Nusron Wahid Bela Gibran yang Dianggap Remehkan Cawapres Lain saat Debat: Guyonan Biasa, Itu Roasting
Menurut Nusron, gimik celingak-celinguk yang dilakukan Gibran saat debat adalah guyonan biasa.
Menurut Nusron, gimik celingak-celinguk yang dilakukan Gibran saat debat adalah guyonan biasa.
Nusron Wahid Bela Gibran yang Dianggap Remehkan Cawapres Lain saat Debat: Guyonan Biasa, Itu Roasting
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dinilai Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Yenny Wahid tidak sopan dan meremehkan calon lain saat debat cawapres.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengatakan, masalah sopan atau tidak tergantung sudut pandang.
Menurut Nusron, gimik celingak-celinguk yang dilakukan Gibran saat debat adalah guyonan biasa. Nusron mencontohkan seperti roasting atau tindakan mengkritik seseorang dengan nada jenaka atau sindiran pedas.
"Tapi bagi saya itu relatif kalau bicara masalah etika dan sopan santun. Termasuk sudut pandang. Kalau bagi anak muda kekinian sekarang yang orang jawa begini begini (celingak-celinguk) itu gaya ngeledek, biasa, gaya guyon biasa orang Jawa kalau bahasa Kiki Saputri itu roasting, biasa," kata Nusron di Media Center TKN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (22/1).
Menurut Nusron, gaya meledek Gibran sebagai ungkapan ketidakpuasan atas jawaban Mahfud perihal greenflation.
Nusron memahami jika Yenny yang menyindir Gibran. Sebab, Putri Gus Dur tersebut adalah bagian dari timses Ganjar-Mahfud.
"Masalah sopan santun itu relatif. Yang namanya Mbak Yenny itu timsesnya Mahfud ya pasti memandangnya itu jelek untuk kepentingan pak mahfud, kepentingannya Mbak Yenny dikapitalisasi. Itu biasa disampaikan Mbak Yenny. Namanya juga tim kampanye," ujar Nusron.
Terpenting, kata Nusron, putra sulung Presiden Jokowi itu sudah bersikap sopan setelah debat dengan mencium tangan Cawapres 01 Muhaimin Iskandar dan Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD.
"Yang penting kan sudah salaman, sudah cium tangan, dan tidak serang pribadi. Enggak menyerang pribadi, enggak sampai kasih nilai 11 dari 100, itu kan penilaian pribadi. Ini kan enggak ada penilaian pribadi," pungkasnya.
Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid sebelumnya menilai debat cawapres yang digelar KPU, pada Minggu (21/1) terkesan salah satu pasangan calon berupaya menjatuhkan pasangan calon lainnya.
Seharusnya, Yenny menyebut debat menjadi wadah untuk masyarakat mengetahui bagaimana isi kepala dari calon pemimpinnya nanti.
"Walau ada satu dua masalah ketika berkaitan dengan sikap jadi seharusnya debat ini adalah ajang bagi para pemirsa di Indonesia untuk melihat isi kepala paslon berkaitan dengan kebijakan, berkaitan dengan regulasi, berkaitan dengan apa yang akan mereka usung menjadi prioritas ketika nanti menjabat jadi presiden dan wapres," kata Yenny, kepada wartawan, di JCC, Senayan, Jakarta, dikutip Senin (22/1).
Dia pun sangat menyayangkan, suasana debat dirusak oleh beberapa aksi atau gimik. Sehingga, terkesan paslon tertentu menjatuhkan paslon lainnya.
"Jadi ada penilaian seolah-olah ada paslon tertentu berupaya untuk meremehkan paslon lainnya," ujar dia.
"Menurut saya kita membutuhkan debat yang bermartabat, debat menggali substansi. Bukan debat yang diisi upaya-upaya untuk menjatuhkan orang lain dengab cara yang tidak sopan," imbuh Yenny.