Targetkan 60 Persen di Kaltim, Ganjar Lihat Potensi Sumber Daya Alam dan IKN
Ganjar menyoroti susahnya masyarakat Balikpapan mendapat BBM bersubsidi.
Ganjar meminta caleg-caleg yang ikut pemilu mendengarkan suara masyarakat.
Targetkan 60 Persen di Kaltim, Ganjar Lihat Potensi Sumber Daya Alam dan IKN
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri pertemuan dengan partai pergusung bersama Tim Pemenangan Daerah (TPD) dan relawan di salah satu hotel di kawasan Balikpapan, Kaltim.
Dalam kesempatan itu, Ganjar menyampaikan, Kalimantan Timur menjadi salah satu daerah yang sangat penting untuk dimenangkan pada Pilpers 2024.
Bukan tanpa alasan, Ganjar kemudian bicara soal potensi sumber daya alam di Kaltim dan letak Ibu Kota Nusantara.
merdeka.com
"Kalimantan Timur itu menjadi daerah yang sekarang sangat penting sekali. Sumber daya alamnya bagus, di sini ada IKN dan semua berharap bisa berkontribusi dan mendapatkan manfaat lebih untuk kemakmuran masyarakat yang ada di Kalimantan Timur," kata Ganjar kepada wartawan, Selasa (5/12).
merdeka.com
Karena itu, konsolidasi kekuatan bersama partai pengusung dan relawan Ganjar-Mahfud merupakan salah satu cara menyatukan pandang terkait visi-misi dan progam yang mesti disampaikan pada masyarakat.
Ganjar meminta caleg-caleg yang ikut pemilu mendengarkan suara masyarakat terkait harga kebutuhan pokok, permasalahan BBM dan sebagainya. Dia mengingatkan, masa kampanye kurang lebih 2 bulan lagi.
"Ketua tim ini mereka yang nanti akan menyiapkan pola-pola gerakannya. Insyaallah sih kompaklah, antara partai pengusung dan relawan," ujar dia.
PDI Perjuangan bersama partai pengusung menargetkan pasangan Ganjar-Mahfud bisa mendapat 60 persen suara pemilih. Ganjar meminta Ketua DPD PDI Perjuangan, Irjen Purn Safaruddin untuk turun tangan menyusun startegi demi mewujudkan target tersebut.
"60 persen Pak," jawab Safaruddin
"Mereka sendiri yang menyiapkan," Ganjar menimpali.
Kemudian, Ganjar menyoroti susahnya masyarakat Balikpapan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Temuan itu diterima Ganjar saat mendengar keluhan dari seorang tukang ojek pangkalan bernama Muhamad Wahid di Pasar Baru.
Ganjar mendesak, pemerintah segera bertindak mengatasi permasalahan itu. Menurut dia, fenomena seperti ini tak hanya terjadi di Balikpapan.
"Ini menarik karena kemarin kami melihat di Papua, saya melihat pemandangan yang sama, di NTT kemarin kami melihat dan hari ini di Balikpapan. Ironinya adalah ini penghasil minyak," timpal Ganjar.
Menurut Ganjar, pemerintah perlu mengkaji kembali alur distribusinya yang dinilai bermasalah.
"Maka kita juga musti membereskan itu. Saya kira Pertamina pasti bisa, tapi jadi pertanyaan kita, apakah produksinya selama ini mencukupi," ujar Ganjar.
"Kalau tidak mencukupi, saya kira dibuat tindakan-tindakan alternatif, tapi kalau kita melihat kondisi ini, mustinya sudah masuk ke dalam kedaruratan," ujar dia.
Dia mengatakan, pemerintah intervensi khususnya dilakukan di daerah-daerah terpencil. Balikpapan contohnya, sebagai penghasil minyak mesti mendapatkan prioritas.
"Ini harus menjadi perhatian. Ya setidaknya kawan-kawan kita yang bisnisnya, profesinya sebagai tukang ojek bisa mendapatkan akses yang mudah. Ini yang kecil mesti kita bela," ujar dia.
merdeka.com