Jelang Kongres PSI, Jokowi Bakal Masuk Struktur Partai? Ini Kata Kaesang
Kaesang juga tidak memberikan jawaban terkait apakah dirinya akan kembali menjabat sebagai Ketua Umum PSI.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dijadwalkan menggelar kongres pada akhir Mei 2025. Salah satu agenda utama dalam kongres tersebut adalah pemilihan Ketua Umum serta penyusunan struktur partai.
Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep enggan menanggapi spekulasi mengenai kemungkinan sang ayah, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), masuk dalam struktur PSI.
"Saya udah dijemput, yuk," kata Kaesang menghindari pertanyaan awak media di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (26/3).
Kaesang juga tidak memberikan jawaban terkait apakah dirinya akan kembali menjabat sebagai Ketua Umum PSI.
PSI dan Model Partai Baru Jokowi
Sementara itu, Pengamat Politik LIPI, Aisah Putri Budiarti (Puput) menilai bahwa gagasan Partai Super Tbk, yang sempat disinggung oleh Presiden Jokowi sebagai model politik baru, kemungkinan besar hanya bisa diadopsi oleh PSI.
Menurut Puput, PSI merupakan partai yang memiliki hubungan paling erat dengan Jokowi dibandingkan partai lain.
"Di antara partai yang juga dekat dengan Jokowi, misalnya Golkar, PSI yang justru lebih menonjol. Sejak 2023, PSI secara konsisten melekatkan citranya dengan Jokowi, baik melalui berbagai jargon maupun langkah politiknya," katanya saat dihubungi, Kamis (13/3).
Jokowi dan Masa Depan PSI
Puput menilai bahwa pengaruh Jokowi terhadap PSI sangat bergantung pada bagaimana peran yang dimainkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu setelah lengser dari jabatannya.
"Kalau sekadar melekatkan diri ke Jokowi, itu sudah mereka lakukan. Tapi kalau ingin benar-benar menjadi partai besar, mereka harus membuktikan bahwa mereka bisa lebih dari sekadar ‘partainya Jokowi’," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa faktor utama yang perlu diperhatikan adalah apakah ada animo masyarakat dan elit politik terhadap gagasan partai baru Jokowi.
"Kalau PSI sih pasti mau. Tapi apakah ada keinginan yang sama dari Jokowi untuk benar-benar menjadikan PSI sebagai kendaraan politiknya? Itu yang masih jadi tanda tanya besar," pungkasnya.