Terungkap, Anas Urbaningrum Jujur soal Hubungannya dengan Demokrat
Anas belum memutuskan arah dukungan pada Pilpres 2024.
Anas Urbaningrum selelu identik dengan Demokrat.
Terungkap, Anas Urbaningrum Jujur soal Hubungannya dengan Demokrat
Anas Urbaningrum menyebut tidak musuh antar partai meskipun dirinya mendapat kursi baru sebagai ketua umum di Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Hal itu juga berlaku dari partai yang bekas dijajakinya, yakni Demokrat.
"Buat PKN tidak ada partai manapun yang musuh,"
Anas Urbaningrum
Anas menyebut berkomunikasi dengan semua partai merupakan hal yang wajar saja. Namun ada halnya dalam komunikasi itu akan mempertemukan pendapat yang sama di beberapa partai.
Kendati itu, ketika ditanya akan partai IKN hendak berlabuh kemana di ajang peta demokrasi pemilu 2024 nanti. Anas mengatakan akan merembukan hal itu terlebih dahulu kepada jajarannya.
"Arah koalisi akan dibahas sungguh-sungguh di dalam partai dengan pertimbangan-pertimbangan matang. Tetapi pertimbangan yang matang adalah mana yang paling maslahat di Indonesia," ujar dia.
Meskipun pendaftaran calon Presiden dan calon wakil Presiden hanya tinggal menghitung beberapa bulan lagi. Ia mengaku bukan perkara mudah untuk menyelaraskan visi misi partainya dengan capres yang diusung oleh masing-masing koalisi."Nah itulah yang akan kami godok serinci-rincinya, sekeras-kerasnya kalau berantem pikiran gagasan, ketika memutuskan yasudah itu keputusan bersama tapi itu tentu tidak hari ini itu butuh waktu,"
Anas Urbaningrum
Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Demokrat itu menegaskan untuk kriteria Capres dan Cawapres versi PKN bukanlah dari pandangannya semata. Meskipun sudah terjun di dunia perpolitikan selama bertahun-tahun. "PKN itu bukan milik pribadi saya. Bukan milik keluarga saya. Karena itu, semuanya keputusan harus dibahas bersama di partai berdasarkan mekanisme yang sudah diatur dalam ad/art dan peraturan organisasi lainnya," tutup dia.Sebelumnya, Anas yang baru saja didapuk menjadi ketua Umum partai IKN ingin berpidato di Monas masalah kepentingan bangsa hingga klarifikasi soal kasus korupsi Hambalang.
Lokasi itu dipilih, lantaran sempat viral setelah ucapannya 'Gantung Anas di Monas jika terlibat sepeser pun korupsi Hambalang'. Pidato politiknya itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-54. Anas berkali-kali menyinggung kezaliman hukum dalam isi pidato politiknya.