Jokowi Ukur Kemenangan di Jabar dari Salaman, Jika Erat Memilihnya, Ringan Tak Pilih
Merdeka.com - Calon Presiden Nomor Urut 1, Joko Widodo mengklaim perolehan suaranya di Jawa Barat pada Pilpres 2019 sudah unggul. Namun, angkanya masih sangat tipis dan berpotensi untuk disalip.
Hal itu disampaikan Jokowi saat acara konsolidasi Pemenangan Pilpres 2019 di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Sabtu (10/11).
"Ini feeling saya di Jawa Barat menang. Tapi tipis. Saya ingin menang banyak, ingin menang tebal," ujarnya.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa pemenang Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi suara nasional, pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berhasil masuk sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara lebih dari 85 juta suara atau 55,50% dari total suara sah yang masuk.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
Dia mengakui kalkulasinya belum berbentuk angka, hanya berdasarkan pantauannya dalam melihat sambutan rakyat. Mantan gubernur DKI Jakarta itu berseloroh membuat indikator sendiri dari cara warga menyalaminya.
Jika genggaman warga saat bersalaman erat, maka orang tersebut akan memilihnya. Sebaliknya, jika genggamannya ringan, maka dia menyimpulkan orang tersebut masih ragu dan bahkan tidak akan memilihnya.
"Selama ini, saat bersalaman kalau salaman sama rakyat, saya hitung di Jawa Barat sekarang ini sudah menang," katanya disambut riuh tertawa simpatisan yang hadir.
Kepada tim pemenangan daerah, Jokowi meminta angka kemenangan berdasarkan penghitungan survei harus ada di bulan Desember atau Januari. Untuk itu, sebelum ada angka muncul, semua simpatisan diminta untuk bekerja keras.
Pola komunikasi yang harus digunakan adalah mendatangi masyarakat secara langsung ke rumah-rumah, area terbuka, tempat perekonomian seperti pasar dan lain-lain. Semua aktivitas itu ritmenya harus dijaga. Dia mengibaratkannya dengan perlombaan marathon.
"Nanti posisi kita, tahu di bulan Desember atau Januari. Angkanya, targetnya harus sudah ketemu. Ini ibarat marathon, harus lari kencang dan di akhir harus kenceng lagi. Ritme ini yang harus diatur," katanya.
Diketahui, pada Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kalah telak dari lawannya Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) di Provinsi Jabar.
Berdasarkan data rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar, pasangan Prabowo-Hatta unggul dengan perolehan suara 14.167.381 atau 59,78 persen. Sementara itu, pasangan Jokowi-JK mendapat suara 9.530.315 atau 40,22 persen.
Tingkat partisipasi pemilih di Jabar mencapai 70,93 persen atau setara dengan 23.990.089 pemilih dari jumlah daftar pemilih tetap di Jabar, yakni 33.821.378 jiwa. Total suara sah dari kedua pasangan tersebut ialah 23.697.696.
Pasangan Prabowo-Hatta menang di 22 kabupaten/kota di Jabar. Sementara Jokowi-JK hanya unggul di empat kabupaten/kota di Jabar, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSaat disinggung banyaknya masyarakat Jawa Tengah yang masih bimbang, Jokowi minta kedua calon agar bisa meyakinkan
Baca SelengkapnyaHabiburokhman menyebut sosok Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep memenuhi syarat maju Pilkada.
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi hasil survei Ahmad Luthfi-Taj Yasin (Luthfi-Yasin) yang kalah dari pasangan calon Andika-Hendi
Baca SelengkapnyaMeksi begitu, ia menilai maju di Pilkada manapun dinilainya sama saja. Karena, sama-sama melayani masyarakat.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil (RK) mengaku tidak ingin membicarakan terkait dengan elektabilitas atau survei.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, hasil setiap lembaga survei yang melakukan jajak pendapat terhadap masyarakat berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaGolkar belum bisa memastikan Ridwan Kamil bakal ke Jakarta atau tetap di Jawa Barat
Baca SelengkapnyaDi Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (29/1), Jokowi dan Prabowo meresmikan graha utama Akademi Militer.
Baca SelengkapnyaGolkar belum menentukan apakah Ridwan Kamil maju di Jakarta atau Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaUjang menyarankan Partai Golkar untuk mengusung pria akrab disapa Kang Emil itu di Pilkada Jabar karena peluang menangnya lebih besar daripada Jakarta.
Baca Selengkapnya