Hadapi Koalisi Gemuk Prabowo, PPP: Tidak Kepikiran Tinggalkan PDIP dan Ganjar
Rapimnas PPP telah mengamanatkan untuk berkoalisi dengan PDIP mengusung Ganjar.
Rapimnas PPP telah mengamanatkan untuk berkoalisi dengan PDIP mengusung Ganjar.
Hadapi Koalisi Gemuk Prabowo, PPP: Tidak Kepikiran Tinggalkan PDIP dan Ganjar
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menegaskan tidak ada wacana untuk mencabut dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Pria yang akrab disapa Awiek ini menyatakan Rapimnas PPP telah mengamanatkan untuk berkoalisi dengan PDIP mengusung Ganjar.
"Sampai saat ini tidak ada kepikiran dari PPP untuk meninggalkan kerja sama politik dengan PDI Perjuangan, yang sudah menetapkan Pak Ganjar. Karena keputusan Rapimnas V itu bulat total semuanya mendukung pak Ganjar sebagai calon presiden,"
ujarnya kepada wartawan dikutip Selasa (15/8).
merdeka.com
Sementara, PPP juga punya keputusan Rapimnas VI yang merekomendasikan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden kepada Ganjar. Keputusan Rapimnas itu tidak mudah begitu saja diubah karena harus melalui forum yang setingkat.
"Tidak serta merta kita berubah begitu saja. Ada mekanismenya. Keputusan Rapimnas itu hanya bisa dianulir oleh Rapimnas. Sampai saat ini belum ada agenda menggelar rapimnas. Jadi kita tetap fokus pemenangan pak Ganjar,"
kata Awiek.
Sebelumnya, muncul isu PPP bersiap untuk cabut dari koalisi dengan PDI Perjuangan apabila Sandiaga Uno tidak menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo. PDI Perjuangan tidak masalah dengan langkah PPP tersebut. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan bila PPP ingin keluar koalisi tidak akan ditahan karena kerja sama politik harus berdasarkan kesukarelaan.
"Monggo, lagi-lagi kan bagi PDI Perjuangan kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan. Harus kesukarelaan tidak boleh ada paksaan, apalagi ada ancaman, dan lain sebagainya,"
jelas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/8).
Menurut Basarah, kerja sama politik akan berjalan dengan baik apabila landasannya sukarela. Jika tidak, menurut Basarah, akan sulit dalam perjalanannya. "Karena kalau sebuah kerja sama politik itu landasannya bukan kesukarelaan, ya tentu perjalanannya akan semakin sulit," kata wakil ketua MPR RI ini.Selain itu, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) resmi gabung koalisi mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden (Capres) di Pemilu 2024. Deklarasi dukungan tersebut digelar di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8).
Koalisi pengusung Prabowo kini semakin gemuk dengan gabungnya Golkar dan PAN. Prabowo menuturkan, merapatnya dua partai Parlemen itu sekaligus menandakan satu tahun kontrak politik antara Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).