Di Hadapan Ulama, Prabowo Curhat Pernah Dituduh Mau Kudeta Ambil Alih Negara
Padahal, kata Prabowo, isu kudeta yang dituduhkan padanya tidak terbukti.
Padahal, isu kudeta yang dituduhkan padanya tidak terbukti.
Di Hadapan Ulama, Prabowo Curhat Pernah Dituduh Mau Kudeta Ambil Alih Negara
Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto bercerita dirinya pernah dituduh akan merebut kekuatan pemerintah dengan paksa atau kudeta.
Hal itu dia sampaikan dalam orasi politiknya saat menghadiri Musyarwarah Kerja Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-III di Hotel Mercure Ancol, Sabtu (2/12) malam.
"Saya dulu pun pernah dituduh mau kudeta. Iya kan. Prabowo mau kudeta, mau ambil alih negara. Karena dia panglima, punya pasukan tempur yang paling banyak," kata Prabowo.
Padahal, apa yang dituduhkan kepada dirinya tak terbukti.
"Tapi saya bertanya? Sejarah mencatat apakah Prabowo kudeta atau tidak? Kan tidak. Dituduh mau, tapi tidak lakukan," tegas Prabowo.
Dalam kesempatn yang sama, Prabowo menceritakan atas pilihan politiknya, kembali maju dalam pemilihan presiden. Dia berharap, mereka yang hadir pada ruangan itu akan memberikan mandat untuk dirinya.
"Saudara-saudara, saya maju, saya menawarkan diri untuk berbakti kepada negara, saya ingin diberi mandat, saya ingin untuk diberi kesempatan memimpin bangsa ini, karena saya merasa bahwa saya paham, saya mengerti apa yang sedang terjadi," ucap Prabowo.
"Kalau rakyat memberi mandat kepada saya, saya siap bekerja untuk rakyat, untuk bangsa dan negara."
Prabowo berkelakar. Tetapi, andai kata masyarakat tidak memberikan mandat tersebut, dia tak masalah karena hal tersebut sudah pernah dia alami berkali-kali.
"Kalau rakyat tidak memberi mandat ya tidak ada masalah. Dan saya sudah buktikan berkali kali. Jadi saya maju, minta mandat, tidak dikasih ya sudah. Iya kan. Ada kesempatan lagi maju lagi, minta mandat lagi. Ndak dikasih lagi. Iya kan," ujar Prabowo berkelakar.
Kunci Kesejahteraan Rakyat Lanjutkan Hilirisasi Jokowi
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo bercerita tentang tugas seorang pemimpin. Salah satunya membahagiakan dan mensejahterakan rakyat.
"Negara yang kuat harus didahului kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya. Tidak ada kebahagiaan dan kesejahteraan tanpa ada keadilan bagi rakyatnya,” kata Prabowo.
Menteri Pertahanan RI ini menegaskan, Bangsa Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara yang kuat hingga kuat di kancah internasional. Tetapi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
"Bangsa Indonesia ini harus kuat, tidak boleh didikte sama bangsa lain. Karena itu kita semua harus rukun dan gotong royong, bersama-sama untuk menjadi negara kekuatan ekonomi keempat," tegas Prabowo.
Syarat lainnya, meneruskan konsep hilirisasi yang sudah digagas Presiden Joko Widodo. Melalui hilirisasi ini, kesejahteraan sepenuhnya menjadi milik rakyat Indonesia.
Di mana Indonesia bukan lagi mengekspor barang mentah yang akhirnya harus membeli barang jadi, tetapi sudah mengekspor barang jadi yang nilai ekonominya berlipat tingginya.
"Kita harus kembangkan konsep hilirisasi dan dan industrilisasi. Kita harus kembangkan yang sudah dirintis Pak Jokowi," ujar Prabowo.
"Demi Allah, saya hanya ingin bangsa kita Indonesia terhormat," tegas Prabowo.
Mukernas III MUI dihadiri oleh MUI Pusat dan MUI Propinsi di seluruh Indonesia. Hadir Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar, Wakil Ketum KH Marsudi Syuhud, Buya Basri Barmanda dan Sekjen Buya Amirsyah Tambun