Hati-Hati Penipuan Penjualan Tiket Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Modusnya Seperti Ini
Kebanyakan orang memilih cara ini karena kehabisan tiket di saluran resmi atau tidak memiliki akses untuk melakukan pembelian di kanal resmi.
Banyak masyarakat yang mencari tiket pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia dan Jepang.
Salah satu platform media sosial yang digunakan untuk berburu tiket adalah X. Di sini, para penjual biasanya menggunakan istilah "want to sell" (WTS) untuk menawarkan tiket, sedangkan pembeli yang membutuhkan tiket akan menandai dengan "want to buy" (WTB).
Kebanyakan orang memilih cara ini karena kehabisan tiket di saluran resmi atau tidak memiliki akses untuk melakukan pembelian di kanal resmi.
Perlu diketahui, tiket untuk pertandingan Timnas Indonesia melawan Jepang hanya dapat dibeli melalui aplikasi Livin' by Mandiri. Bank Mandiri bekerja sama dengan Garuda Sepakbola Indonesia dalam penjualan tiket untuk Kualifikasi Piala Dunia melalui Platform Book My Show.
Sebelum membeli, calon pembeli harus mendaftar untuk mendapatkan Garuda ID, yang merupakan identitas berupa kode unik yang wajib dimiliki oleh suporter untuk melakukan pembelian tiket. Pendaftaran Garuda ID ini bisa dilakukan secara online melalui situs resmi pssi.org dan s.id/membergaruda.
Namun, dengan tingginya permintaan menjelang laga pada sore hari ini, Jumat 15 November 2024, banyak pihak yang berusaha memanfaatkan situasi tersebut dengan menjual tiket palsu. Berdasarkan penelusuran Liputan6.com di laman X, ada beberapa akun yang patut diwaspadai sebagai penipu atau scammer.
Pertama, penting untuk memperhatikan nama pengguna atau username. Akun yang berpotensi menjadi scammer biasanya akan mengganti username setelah berhasil melakukan penipuan.
Selain itu, perhatikan juga fitur balasan (reply); akun yang terindikasi scammer sering kali menonaktifkan fitur ini untuk menghindari interaksi dengan korban penipuan sebelumnya.
Hal lain yang perlu dicermati adalah kata-kata atau kalimat yang digunakan oleh akun-akun tersebut. Seringkali, beberapa akun yang terindikasi scammer akan menggunakan format atau template yang sama dalam penawaran mereka. Waktu unggahan juga cenderung berdekatan, yang seharusnya menjadi tanda kewaspadaan bagi para pembeli potensial.
Hati-hati Modus Penipuan
Dalam dunia penjualan tiket, terdapat beberapa jenis penjual yang dapat diidentifikasi secara umum.
Pertama, ada penjual yang menawarkan harga yang sangat rendah, tetapi biasanya meminta agar pembayaran dilakukan secara penuh di awal. Dengan alasan bahwa banyak orang yang tertarik, penjual ini berusaha menekan calon pembeli agar segera melakukan pembayaran.
Hal ini membuat pembeli yang tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tiket dengan harga murah, berisiko untuk tergoda dan segera mentransfer uang mereka.
Setelah pembayaran dilakukan secara online menggunakan QR code (bukan rekening bank), penjual akan memblokir akun pembeli dan membawa kabur uang yang telah dibayarkan, tanpa ada transaksi tiket yang terjadi. Akibatnya, korban tidak dapat lagi berkomunikasi dengan penjual yang telah menipu mereka.
Di sisi lain, terdapat penjual yang secara terbuka menawarkan harga jauh di atas harga resmi. Penjual jenis ini tampak lebih meyakinkan karena harga yang ditawarkan mendekati waktu pertandingan, yang mungkin dianggap wajar oleh beberapa orang.
Namun, mereka biasanya meminta uang muka sebagai jaminan agar pembeli tidak menghilang. Penjual akan menjanjikan bahwa sisa pembayaran dapat dilakukan saat bertemu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk menukar Garuda ID. Sayangnya, penipu tetaplah penipu. Setelah menerima uang muka, mereka akan segera memblokir akun pembeli, sehingga korban tidak dapat menghubungi mereka lagi.
Pembelian Tiket Secara Resmi
Untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan pembelian tiket melalui saluran resmi. Jika terpaksa mencari di luar saluran resmi, penting untuk memastikan identitas penjual dengan baik.
Transaksi secara langsung di lokasi acara (venue) lebih dianjurkan, karena Anda bisa bertemu langsung dengan penjual dan memastikan bahwa tiket yang diperoleh adalah tiket asli tanpa perantara.
Mengajak teman saat melakukan transaksi offline juga merupakan langkah bijak, karena mereka dapat menjadi saksi dan membantu meminimalkan kemungkinan terjadinya penipuan.