Analis Politik Nilai Gibran Tak Fokus ke Substansi Debat, Terlalu Banyak Gimik Lampaui Etika
Analis politik Hendri Satrio mengatakan Gibran kebablasan pada debat cawapres karena terlalu banyak gimik melampui etika.
Penampilan Gibran pada debat cawapres di JCC, Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu malam, 21 Januari 2024 disorot banyak pihak.
Analis Politik Nilai Gibran Tak Fokus ke Substansi Debat, Terlalu Banyak Gimik Lampaui Etika
Performa dari Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka pada debat cawapres di JCC, Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu malam, 21 Januari 2024 disorot banyak pihak.
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) menilai, Gibran kebablasan pada debat antar cawapres pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu malam itu. Gibran banyak melenceng dari subtansi tema debat.
Sementara itu, kata Hensat secara keseluruhan Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) justru berhasil mencuri perhatian publik. Begitu pula dengan Cawapres Mahfud Md yang sangat menguasai substansi.
"Mas Gibran tampil terlalu percaya diri sehingga terlalu banyak gimik yang ditampilkan yang membuat ia melampaui etika, kesopanan, dan kepantasan dalam sebuah perhelatan pemilihan presiden,"
kata Hensat dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (23/1).
merdeka.com
Hensat menyampaikan, Cak Imin dan Mahfud Md memulai debat cawapres dengan menunjukkan sisi kritis soal program food estate. Program lumbung pangan ini juga banyak dikritisi oleh berbagai kalangan dan elemen masyarakat dari akademisi hingga aktivis lingkungan.
"Cak Imin memulai debat seperti yang dilakukan oleh Pak Anies yaitu dengan ngegas ya menyinggung food estate. Kemudian Pak Mahfud juga nge-gas menyinggung food estate juga," ujar Hensat.
Hensat menyangkan sikap Gibran yang hanya mementingkan sisi penampilan, namun abai subtansi tema debat. Gibran, kata Hensat hanya fokus ke gimik yang menyebabkan dia seringkali melupakan pertanyaan yang diajukan rival debatnya.
"Misal pertanyaan Pak Mahfud soal redistribusi, kemudian konsep trisaktinya bung Karno. Kemudian kepada Gus Imin juga sama yang malah fokus ke botol plastik yang mungkin saja botol itu disediakan oleh panitia. Jadi banyak hal yang membuat Gibran tidak fokus ke substansi,"
jelas Hensat.
Selain gimik, Hensat juga menyoroti etika dan kesopanan Gibran terhadap dua rivalnya, Cak Imin dan Mahfud Md. Hensat memandang, sikap Gibran atas lawan debatnya berlebihan dan tidak disukai banyak orang.
"Tentu itu tidak disukai oleh banyak orang dan mungkin juga tidak disukai oleh Gen-Z," ujarnya.
"Jadi Prof Mahfud dan Cak Imin benar-benar membantu capresnya dalam meningkatkan elektabilitas, dan bila Prabowo-Gibran terus tampil seperti ini bukan tidak mungkin elektabilitasnya akan kembali turun jadi mereka harus berhati-hati," ucap dia.
Gibran, Mahfud dan Cak saling serang selama debat Cawapres. Diawali Gibran yang menyindir saat Cak Imin menjawab sambil melihat catatan.
"Enak banget ya Gus ya, jawabnya sambil baca catatan," sindir Gibran saat giliran menanggapi Cak Imin di Segmen 2.
Gibran juga saling serang dengan Mahfud. Yang paling menarik ketika Gibran celingak-celinguk mencari jawaban Mahfud MD soal inflasi hijau atau greenflation.
“Saya nyari jawaban Pak Mahfud. Saya nyari-nyari di mana ini jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah jawab ekonomi hijau,” ujar Gibran dalam debat cawapres di Jakarta Convention Centre (JCC), Minggu (21/1).
Lantas, Mahfud seolah memberikan respons serupa dengan celingak-celinguk. Karena, merasa jawaban Gibran soal cara mengatasi greenflation atau inflasi hijau juga tidak nyambung.
“Saya juga ingin mencari tuh jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang ndak karuan,” ucap Mahfud.