Warga Jambi Protes Tembok Rumah Retak Dampak Proyek Pengeboran Pertamina
Kondisi rumah membuat warga cemas terjadi bahaya, mereka meminta pihak terkait bertanggung jawab.
Lebih kurang 20 rumah warga Desa Kota Karang, Kecamatan Kumpeh ulu, Kabupaten Muaro Jambi, rusak diduga akibat aktivitas seismik atau pengeboran yang dilakukan Pertamina. Getaran keras yang muncul dampak ledakan Seismik membuat tembok rumah warga retak.
Jufri, salah seorang warga mengatakan dirinya cemas dengan kondisi rumahnya saat ini karena dampak ledakan seismik.
"Ini ada hampir roboh rumah warga karena ledakan dan getaran yang dilakukan pihak pekerja Pertamina. Sangat khawatir sekali. Takut seketika rumah ini ambruk," katanya, Rabu (18/9).
Dia yakin kerusakan rumahnya dampak dari pengeboran minyak yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman warga. Oleh karena itu, dia meminta pihak terkait bertanggung jawab.
"Kami minta pihak terkait untuk bertanggung jawab. Mungkin sudah lebih dari 20 rumah yang mengalami keretakan seperti ini," katanya.
Terpisah, Kepala Desa Kota Karang Abdul Gafur membenarkan ada rumah warga yang mengalami keretakan akibat aktivitas pengeboran itu.
"Itu ada di RT 03 ada sekitar 15 rumah. Kemudian kita belum tahu lagi di RT lainnya," katanya, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat pada Rabu (18/9).
Menurutnya, Pertamina memang sudah melakukan pengeboran yang lokasinya hanya berjarak 50 hingga 100 meter dari rumah warga.
"Sekarang kita juga telah melakukan rapat dan membentuk tim untuk melakukan investigasi terhadap rumah yang terdampak," katanya.
Saat dikonfirmasi, Comrel dan CID Officer Pertamina Hulu Rokan Zona1, Afrianto mengatakan pihaknya sedang menunggu data kerusakan bangunan dampak aktivitas pengeboran.
“Saat ini sedang verifikasi jumlah rumahnya yang terdampak Seismik. Kita dari Pertamina EP Jambi Field bersama pemerintah desa terus melakukan monitoring selama pekerjaan ini berlangsung,” kata Comrel dan CID Officer Pertamina Hulu Rokan Zona1, Afrianto.
Berkaitan dengan aktivitas pengeboran yang pada akhirnya menimbulkan kerusakan, pihaknya mengaku selalu bekerja sesuai SOP.
“Setiap prosesnya kami jalankan sesuai prosedur operasi migas. Pertamina berkomitmen menjalankan operasi produksi yang aman dan memperhatikan dampak ke masyarakat,” katanya Afrianto.