La Nyalla: Cukup sudah! Jangan lagi ada kata cebong dan kampret
Merdeka.com - Rusuh Deklarasi #2019GantiPresiden di Tugu Pahlawan, Surabaya pada Minggu (26/8) lalu, menjadi pelajaran bagi semua pendukung dua kandidat Pilpres 2019 untuk tidak melontarkan kata-kata idiot, cebong, kampret, dan ujaran lainnya.
Imbauan ini disampaikan Ketua Ketua MPW Pemuda Pancasila (PP) Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti yang meminta semua pihak menahan diri dan tidak saling menjelekkan di momen jelang Pilpres 2019.
Ungkapan-ungkapan bertendensi negatif, kata La Nyalla, tidak perlu dilontarkan. Karena hanya akan membuat silang-sengketa di kedua belah pihak.
-
Siapa pemenang Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi suara nasional, pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berhasil masuk sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara lebih dari 85 juta suara atau 55,50% dari total suara sah yang masuk.
-
Kenapa kata-kata pemilu lucu penting? Kata-kata pemilu lucu menghadirkan sentuhan keceriaan yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang politik.
-
Siapa yang dihujat oleh netizen? Anak Sarwendah, Betrand Putra Onsu, merasa sedih mengetahui bahwa ibunya sedang dihujat di media sosial oleh netizen.
-
Siapa yang pantas disindir? Mantan yang berusaha balikan adalah seperti burung gagak yang datang hanya untuk menganggu kehidupan.
-
Siapa yang protes atas hasil Pilpres di Bengkulu? Paslon 01 dan 03 Protes Prabowo-Gibran Menang di Bengkulu, Soroti Dugaan Bansos hingga Peran Pejabat
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
"Harganya terlalu mahal kalau Pilpres ini jadi ajang bullying massal," kata La Nyalla, Selasa (28/8).
Menurut pria yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur ini, saling mengatai satu sama lain para pendukung dua kandidat Pilpres hanya akan memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Cukup sudah! Jangan lagi ada kata idiot, kampret, atau cebong terlontar di antara sesama anak bangsa," tegas mantan Ketum PSSI ini.
Kata kampret adalah julukan warganet (netizen) untuk kubu non-Joko Widodo (Jokowi). Sedangkan cebong adalah sebutan untuk yang pro Jokowi.
Sementara kata idiot, tiba-tiba viral di media sosial ketika terjadi gesekan di acara Deklarasi #2019GantiPresiden di Tugu Pahlawan, Surabaya.
Kata idiot muncul dari mulut musisi kondang Ahmad Dhani Prasetya dalam video yang diunggahnya. Suami Mulan Jameela ini, menyebut massa yang mendemonya idiot.
Selain Dhani, dalam video itu, pria berambut gondrong yang diketahui bernama Ferry Irawan, eks-anggota Front Pembela Islam (FPI) menyebut Banser idiot. Tak urung, kata-kata ini langsung mendapat reaksi keras dari sejumlah elemen masyarakat. Termasuk dari Banser dan Ansor sendiri.
"Saya ngeri bagaimana dampaknya ke anak-anak kita melihat orang-orang dewasa saling teriak kampret, cebong, dan kata-kata kasar lain," sesal la Nyalla.
"Kemarin anak saya yang masih sekolah juga tanya: Pak, ini kenapa sih semua saling ejek? Wah, bahaya juga dampak serang-serangan di media sosial ini ke anak-anak kita semua," sambung La Nyalla.
La Nyalla lantas mengajak semua para pendukung dua kandidat Pilpres 2019: Jokowi-KH Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno, merenungkan kembali dampat dari kata-kata tak pantas didengar.
"Coba bayangkan kalau anak-anak kita berubah jadi generasi muda yang hobi bullying, suka melontarkan kata-kata kasar. Apa kita sebagai orangtua rela?" ajaknya.
Menurutnya, saling melontarkan ejekan juga tidak sesuai ajaran agama dan adat ketimuran yang dipegang erat bangsa Indonesia.
"Kita ini manusia, kan tidak tahu apa-apa. Belum tentu orang yang kita caci itu lebih jelek dari kita. Bisa saja lebih baik di mata Allah SWT," tegasnya lagi.
La Nyalla menambahkan, kita harus mengelola perbedaan pendapat di Pilpres dengan dewasa. "Jadikan perbedaan sebagai kekuatan membangun bangsa. Bukan melemahkan bangsa," ujarnya.
"Silakan berdebat dan berbeda pendapat sampai jungkir balik, tapi jangan melontarkan ungkapan kasar. Toh kita ini sebenarnya saudara. Saran saya ini berlaku sama untuk pendukung Jokowi, Prabowo, dan siapa pun," tandas calon anggota DPD RI ini.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolri Listyo ingin polarisasi seperti itu perlu dihilangkan
Baca SelengkapnyaCapres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan melaksanakan Kampanye Akbar di SUGBK Jakarta pada 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaNusron menyampaikan istilah cebong dan kampret bukan dicetuskan Jokowi ataupun Prabowo.
Baca SelengkapnyaUcapan Yaqut membuat para elite PKB meradang dan langsung memberi teguran.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPernyataan calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaKaesang mengingatkan kader PSI agar tidak mudah untuk mengejek apalagi merendahkan dan sampai memfitnah.
Baca SelengkapnyaPrabowo sempat menyapa para sejumlah caleg dari Tangerang Raya dan menyebut dirinya sebagai Jawara.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan ucapan Indonesia dalam ancaman bahaya bila pasangan AMIN kalah seharusnya hanya di forum internal PKB.
Baca SelengkapnyaMenurut Tim 02, Prabowo sudah dari jauh-jauh hari mengatakan tak perlu membalas hujatan dari siapapun.
Baca Selengkapnya