda, sesuai dengan acuan kearifan budaya lokal dan teknologi informatika.

Poin-poin rekomendasi tersebut telah disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo dalam acara puncak Rembuk Nasional 2017, Senin (23/10). Rembuk Nasional 2017 yang mengangkat tema besar Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat, ini adalah Rembuk Nasional ketiga yang telah dilaksanakan.

Hal yang membedakan Rembuk Nasional 2017 dari dua rembuk sebelumnya adalah rembuk kali ini didahului Rembuk Daerah yang diselenggarakan di 16 Perguruan Tinggi terpilih di 14 Provinsi, mulai dari Universitas Cendrawasih di Jayapura sampai Universitas Syiah Kuala di Aceh, dan masing-masing mengambil pilihan topik yang berbeda.

Menurut Ketua Panitia Rembuk Nasional 2017, Firdaus Ali, Rembuk Nasional 2017 adalah wujud partisipasi masyarakat dan kalangan intelektual untuk mendalami sekaligus mengkritisi capaian tiga tahun pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla. Di samping untuk memberikan usulan alternatif pemecah masalah, hasil rembuk nasional juga akan dikemas sedemikian rupa untuk dapat dikomunikasikan kepada publik secara cerdas demi membangun optimisme masyarakat. (mdk/rzk)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Saya Baca Medsos sampai Geleng-Geleng, Padahal Para Capres Ngopi Bareng
Jokowi: Saya Baca Medsos sampai Geleng-Geleng, Padahal Para Capres Ngopi Bareng

Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia tetap menjaga demokrasi dan moralitas jelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bakal Kumpulkan Seluruh Bupati dan Gubernur di IKN, Bahas Pilkada?
Jokowi Bakal Kumpulkan Seluruh Bupati dan Gubernur di IKN, Bahas Pilkada?

Pada saat seluruh Kepala Daerah yang dikumpulkan akan ada pembahasan dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Singgung Debat Serang Personal: Saya Tegur Tiga Calon, Introspeksi Semuanya
VIDEO: Jokowi Singgung Debat Serang Personal: Saya Tegur Tiga Calon, Introspeksi Semuanya

Jokowi menegur tiga calon presiden, bukan hanya satu atau dua capres saja.

Baca Selengkapnya
Di Forum Apdesi, Prabowo: Kita Tidak Boleh Pecah, Ribut dan Rusuh
Di Forum Apdesi, Prabowo: Kita Tidak Boleh Pecah, Ribut dan Rusuh

Menhan Prabowo Subianto hadir di Rakernas Apdesi di Jambi yang digelar selama dua hari.

Baca Selengkapnya
Jokowi Geleng-Geleng Kepala: Di Bawah Masih Ramai, Di Atas Sudah Ngopi Bareng
Jokowi Geleng-Geleng Kepala: Di Bawah Masih Ramai, Di Atas Sudah Ngopi Bareng

Jokowi mengatakan, setiap lima tahun sekali dipastikan Pemilu akan terus terjadi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Masjid Dijaga dari Ancaman Intoleransi dan Politisasi
Jokowi Minta Masjid Dijaga dari Ancaman Intoleransi dan Politisasi

Jokowi menegaskan, masjid harus menjadi tempat mempersatukam keberagaman Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi di Harlah Muslimat NU: Jangan Gara-Gara Pemilu, Sesama Tetangga Tidak Saling Sapa
Jokowi di Harlah Muslimat NU: Jangan Gara-Gara Pemilu, Sesama Tetangga Tidak Saling Sapa

"Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling sapa tidak boleh," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Jokowi Hadiri Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK, Ingatkan Jangan Mau Diadu Domba karena Pemilu
FOTO: Momen Jokowi Hadiri Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK, Ingatkan Jangan Mau Diadu Domba karena Pemilu

Jokowi dengan tegas mengingatkan, jangan tidak boleh tidak saling menyapa karena adanya perbedaan pendapat saat pemilu.

Baca Selengkapnya
LIVE STREAMING: Pidato Presiden Jokowi Bahas RAPBN 2024 di Sidang Tahunan MPR/DPR
LIVE STREAMING: Pidato Presiden Jokowi Bahas RAPBN 2024 di Sidang Tahunan MPR/DPR

Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR/DPR di Jakarta

Baca Selengkapnya
Singgung soal Kesetiaan, Ini Permintaan Presiden Prabowo ke Anggota Kabinet Merah Putih saat Pembekalan
Singgung soal Kesetiaan, Ini Permintaan Presiden Prabowo ke Anggota Kabinet Merah Putih saat Pembekalan

Prabowo dengan tegas meminta agar pada anggota kabinet tak hanya setia kepadanya.

Baca Selengkapnya
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Kepada Tokoh Lintas Agama di Sumut: Rajut dan Rawat Keberagaman
Pesan Wapres Ma'ruf Amin Kepada Tokoh Lintas Agama di Sumut: Rajut dan Rawat Keberagaman

Ikrar Merajut Keberagaman yang digelar JBMI hari ini, merupakan salah satu ikhtiar untuk merawat keragaman dan menjaga nilai-nilai luhur.

Baca Selengkapnya
Jokowi Harap Muktamar Sufi Islam Internasional Wujudkan Kerukunan, Toleransi & Tolak Hoaks
Jokowi Harap Muktamar Sufi Islam Internasional Wujudkan Kerukunan, Toleransi & Tolak Hoaks

Jokowi mengatakan, muktamar ini menjadi bukti bahwa Islam di Indonesia bukan lagi Islam pinggiran.

Baca Selengkapnya