Masyarakat Diingatkan Jaga Persatuan Usai Pilkada Serentak, Jangan Mudah Dipecah Belah
Setelah selesai pemilihan masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga persatuan
Masyarakat telah memberikan hak suaranya di Pilkada Serentak 2024 pada 27 November 2024. Setelah selesai pemilihan masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga persatuan.
Berseliwerannya informasi di media sosial jangan langsung ditelan mentah-mentah. Mereka yang jagoannya kalah harus legowo tanpa harus memunculkan narasi-narasi negatif.
-
Apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan di pemilu? Terakhir, akan dijelaskan cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat. Selain pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam menegakkan toleransi selama pelaksanaan pemilu. Berikut cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat, bisa dipraktikkan: 1. Menjaga Komunikasi yang Positif: Masyarakat dapat memastikan bahwa komunikasi dengan sesama warga negara tetap positif dan hormat meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa penting menjaga kerukunan di pemilu? Pemilu sering kali memunculkan sejumlah masalah yang ada di masyarakat. Salah satu masalah yang kerap terjadi adalah masalah kerukunan. Proses politik yang sengit antar kandidat calon pemilu, kerap kali memunculkan perbedaan pendapat antar masyarakat.
-
Kenapa penting mengetahui Pilkada serentak? Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Kenapa Pilkada Serentak dilakukan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
"Tetap jaga kesatuan dan persatuan NKRI, saling menjaga kesantunan pasca-Pilkada," ujar mantan narapindana terorisme (Napiter) Irhan Nugraha dalam keterangannya, Rabu (27/11).
Irhan memiliki perjalanan hidup penuh pembelajaran. Dia pernah terjerumus dalam ideologi ekstrem bertentangan dengan prinsip demokrasi. Namun, setelah berkontemplasi dan mengikuti program deradikalisasi baru menyadari kekeliruan dan memperbaiki diri.
"Pemilu bukan perbuatan kesyirikan dan kekafiran, kita harus intropeksi yang salah harus diperbaiki," tuturnya.
Irhan mengajak kelompok-kelompok yang masih anti-demokrasi untuk mengaji lagi pandangannya. Menurutnya, demokrasi bukanlah ancaman melainkan untuk menjaga dan mempertahankan persatuan serta eksistensi sebuah negara.
Ketua Yayasan Banten Peduli Umat (BPU) ini mengingatkan masyarakat harus semakin cerdas dalam menyaring informasi terutama di era digital yang sarat dengan hoaks dan provokasi.
Irhan menambahkan, momen pasca-Pilkada sering kali menjadi fase rawan konflik akibat ketidakpuasan atau manipulasi informasi. Justru sebaliknya, Dia berharap, usai pemilihan dapat mempererat persaudaraan bukan memupuk perpecahan.
"Jangan mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang sengaja memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. NKRI harga mati," tandasnya.