Saat Anas kembali panas dengar 'nyanyian' Nazar
Merdeka.com - Anas Urbaningrum sewot dengan kesaksian mantan koleganya di Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu meyakini Nazar 'bernyanyi' karena pesanan pihak tertentu.
Anas hadir di persidangan kasus korupsi proyek e-KTP di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (23/11). Anas bersaksi untuk terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong.
Hal itu terungkap saat hakim anggota Emilia Subagja membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) milik Anas saat proses penyidikan di KPK. Emilia pun meminta konfirmasi tersebut kepada Anas.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang diduga melakukan korupsi? KPK telah mendapatkan bukti permulaan dari kasus itu. Bahkan sudah ada tersangkanya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Apa yang dilakukan Inul Daratista terkait mantan karyawannya? Baru-baru ini, Inul menceritakan sebuah pengalaman mengejutkan terkait mantan karyawan yang berusaha menggelapkan aset perusahaan. Kepercayaan yang ia berikan ternyata disalahgunakan untuk melakukan tindakan kriminal, seperti pencurian mobil operasional serta uang perusahaan.
-
Kenapa Inul Daratista melaporkan mantan karyawannya? Inul menegaskan, 'Saya tidak akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.' Ia bertekad untuk memberikan efek jera agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
-
Siapa yang menggugat Dewas KPK? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku sudah mengantisipasi gugatan pimpinan KPK Nurul Guhfron di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk menguji materi etiknya karena membantu mutasi ASN di Kementan dari pusat ke daerah.
"Anda bilang ada yang mengajari dia (Nazar). Siapa?" tanya Emilia kepada Anas, Kamis (23/11).
Mantan ketua umum Partai Demokrat itu enggan mengungkap sosok yang diduganya mengarahkan Nazaruddin memberi kesaksian. Dia beralasan tidak relevan jika hal tersebut diungkap saat ini.
"Ada. Saya tidak bisa sampaikan. Bisa membedakan mana fakta mana fiksi," ujar Anas.
"Siapapun yang menuduh itu atau yang menggunakan dia (Nazaruddin) itu di dalam proses ini bersumpah kutukan, sumpah mubahalah," tegasnya.
Pada kasus ini, Nazar kerap kali memberikan kesaksian yang menyudutkan Anas, di antaranya penerimaan uang korupsi e-KTP untuk kemudian digunakan dalam kongres pencalonan ketua umum partai berlambang Mercy itu. Kedua, Nazar mengatakan, Anas bertemu dengan anggota Komisi II DPR Mustoko Weni dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, membahas pengangkatan Irman sebagai Dirjen Dukcapil Kemendagri.
Nazar mengatakan, penempatan Irman sebagai Dirjen agar mempermudah pengaturan proyek senilai Rp 5,9 triliun itu. Kasus ini juga menyeret ketua DPR Setya Novanto.
"Mei tahun 2010 kongres, bulan itu belum ada keputusan tentang proyek e-KTP. Juni diajukan Kemendagri kepada komisi II, jadi ketika jelang kongres Partai Demokrat belum pernah ada cerita e-KTP," ujar Anas.
"Saya sampaikan fakta, saya tidak pernah menerima sesuatu," imbuhnya.
Anas meminta kesaksian Nazaruddin dipastikan kebenarannya. "Khusus menyangkut saya apapun pembicaraan yang bersangkutan (Muhammad Nazaruddin) harus diverifikasi 7 kali," ujar Anas, Kamis (23/11).
Mantan ketua umum Partai Demokrat itu mencontohkan keterangan Nazarudin pada persidangan dirinya terkait kasus korupsi proyek wisma atlet di Hambalang, Jawa Barat. Dia menilai banyak keterangan Nazaruddin tidak bersesuaian dengan kesaksian saksi saksi lainnya. Salah satunya mengenai keuangan.
Dia juga mengatakan Nazar menggerakan saksi agar memberikan keterangan tidak benar sehingga menyudutkan posisinya. "Dia banyak melakukan kesaksian bohong. Lepas kesaksiannya dipakai atau tidak dipakai, menyuruh anak buahnya memberikan keterangan bohong tentang saya," ujarnya.
Anas juga membantah turut campur pengangkatan Irman sebagai Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri. Irman juga tersangkut kasus korupsi proyek e-KTP. "Tidak pernah. Apalagi bicara struktur personalia Kemendagri," ujar Anas, Kamis (23/11).
Dia tidak menampik pernah bertemu dengan Gamawan saat ada rapat Partai Demokrat di Cikeas. Anas pun menyindir pihak yang mengatakan dirinya ikut campur atas pengangkatan Irman sebagai Dirjen Dukcapil Kemendagri.
"Saya sekali ketemu Pak Gamawan di Cikeas dan tidak mungkin sata mengganti stafnya atau dirjennya. Hanya orang yang agak miring minta ganti (pihak di luar Kemendagri ikut campur) Dirjen," ujarnya.
Dia pun mengklaim tidak mengenal sosok Mustoko Weni, anggota Komisi II DPR. Sementara pada persidangan sebelumnya, Nazaruddin mengatakan Anas bertemu dengan Gamawan Fauzi dan Mustoko Weni. Pertemuan itu membahas agar Irman diangkat menjadi Dirjen Dukcapil Kemendagri.
"Waktu itu memang Mustoko Weni, Mas Anas (Anas Urbaningrum) ketemu dengan Mendagri (Gamawan Fauzi) itu disampaikan supaya Pak Irman (menjadi Dirjen Dukcapil). Dianggap Pak Irman lebih baik mengurus e-KTP," ujar Nazar saat memberikan kesaksiannya, Senin (20/11).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diketahui, Ketua Umum PKN sebelumnya Gede Pasek Suardika berharap Anas Urbaningrum akan menyampaikan pidato politik sebagai ketua umum baru pada Sabtu, 15 Juli
Baca SelengkapnyaSiapa sangka jika sederet artis cantik Tanah Air ini masih suka mengompol.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan banyak calon presiden hanya memberikan janji padahal berbohong.
Baca SelengkapnyaAnas belum memutuskan arah dukungan pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNamun, dalam acara tersebut mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu tak ujuk-ujuk digantung. Dia justru merayakan momen ulang tahunnya yang ke-54.
Baca SelengkapnyaMassa Pendukung Ganjar Padati Simpang Lima, Megawati dan Puan Nyanyi Cinta Hampa dan Joget Bareng King Nassar
Baca SelengkapnyaNassar mengajak Ketua Umum PDI Perjuangan Mengawati Soekarnoputri untuk bernyanyi.
Baca SelengkapnyaRapimnas Demokrat ditutup dengan nyanyian SBY, yang membuat seluruh tamu bergoyang
Baca SelengkapnyaNamun mengenai kepastian isi pertemuan itu Demokrat menyebut hanya Surya Paloh dan tuhan.
Baca SelengkapnyaKeluarga Dini korban Gregorius Ronald Tannur mendatangi Gedung DPR untuk mengadu kepada Komisi III DPR.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang casis Polwan yang memiliki suara merdu dan mendayu-dayu, ternyata ia adalah finalis Liga Dangdut tahun 2019.
Baca SelengkapnyaLaporan itu teregister dengan nomor LP/B/385/XI/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 27 November 2023.
Baca Selengkapnya