Ridwan Kamil: Anggaran hingga Rp200 Juta Sesuai Kebutuhan Berbeda Setiap RW
Menurut Ridwan, urusan di Jakarta terlalu luas untuk diputuskan hanya melalui Balai Kota atau di tingkat gubernur.
Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan bahwa anggaran sebesar Rp100 juta sampai Rp200 juta setiap Rukun Warga (RW) bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan dan pembangunan yang berbeda setiap RW.
Hal itu disampaikan saat memberikan keterangan pers usai Apel Pemenangan RIDO di DPD Partai Golkar Jakarta, Menteng, Sabtu (21/9). Kegiatan tersebut dalam untuk pemenangan pasangan RIDO di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Menurut Ridwan, urusan di Jakarta terlalu luas untuk diputuskan hanya melalui Balai Kota atau di tingkat gubernur.
"Jakarta terlalu luas untuk diputuskan semua urusannya lewat Balai Kota. Itulah kenapa kami punya program namanya tiap RW diberi anggaran 100 sampai 200 juta untuk RW," kata Ridwan Kamil, demikian dikutip Antara.
Ridwan atau biasa disapa Kang Emil itu mengatakan bahwa selain alokasi anggaran hingga Rp200 juta di tingkat RW, gaji untuk kepala Rukun Tetangga (RT) dan kepala RW juga dinaikkan, di luar dari anggaran tersebut.
Menurut Emil, 2.700 RW di Jakarta dapat memutuskan sendiri pembangunan untuk masa depan di lingkungannya.
"Ada yang butuhnya tentang sampah, silakan. Ada yang butuhnya beresin kekumuhan, silakan. Ada sampah beres, kumuh tidak ada, tapi perlu modal-modal RW di warung, pindahkan ke ekonomi," kata Ridwan Kamil.
"Kumuh tidak ada, sampah beres, ekonomi beres. Ada acara budaya, acara sosial," ujar dia.
Dengan begitu, Ridwan Kamil mengatakan, setiap RW nantinya berbeda dalam menyelenggarakan pembangunannya. Ridwan Kamil pun memperkirakan pembangunan di Jakarta bisa merata melalui konsep anggaran RW.
Dalam implementasinya, Ridwan Kamil juga menekankan visi-misi dari pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) melalui tiga rumus D-K-I, yakni desentralisasi, kolaborasi dan inovasi.
"Nanti kalau ada yang lagi kerja, 'oh ini Pak Suswono lagi desentralisasi nih'. 'Oh ini Pak Ridwan lagi kolaborasi nih'. 'Oh ini Pak Ridwan lagi Inovasi'. Itu aja mengukur kerja-kerja kami," tandas dia.