Jokowi Diprediksi Menang Mudah di Pilpres 2019
Merdeka.com - Pasangan calon presiden Jokowi-Ma'ruf diprediksi menang mudah di Pilpres 2019. Pasangan calon nomor urut 1 ini diperkirakan unggul jauh dari Prabowo-Sandi dengan elektabilitas terpaut lebih dari 20 persen.
Hal itu terlihat dari hasil survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 54,6 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi hanya sebesar 30,6 persen. Sementara, sebanyak 14,8 persen pemilih masih tidak tahu atau tidak menjawab.
"Berbeda dengan Pilpres 2014, posisi Jokowi saat ini adalah figur petahana sehingga lebih banyak diuntungkan," kata Direktur Eksekutif indEX Research, Vivin Sri Wahyuni dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/12).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
Sebagai presiden, dia menilai, Jokowi telah banyak meluncurkan kebijakan strategis dan menguasai sumber daya untuk dapat memenangkan Pilpres 2019. "Pemilihan Kiai Ma'ruf sebagai cawapres relatif berhasil menetralkan serangan-serangan oposisi," lanjutnya.
Ma'ruf adalah ulama senior Nahdlatul Ulama (NU), organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia. Sebelumnya Ma’ruf juga dikenal sebagai figur kuat di balik gerakan 212 yang menumbangkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) di DKI Jakarta dengan tuduhan penistaan agama.
"Ahok adalah sekutu kuat Jokowi dari masa menjabat sebagai gubernur di DKI," ungkap Vivin.
Dengan latar belakang Tionghoa dan beragama Protestan, Ahok kerap menjadi bulan-bulanan warganet di media sosial. "Peralihan dukungan Ma'ruf ke kubu Jokowi menjadi alasan kuat terkikisnya dukungan terhadap kubu oposisi," tutup Vivin.
Sementara itu, dari hasil survei, Jokowi-Ma'ruf unggul pada segmen pemilih perempuan (57,8 persen), milenial (54,1 persen), dan Islam (53,7 persen). Prabowo-Sandi hanya unggul pada segmen pemilih terpelajar (41,5 persen).
Jokowi-Ma'ruf juga meraup dukungan di hampir semua pulau, termasuk Jawa (56,7 persen). Satu-satunya pulau yang dimenangkan kubu Prabowo-Sandi hanya Sumatera (43,3 persen), terpaut tipis dari Jokowi-Ma'ruf dengan dukungan 41,6 persen.
Elektabilitas partai-partai politik (parpol) pendukung Jokowi-Ma'ruf juga berpeluang meningkat dibandingkan hasil pemilu legislatif (Pileg) 2014. PDI Perjuangan berada pada urutan pertama dengan elektabilitas 23,1 persen. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas 7,3 persen menggeser Demokrat ke posisi kelima yaitu sebesar 5,4 persen.
Di kubu Prabowo-Sandi, coattail effect hanya dirasakan oleh Gerindra dengan elektabilitas 12,3 persen. Gerindra berpeluang menggeser Golkar yang terpaut tipis 12,8 persen dengan memperhitungkan margin of error.
Di antara parpol baru dan non-seat, hanya Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berpeluang menembus ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.
Survei indEX Research dilakukan pada 11-20 November 2018, dengan jumlah responden 1200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaHasil Survei jika Pilpres Digelar Hari Ini: Prabowo Menang 35,1%, Anies 18,2% dan Ganjar 18%
Baca SelengkapnyaNamun, pemilih bimbang masih cukup tinggi mencapai 28,7 persen
Baca Selengkapnya39,5 persen responden yang meyakini Ganjar Pranowo mampu melanjutkan kinerja Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaDari 90 persen responden yang menyatakan percaya kepada Jokowi, pilihan capresnya kepada Prabowo.
Baca SelengkapnyaPada survei terakhir LSI Denny JA itu (Feb 2024), Prabowo dan Gibran dikenal dan disukai pada puncaknya
Baca SelengkapnyaHanya 61,0 persen responden akan mempertimbangkan sosok didukung Jokowi.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca Selengkapnya21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaNamun, sebanyak 24,9 persen responden belum menentukan pilihannya
Baca Selengkapnya