Ramai-Ramai Anggota DPR Bela Rudy Soik yang Dipecat Usai Bongkar Kasus Mafia BBM
Polemik pemecatan Ipda Rudy Soik berlanjut hingga ke Senayan. Rudy Soik melawan karena dipecat.
Polemik pemecatan Ipda Rudy Soik berlanjut hingga ke Senayan. Rudy Soik melawan karena dipecat. Dia mengadukan nasibnya ke Komisi III DPR yang berujung pemanggilan terhadap Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Mohang Silitonga.
Di depan Komisi III, Kapolda NTT memaparkan kasus yang membelit Ipda Rudy Soik berujung PTDH. Rudy Soik disebut melakukan pelanggaran kode etik profesi yaitu ketidakprofesionalan dalam penyelidikan dugaan penyalahgunaan bahan bakar minyak dengan cara memasang garis polidi di lokasi tempat karaoke milik Ahmad Anshar dan Algajali Munandar di Kelurahan Alak dan Fatukoa.
"Rudy Soik juga melakukan fitnah, bahwa anggota Propam ini yang menerima uang suap dari terduga pelaku. Kemudian disidangkan, Rudy Soik tidak mengaku, dan akhirnya didisiplinkan dengan hukuman perbuatan tercela," kata Silitonga.
"Kemudian pada pemeriksaan selanjutnya, bahwa Ipda Rudy Soik meninggalkan tugas, tidak ada di Kupang, melainkan di Jakarta. Dan kemudian ketika disidangkan dia kembali menyangkal," ujar dia.
Alhasil, Majelis Sidang Kodet Etik menjatuhkan sanksi etik berat yaitu pemecatan tidak hormat kepada Rudy Soik tertanggal 11 Oktober 2024 lalu. Dengan tuduhan, Rudy Soik melakukan perbuatan tidak sesuai standar operasional prosedur dan ketidakprofesionalan.
Ramai Dibela Anggota DPR
Mendengar penjelasan Kapolda, Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Benny K Harman menyentil alasan Ipda Rudy Soik dipecat tidak hormat alias PTDH.
"Itu (alasan PTDH Ipda Rudy Soik) tidak masuk akal," sentil Benny saat RDP dengan jajaran Polda NTT di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10).
Benny mencurigai bahwa Kapolda NTT saat itu tengah 'dikerjai' oleh anak buahnya terkait putusan etik Ipda Rudy Soik. Bukan tanpa sebab. Benny mengaku melacak terkait kasus TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang) yang dibongkar Rudy Soik, ia menemukan bahwa terduga pelaku merupakan orang dalam 'Ordal' Polda NTT.
"Saya duga ini adalah balas dendam. Saya kenal Pak Kapolda orang yang sangat bijak baru datang ke NTT juga, mungkin ndak kenal situasi di NTT. Saya duga Pak Kapolda dikerjai oleh anak buah hanya untuk menghukum Rudy Soik," sentil Benny.
"Ndak masuk akal ini Pak Kapolda pemaparan soal kasus BBM ini kok sampai dia dipecat, masa enggak ada yang lebih bijak lagi," sambungnya.
Sementara itu, Anggota Komisi III Fraksi Partai Golkar Rikwanto menyayangkan pemecatan Ipda Rudy Soik. Karena hanya berkaitan dengan satu kasus.
"Yang kedua NTT Pak Daniel saya bukan ingin menambah beban lagi ini. Kayaknya saya tertekan sekali di sini ya, tapi kalau kita baca-baca tadi pelanggarannya itu karaoke, TPPU, selain fitnah pergi tanpa izin. Ini ternyata dalam satu paket ya dalam satu waktu yang singkat. Kalau istilahnya alat bukti itu saksi ya saksinya 20 ya satu saksi dianggap satu alat bukti," kata Rikwanto.
"Jadi bukan kalau diakumulasi sudah tiga atau lebih pelanggaran bisa di beda itu kuantitasnya begitu, tapi ini satu kasus yang berkaitan dan dengan pertimbangannya untuk PTDH itu terlalu cepat mungkin," tuturnya.
Terkait kejadian di wilayah hukum Polda Sulteng, Rikwanto menyarankan agar Kapolda turun langsung, mengecek anggota penjaga tahanan.
"Kapolda turun enggak apa-apa ke ruang tahanan itu cek langsung tanya-tanya langsung," kata Rikwanto saat rapat dengan Kapolda Sulteng dan NTT di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (28/10).
Bukan tanpa sebab, Purnawirawan Jenderal Bintang Dua ini mengungkapkan polisi penjaga tahanan mempunyai tanggung jawab berat. Padahal, polisi tersebut masuk dalam level bawah.
"Penjaga tahanan itu penting, itu orang kecil di level anggota Kepolisian tapi tanggung jawabnya besar sekali," ungkapnya.
"Makanya sering-sering dikunjungi, dikasih tausyiyah juga bagaimana SOP SOP menangani tahanan. Mereka-mereka (tahanan) itu memang punya salah tapi bukan berarti martabatnya kita hilangkan mereka harus kita jaga keselamatannya," tuturnya.
DPR Dorong Evaluasi Pemecatan Rudy Soik
Komisi III DPR menilai, perlu adanya evaluasi terkait pemecatan Ipda Rudy Soik tersebut. "Komisi III DPR perlu menilai perlu dilakukan evaluasi terkait keputusan pemberhentian tidak dengan hormat terhadap Rudy Soik," kata anggota Komisi III DPR Sarah Yuliati saat membacakan kesimpulan rapat, Senin (28/10).
Selain itu, Komisi III juga meminta Kapolda NTT mempertimbangkan kembali keputusan pemecatan Ipda Rudy.
"Dengan tetap berpedoman kepada peraturan perundang-undangan, yang berlaku serta memperhatikan aspek keadilan dan kemanusiaan," tuturnya.
Terakhir, Komisi III meminta Polda NTT mengusut tuntas tugas kasus mafia BBM ilegal yang sempat dibongkar Ipda Rudy Soik.
"Kami meminta Kapolda NTT fokus melakukan proses penegakan hukum terhadap kasus TPPO dan BB ilegal tanpa pandang bulu, dengan mengedepankan transparansi dan
Keponakan Prabowo Lapor Presiden
Wakil Ketua Komisi VII DPR Rahayu Saraswati bakal melapor ke Presiden Prabowo Subianto, jika nasib Rudy Soik, polisi yang dipecat karena membongkar kasus mafia BBM di Nusa Tengara Timur, tidak ditindaklanjuti dengan jelas oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Keponakan Prabowo itu menilai Rudy Soik telah membongkar kasus mafia subsidi BBM yang merugikan para nelayan NTT. Namun karena tugas itu, Rudy justru diterpa pelanggaran kode etik hingga dipecat.
"Kalau tidak ada tindak lanjut yang jelas dan tidak ada keberpihakan yang jelas kepada masyarakat, khususnya dalam hal ini saya mewakili NTT, tentunya saya akan mengangkat ini ke tingkat yang lebih tinggi lagi," kata Rahayu di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (28/10). Dikutip dari Antara.
Walaupun sudah dipecat, Kepolisian menyatakan bahwa Rudy Soik masih memiliki waktu untuk mengajukan banding atas putusan pemecatan tersebut. Rahayu pun mengatakan bahwa Rudy Soik merupakan sosok polisi yang sudah berjuang melawan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Namun polisi yang berpangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda) itu kini seolah-olah menjadi bagian oknum dalam institusi Polri.
"Karena beliau dalam upaya menegakkan atau menjalankan tugasnya, justru menjadi permasalahan dan sampai akhirnya dipecat dari institusi Polri yang seharusnya menjadi kebanggaan kita bersama," katanya.
Pesan Menyentuh Kapolda NTT
Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Daniel Tahi Silitonga bertemu Ipda Rudy Soik, mantan anak buahnya yang dipecat lantaran membongkar kasus mafia BBM. Sambil memegang kepala Ipda Soik, Irjen Daniel mengatakan anak buahnya itu tetap sebagai anggota Polri.
"Saya hanya bilang, kamu Rudy Soik masih anggota Polri, kamu lanjut anggota Polri atau tidak tergantung kamu," kata Daniel kepada Rudy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (28/10).
Kemudian, jenderal bintang dua ini pun kemudian memberikan perumpamaan anggota Polri seperti seekor anak ayam. Dia menjelaskan, ada aturan main yang harus dilaksanakan setiap anggota Korps Bhayangkara.
"Nah seperti saya sampaikan tadi seperti perumpamaan seekor anak ayam. Ada di tangan dia, mati atau tidak anak ayam ini ada di tangan dia. Kalau dia mau pencet ya mati, kalau dia mau lepasin ya," ujarnya.
"Maksudnya jadi aturan yang sudah ada, kita tetap tidak bisa mundur dengan aturan itu. Mari kita sama-sama terus mendekat ke hal-hal yang lebih baik dong. Dia juga harus mendekat," sambungnya.
Daniel juga ingin Rudy taat dan patuh terhadap aturan yang sudah ada. Sebab, nafas anggota Polri, ketaatan dan ketentuan terhadap aturan yang berlaku.
"Anak ayam ini ada di tanganmu, kalau itu mati terserah kau, kalau kau mau hidupkan terserah kau, ya kan, itu yang saya bilang tadi. Jadi kamu yang harus menentukan terhadap karirmu sendiri, saya hanya menandatangani," tegasnya.
Dalam pertemuan penuh haru itu, Daniel mengaku sayang dengan Rudy layaknya seorang anak. Daniel menegaskan kepada Rudy agar tidak sungkan untuk membagikan informasi terkait kasus apapun.
"Saya sayang sama kamu, saya ingin kamu menjadi anggota menjadi polisi yang baik, berikan informasi yang baik terhadap TPPO maupun BBM tadi. Kamu kalau, langsung ke saya, jadi itu yang saya inginkan dari kamu. Jadi kamu jangan lari ke mana-mana, ada saya bapakmu," pungkasnya