Debat Capres: Prabowo Kritik Pupuk Susah di Jateng, Ganjar Bilang 'Bapak Ketua HKTI'
Ganjar menceritakan memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam pelayanan publik.
Ganjar menceritakan memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam pelayanan publik.
Debat Capres: Prabowo Kritik Pupuk Susah di Jateng, Ganjar Bilang 'Bapak Ketua HKTI'
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis terkait meningkatkan pelayanan publik. Namun yang menarik terjadi balas membalas dengan calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Awalnya, Ganjar menerangkan, dirinya sudah memiliki pengalaman selama 10 tahun di Jawa Tengah. Dia menilai, masyarakat harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
“Dari sisi aparaturnya, harus ada kontrol publik. Saya punya pengalaman, Lapor Gub, pemerintah harus menerima semua kritik. Ketika tidak berjalan, pemerintah tertinggi harus mengambil itu. sehingga kelompok ini (rentan) mendapatkan afirmasi,” kata Ganjar di KPU, Selasa (12/12).
Mendengar jawaban Ganjar, capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, pelayanan publik harus dilakukan secara transparan dan terukur. Karena tidak ada pelayanan yang baru di pemerintahan.
“Kami buat Jaki dulu ketika dulu di Jakarta. Jaki adalah sebuah super aps yang membuat setiap pelayanan ada ukurannya, contoh bila lapor ada pohon tumbang, maka kami berikan arahan kepada jajaran berapa jam harus beres. semua ukuran pelayana dibuat transparan,” jelas Anies.
Sementara itu, Prabowo mengingatkan Ganjar jika petani dan nelayan termasuk dalam kelompok rentan. Prabowo kemudian menyinggung kesulitan petani di Jawa Tengah untuk mendapatkan pupuk.
“Mereka mengeluh kartu tani yang bapak (Ganjar) luncurkan mempersulit mereka untuk mendapatkan pupuk. Mereka ingin mendapatkan pupuk disederhanakan,” ujar Prabowo.
Mendengar respons Anies dan Prabowo, Ganjar setuju dengan penggunaan teknologi dalam pelayanan publik. Namun politikus PDIP ini mengingatkan Prabowo soal permasalahan pupuk tidak hanya di Jawa Tengah.
Pupuk langka terjadi di Papua, NTT, Kaltim dan Dense, agak lupa untuk mengingatkan, bapak pernah jadi HKTI, satu data petani bisa kita kelola bisa sampai dan tepat sasaran,” terang Ganjar.
“Mungkin yang bapak sedikit agak lupa, saya bisa mengigatkan karena bapak pernah menjadi Ketua HKTI. Data petani kita enggak pernah beres maka kalau kemudian satu data petani itu bisa kita kelola, distribusi pupuknya harus bisa sampai dan tepat sasaran,” tutup Ganjar.