Ini Alasan Debat Keempat Pilpres Dimoderatori Dua Perempuan
KPU mengungkapkan format debat yang akan mempertemukan masing-masing calon wakil presiden tersebut tidak berbeda dari debat sebelumnya.
KPU mengungkapkan format debat yang akan mempertemukan masing-masing calon wakil presiden tersebut tidak berbeda dari debat sebelumnya.
Ini Alasan Debat Keempat Pilpres Dimoderatori Dua Perempuan
Debat ke empat Pilpres 2024 akan dilangsungkan pada Minggu 21 Januari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkapkan format debat yang akan mempertemukan masing-masing calon wakil presiden tersebut tidak berbeda dari debat sebelumnya.
Komisioner KPU RI August Mellaz mengatakan, kendati tidak ada format berbeda dari debat sebelumnya, namun debat kali ini dimoderatori dua perempuan yakni Retno Pinasti dan Zilvia Iskandar.
August menjelaskan, ditunjuknya dua orang moderator perempuan bukan tanpa alasan. Menurut August, berdasarkan rapat dengan masing-masing tim pasangan calon dan televisi penyelenggara, disepakati kedua nama terkait berdasarkan kompetensinya.
"Ya kalau ini sih urusannya pengalaman, kompetensi, dan kemudian mewakili juga dari stasiun televisi penyelenggara dengan mengajukan figur-figur yang sangat kompeten," kata August di kantor KPU RI Jakarta, Rabu (17/1).
August menambahkan, moderator mewakili masing-masing dari televisi penyelenggara.
Diketahui, televisi penyelenggara untuk debat Pilpres ke empat adalah EMTEK Group yang terdiri dari SCTV-Indosiar dan Metro TV.
Menurut August, media penyelenggara debat itu mengajukan figur kompeten menguasai pelaksanaan debat menjadi moderator.
"Jadi ada alternatif dan kemudian pimpinan KPU RI memutuskan debat kedua ini dua-duanya perempuan," ujar August.
Selain moderator, KPU RI juga telah menetapkan 11 panelis untuk menggodok daftar pertanyaan debat.
August memastikan belasan panelis itu dipilih sesuai kompetensi dan dipastikan kesediaanya.
Berikut daftar 11 nama panelis debat keempat Pilpres 2024
1. Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H, M.H (Ahli Hukum Agraria dan Sumber Daya Alam, Universitas Hasanuddin).
2. Dr. Arie Sujito, SP M.Si, (Sosiolog Pedesaan/Dosen Fisipol UGM).
3. Prof. Dr. Arif Satria, SP. MSi (Ahli Ekologi Politik dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Rektor Institut Pertanian Bogor).
4. Dewi Kartika (Ahli Agraria/Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria).
5. Fabby Tumiwa (Ahli Transisi Energi/Direktur Eksekutif Institute Presedential Services Reform).
6. Prof. Dr. Ir. Haryadi Kartodihardjo, MS (Ahli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Fakultas Kehutanaan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor).
7. Prof. Dr. Ir. Ridwan Yahya, M.Sc, (Ahli Kehutanan dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu).
8. Rukka Sombolinggi, SP, M.A (Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara/Ahli Masyarakat Adat).
9. Prof. Sudharto, P. Hadi, Ph.D, (Pakar Manajemen Lingkungan/Rektor Universitas Diponegoro 2010-2015).
10. Prof. Dr. Sulistiyowati Irianto, M.A, (Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia).
11. Ir. Tubagus Furqon Sofhani, M.A, Ph.D (Ahli Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Institute Teknologi Bandung).