Serabut Kelapa Asal Banyuwangi Laku Diekspor ke Tiongkok
Merdeka.com - Kabupaten Banyuwangi memiliki peluang baru untuk eksportir Cocofibre (serabut kelapa) ke Tiongkok. Ekspor serabut kelapa dari Banyuwangi tahun ini sebanyak 95 ton dengan nilai Rp 200 juta.
Ekspor serabut kelapa dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian dari Banyuwangi oleh PT. Sumber Makmur Bakti Mulya ke Tiongkok, Kamis (5/9).
Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi menjelaskan, serabut kelapa tersebut akan digunakan untuk bahan baku matras atau jok mobil.Serabut kelapa selama ini seringkali hanya menjadi bahan bakar memasak rumah tangga bahkan hanya menjadi limbah.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Siapa eksportir porang asal Bulukumba? “Terima kasih banyak teman-teman dari Bulukumba. Eksportirnya masih muda, umurnya 22 tahun,“ sebutnya.
-
Dimana Sulawesi Selatan ekspor produknya? Dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan Sulsel, ekspor ini juga dalam rangka 354 Tahun Sulsel dengan tema “Sulsel Andalan Indonesia“ di Pelabuhan Peti Kemas Jalan Nusantara, Minggu (6/8).
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Bagaimana pabrik kulit Wonocolo melayani ekspor? Pabrik kulit yang terkenal dengan aktivitas ekspornya ini mayoritas pekerjanya adalah pribumi.
"Serabut kelapa digunakan sebagai bahan campuran membuat matras dan jok mobil, sedangkan kompos dimanfaatkan sebagai media tanam. Awalnya tidak ada yang mengira kalau produk samping yang disangka limbah tersebut bernilai ekonomi bahkan diekspor ke mancanegara," ujar Fauzi di sela pelepasan ekspor serabut kelapa di Banyuwangi.
Dia melanjutkan, ekspor serabut kelapa telah dilakukan sejak 2016. Selain dua komoditas tersebut Banyuwangi juga melakukan ekspor Buah Naga, Manggis, Kopi, dan Tembakau ke berbagai negara.
Menurut data tahun 2018 periode Januari - Agustus ekspor serabut kelapa dan Cocopeat (serabut kelapa olahan) mencapai 6.772 ton senilai Rp 19 miliar dan pada periode yang sama di tahun 2019 mencapai 11.333 ton senilai Rp 33 miliar.
"Ini menunjukkan kenaikan jumlah dan nilai ekonomi yang signifikan yaitu lebih dari 50 persen. Dengan kata lain, komoditas yang dulunya sering dianggap limbah ternyata saat ini mampu menyumbangkan devisa bagi negara," katanya.
Pihak Kementan sendiri terus berupaya meningkatkan peluang ekspor terutama di sektor pertanian, salah satunya melalui aplikasi Indonesian Maps of Agricultural Commodities Exports (Mace). Aplikasi tersebut, berisi informasi kegiatan ekspor di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian di seluruh Indonesia.
"Seiring dengan kebijakan tersebut, Badan Karantina Pertanian meluncurkan program Ayo Galakkan Ekspor Generasi Milenial Bangsa (Agrogemilang) pada tahun 2019, Membuka layanan inline inspection, dan meluncurkan aplikasi Imace," ujarnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.
Baca SelengkapnyaGubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman melepas ekspor produk Andalan Sulsel senilai Rp1,43 triliun ke pasar global.
Baca SelengkapnyaSebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Menperin, Jerman merupakan salah satu negara yang cukup sulit ditembus untuk barang-barang ekspor nasional, terutama produk makanan.
Baca SelengkapnyaProduk yang dikirim ke luar negeri yaitu 13 ton cangkang keong lola
Baca SelengkapnyaSebanyak 4 kontainer ikan tuna kaleng dengan nilai kontrak sebesar 10 juta USD diberangkatkan dari Banyuwangi menuju Kanada.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus berupaya membantu kemajuan dan perkembangan industri dalam negeri
Baca SelengkapnyaDalam pameran internasional yang berlangsung selama 3 hari ini, KKP membawa 9 eksportir produk perikanan.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca Selengkapnya