Trauma Mendalam Keluarga Rudy Soik, Polisi Dipecat Usai Bongkar Korupsi Kini Dibuntuti Drone
Menurut Ferdi Maktaen, pihaknya sudah tidak mengerti lagi maksud Polda NTT dalam memantau Ipda Rudy Soik bersama keluarganya
Kuasa Hukum Ipda Rudy Soik, Ferdi Maktaen mengatakan, keluarga kliennya trauma dan merasa tidak nyaman setelah rumah mereka selalu dipantau drone, difoto, didatangi Propam hingga istri dicegat anggota Propam di jalan.
Menurut Ferdi Maktaen, pihaknya sudah tidak mengerti lagi maksud Polda NTT dalam memantau Ipda Rudy Soik bersama keluarganya. Memang polisi diberikan kewenangan untuk menghadang dan memberhentikan seseorang yang dicurigai.
Menurutnya, perlu dilihat karena saat ini sedang adanya rentetan kasus. Mulai dari aksi pemotretan hingga pemantauan rumah Ipda Rudy Soik menggunakan drone. Bahkan istri Ipda Rudy Soik dicegat saat sedang mengendarai kendaraan.
"Sebenarnya istri Rudy Soik ini ada masalah apa dengan polisi? Yang bermasalah ini kan suaminya, kenapa istrinya yang dicegat? Bagi kami ini bentuk intimidasi," kata Ferdi Maktaen, Kamis (24/10).
Ia menjelaskan, seharusnya Polisi berlaku santun sehingga tidak membuat keluarga Ipda Rudy Soik trauma. Apalagi istri Ipda Rudy, Welinda Wonlele merupakan seorang pimpinan Bank BUMN.
"Dia seorang pimpinan Bank BUMN tapi dicegat seperti itu dan dilihat banyak orang kemudian viral di media sosial. Secara kelembagaan dia malu. Apakah tidak ada cara lain polisi memeriksa identitas dia?" ungkap Ferdi Maktaen.
Atas perlakuan sewenang-wenang polisi terhadap keluarga Ipda Rudy Soik membuat Ferdi Maktaen menilai, Polda NTT sudah tidak profesional dalam menjalankan tugasnya.
"Ada anggota Propam bilang periksa identitas untuk didokumentasikan, dokumentasi untuk apa? Memangnya Rudy Soik ini kasusnya seheboh apa? Sehingga harus dibuntuti seperti itu?," tanya Ferdi Maktaen.
Ia berharap, Ia berharap Polda NTT lebih obyektif dalam menangani kasus ini, karena siapa pun dia jika diperlakukan seperti itu akan merasa tidak nyaman dan trauma.
Pergerakan Ipda Rudy Soik Dipantau Polisi
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy membenarkan kejadian itu. Dia menjelaskan, awalnya sejumlah anggota Propam ke rumahnya untuk melakukan pengecekan, karena ada informasi bahwa Ipda Rudy Soik ingin meninggalkan Kupang.
"Anggota Propam ke rumah Ipda Rudy Soik untuk foto dalam rangka penyelidikan dan pengawasan. Karena sesuai janjinya bahwa dia akan ke Polda untuk menjalani hukuman disiplin 14 hari," ujarnya, Rabu (23/10).
Saat anggota Propam pulang, mobil yang mereka tumpangi dibuntuti oleh satu mobil yang tidak dikenali. Karena merasa curiga dibuntuti terus, anggota Propam pun menepi dan memberhentikan mobil yang mencurigakan itu.
Saat dilakukan pemeriksaan, baru diketahui mobil tersebut dikendarai oleh istri Rudy Soik sehingga dilakukan pemeriksaan surat-surat kendaraan, seperti surat Izin mengemudi (SIM) dan STNK.
"Anggota ingin memastikan ada kepentingan apa mengikuti anggota," tutur Ariasandy.