Jadi caleg, Yayuk Basuki ingin olahraga tak lagi dikorupsikan

Merdeka.com - Yayuk Basuki (43 tahun), petenis terbaik yang pernah menduduki peringkat 19 di dunia masuk ke dunia politik. Yayuk memutuskan menjadi caleg PAN karena ingin selamatkan dunia olahraga dari korupsi.

"Selama ini saya hanya berada di luar lingkaran dan menjadi penonton saat dunia olahraga dijadikan proyek untuk dikorupsi. Kalau saya terus berada di luar, tentu saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya harus berada dalam lingkaran untuk menyelamatkan dunia olahraga agar tidak lagi di obyek korupsi," kata Yayuk, Senin (7/4).

Yayuk menceritakan awalnya ia sama sekali tidak tertarik untuk terjun ke politik dan cenderung "alergi" untuk bersinggungan dengan dunia politik. Menurut Yayuk, dunia politik sangat bertolak belakang dengan dunia olahraga.

"Di dunia olahraga, kita lebih mengedepankan sisi sportivitas. Kalau di lapangan, lawan saya jelas, yaitu di depan, tapi kalau di dunia politik, lawan saya malah ada di belakang," ujar Yayuk.

Namun setelah melihat dunia olahraga dijadikan lahan untuk korupsi, seperti kasus komplek olahraga Hambalang, pembangunan perkampungan atlet SEA Games 2011 di Palembang dan PON 2012 Pekanbaru, Yayuk pun tidak tahan lagi.

Yayuk yang mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah I (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga) mengaku akhirnya memutuskan masuk ke dunia politik untuk memperjuangkan nasib atlet atau pun kepentingan olahraga. Tapi kepentingan yang lebih luas, terutama yang berhubungan dengan pembangunan karakter para pemuda.

"Saya melihat bahwa sejak pendidikan dasar, tidak ada kurikulum yang mewajibkan pelajaran olahraga. Tidak mengherankan kalau saat ini anak-anak dan pelajar lebih tertarik dengan gadget dibanding aktivitas olahraga," jelasnya.

Kebijakan di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga banyak yang tumpang tindih. Hal inilah yang juga akan diperbaiki Yayuk. 

"Saya ingin nantinya program-program yang ada di kedua kementerian itu bisa disinergikan dan tidak ada lagi yang tumpang tindih hanya gara-gara ego sektoral," imbuhnya.