Andika Pastikan Relawan Ganjar-Mahfud Diserang Anggota TNI, Bukan Kesalahpahaman
Berdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Berdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
Andika Pastikan Relawan Ganjar-Mahfud Diserang Anggota TNI, Bukan Kesalahpahaman
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa menegaskan, para relawan Ganjar-Mahfud yang dianiaya anggota TNI bukan karena kesalahpahaman.
Hal tersebut, disampaikan Andika merespon pernyataan dari Komandan Kodim (Dandim) Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo soal kronologi penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud beberapa waktu lalu.
Wiweko menjelaskan kejadian itu berlangsung di depan Markas Yonif 408/Suhbrastha di Boyolali pada Sabtu (30/12). Kejadian tersebut berlangsung secara spontanitas karena kesalahpahaman.
“Saya ingin menyoroti salah satunya bagi saya adalah potensi kelemahan, yaitu statement dari Komandan Kodim Boyolali. Di statement itu antara lain dinyatakan salah satunya adalah kesalahpahaman antara dua pihak. Kronologi ini kan sangat tidak akurat. Artinya, saya bisa membayangkan karena saya pernah menangani banyak hal seperti ini," kata Andika di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Senin (1/1).
Andika menyebut, capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang langsung menjenguk dan mendengarkan kronologi dari para korban pun menjelaskan jika berdasarkan video CCTV insiden tersebut murni tindakan kekerasan.
"Inilah yang kemudian direspons oleh Mas Ganjar di video tadi, yang juga seingat saya direspons oleh Ketua DPC PDIP Boyolali. Disitu jelas kalau dari videonya tidak ada proses kesalahpahaman. Yang ada adalah langsung penyerangan, atau tindak pidana penganiayaan. Kemudian dari keterangan saksi pun yang kemudian diucapkan ulang oleh Mas Ganjar, dan diucapkan ulang oleh Ketua DPC PDIP Boyolali juga nyatakan hal yang sama," ungkap dia.
Kendati demikian, Andika mengapresiasi langkah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang langsung merespons dengan cepat peristiwa penganiayaan tersebut.
"Yang pertama, apresiasi kami yang setinggi-tingginya untuk Panglima TNI, KSAD, yang sudah merespons begitu cepat dengan melakukan pemeriksaan terhadap terduga tersangka di Detasemen Polisi Militer," imbuh mantan Panglima TNI itu.
Sebelumnya, Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo menjelaskan kejadian itu berlangsung di depan Markas Yonif 408/Suhbrastha di Boyolali pada Sabtu kemarin.
Kejadian tersebut berlangsung secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman kedua belah pihak.
“Peristiwa bermula pada hari Sabtu, 30 Desember 2023, pukul 11.19 WIB di tempat Asrama Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha, saat sejumlah anggota melaksanakan olahraga bola voli. Kemudian mendengar suara bising yang membuat tidak nyaman dari beberapa sepeda motor dengan knalpot brong,” kata dia.
Dia menyebut, sejumlah relawan pasangan nomor urut 3 yang mengendarai sepeda motor knalpot brong itu melintas secara terus menerus di depan Markas TNI AD secara berulang kali.
Setelah itu, beberapa oknum anggota keluar asrama dan menuju jalan di depan asrama untuk mencari sumber knalpot brong pengendara sepeda motor itu.
“Mereka keluar untuk mengingatkan kepada pengendara dengan cara menghentikan serta membubarkan hingga terjadilah penganiayaan terhadap pengendara sepeda motor knalpot brong tersebut,” papar dia.
Setelah terjadi penganiayaan, dia menyebutkan sejumlah korban yang mengalami luka di bawa ke RSUD Pandanarang, Boyolali untuk mendapat pertolongan medis.