Kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Diwarnai Isu Bansos Hingga Dukungan Prabowo dan Jokowi
Luthfi-Taj Yasin mampu mengalahkan paslon yang diusung PDIP Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Padahal, Jawa Tengah merupakan lumbung suara dari PDIP.
Pengamat Politik Ari Junaedi menjabarkan, faktor kemenangan versi hitung cepat atau Quick Count pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Ahmad Luhtfi-Taj Yasin di Pilgub Jawa Timur.
Luthfi-Taj Yasin mampu mengalahkan paslon yang diusung PDIP Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Padahal, Jawa Tengah merupakan lumbung suara dari PDIP.
"Kekalahan Andika-Hendi bukan karena mesin partai tidak berjalan tetapi lebih dikarenakan masifnya pengerahan kepala desa untuk berpihak ke paslon Luthfi dan Gus Yasin," kata Ari saat dihubungi merdeka.com, Kamis (28/11).
"Belum lagi serangan sembako yang juga demikian masif. Aparat berbaju coklat juga tidak netral," sambung dia.
Selain itu, Luthfi lebih awal berkampanye, bahkan saat dirinya menjadi kapolda Jawa Tengah Luthfi sudah berkampanye.
"Luthfi sudah lama berkampanye yakni semenjak masih menjabat Kapolda Jateng sementara Andika-Hendi otomatis baru berjalan usai mendapat rekomendasi dari PDIP. Artinya waktu berkampanye lebih awal dilakulan Luthfie yakni dengan memanfaatkan posisinya sebagai Kapolda," jelasnya.
Terakhir, faktor dukungan dari Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) sangat membantu Luthfi-Taj Yasin mendulang kemenangan di Pilgub Jateng.
"Faktor endorse dari presiden terutama sangat berpengaruh untuk kenaikan elektoral Luthfi. Sementara Jokowi yang turun ikut kampanye di Banyumas juga ikut memberi andil bagi kekalahan Andika-Hendi," imbuh Ari.
Narasi 'Rambo vs Sambo' Tak Berpengaruh
Kemenangan pasangan nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin atas pasangan nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi alias Hendi, membuktikan bahwa narasi 'Rambo vs Sambo' yang digaungkan tidak berpengaruh signifikan di Pilgub Jateng 2024.
"Saya kira masyarakat bisa menilai, narasi itu relevan apa tidak relevan, tentu saja kita bisa lihat dari hasil coblosan," kata Ketua DPD Gerindra Jateng, Sudaryono di Semarang, Kamis (28/11)
Narasi 'Rambo vs Sambo' memang terus muncul di masa kampanye Pilgub Jateng 2024. Namun, semua mencerminkan dua sosok calon gubernur Jateng bahwa yang berkompetisi antara Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi memiliki latar belakang yang berbeda.
Andika, jenderal purnawirawan TNI berbadan kekar sering diidentikkan dengan tokoh Rambo dalam film sebuah Hollywood. Luthfi, jenderal purnawirawan polisi diasosiasikan sebagai Sambo. Sambo ialah jenderal polisi yang dipenjara karena melakukan tindakan pembunuhan berencana.
Pihaknya merasa kecewa dengan narasi yang merugikan Ahmad Luthfi tersebut. Pasalnya tidak ada hubungan antara Pilgub Jateng dengan narasi 'Rambo vs Sambo'. Apalagi status Andika dan Luthfi sudah purnawirawan.
"Tapi mungkin narasi itu part of the game (bagian dari pertarungan), cara orang melakukan framing, kan tidak ada aturan undang-undang yang dilanggar, tidak ada pidana," jelasnya.
Dia menilai, hasil Pilgub Jateng berdasarkan real count internal dan quick count sejumlah lembaga survei, membuktikan Luthfi-Yasin keluar sebagai pemenang setelah suaranya melampaui Andika-Hendi.
"Tapi ya so far Jawa Tengah 28 juta pemilih membuktikan bahwa narasi itu tidak begitu relevan apalagi narasi perang bintang. Ini adalah hak konstitusional, di mana semua masyarakat punya kekuasaan paling tinggi, siapa yang dia pilih dan dia suka," pungkasnya.
Dalam sejumlah hasil lembaga survei, Luthi-Yasin berhasil memenangkan Pilgub Jateng. Berdasarkan data yang masuk 100 persen, LSI mencatat Luthfi-Yasin meraih 59,38 persen suara dan Andika Perkasa-Hendi memperoleh 40,62 persen.