Prabowo kepada Straits Times: Kekalahan bukan sebuah pilihan

Merdeka.com - Calon presiden Prabowo Subianto tampak sangat optimis pada laga Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014. Dirinya merasa yakin bisa merebut kursi presiden pada 9 Juli nanti.

Meski hanya tersisa tiga hari lagi untuk waktu pencoblosan, Prabowo merasa ada angin segar di belakangnya. Dia sangat yakin bisa meraup banyak suara rakyat dan merasa sudah mendekati detik-detik kemenangan yang sudah lama ia idamkan selama ini.

"Ini sprint terakhir. Jadi apa pun bisa terjadi, tapi kita kuat. Kami merasa ada kebangkitan," kata Prabowo dalam wawancara dengan Zubaidah Nazeer dari Straits Times yang dimuat dalam edisi online surat kabar Singapura tersebut, Minggu (6/7).

Wawancara ini dilakukan di pesawat pribadi Prabowo dalam perjalanan ke Semarang sebelum Ramadan. Straits Times menggambarkan di sela wawancara, Prabowo sedang asyik menikmati soda dingin dan Big Mac.

Prabowo juga menceritakan pengalaman berharganya saat masih menjadi tentara. Bagi dia, pernah berkecimpung di dunia militer adalah sesuatu pengorbanan kepada negara yang tak bisa dibalas dengan sembarangan. Maka itu dirinya ingin membalas dengan mengabdikan diri sebagai pemimpin negara.

"Militer adalah pengorbanan tertinggi, karena Anda menempatkan kehidupan Anda untuk melayani negara, dan jika negara Anda meminta Anda untuk memberikan hidup Anda, Anda harus memberikan," ujarnya.

Dalam artikelnya, Straits Times juga menulis Prabowo yang dikenal temperamental. Adiknya Hashim Djojohadikusumo menambahkan bahwa kakaknya seringkali kritis kepada gurunya, beberapa disebutnya dengan istilah "goblok".

Lalu apa jawaban Prabowo ketika dirinya tak bisa menang dalam pilpres kali ini?

"Kekalahan bukanlah sebuah pilihan," imbuh mantan suami Titiek Soeharto ini. (mdk/gib)