Sandi Jawab Jokowi Soal Orang Super Kaya ke Pasar: Mungkin yang Dimaksud Bukan Saya
Merdeka.com - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno mengaku Husnodzon atau berprasangka baik atas pernyataan Presiden Joko Widodo soal orang super kaya datang ke pasar pas keluar bilang mahal. Ia yakin yang dimaksud Jokowi bukan dirinya.
"Saya Huznodzon saja atas pernyataan Pak Presiden. Mungkin yang dimaksud bukan saya. Tapi kalau memang ditujukan kepada saya, yang bilang harga-harga di pasar naik dan tidak stabil, bukan saya, tapi pedagang dan pembeli sendiri," kata Sandi saat mengunjungi Pasar Baru Lumajang, Minggu (25/11).
Sandiaga mencontohkan Ibu Lulu dan Lina di Lumajang yang mengeluh padanya karena harga naik.
-
Bagaimana Sandiaga Uno melihat perhelatan Pilkada Jakarta? 'Saya optimis para calon ini nanti akan beradu gagasan dan mencoba memenangkan hati dan pikiran dari warga masyarakat Jakarta,' kata Sandiaga.
-
Kenapa Sandiaga Uno menyoroti biaya hidup di Jakarta? Dia mengatakan saat ini biaya hidup masyarakat di Jakarta ini semakin mahal, mulai dari biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya transportasi, maupun juga biaya belanja sehari-hari harga-harga pangan.
-
Siapa yang disebut Sandiaga sebagai Jokowi 3.0? 'Saya justru melihatnya dari sisi positif dan karena Pak Ganjar ini kan adalah sosok pemimpin yang paling mirip sama Pak Jokowi dari segi pendekatan yang sangat dekat dengan rakyat, blusukan, sat set, cepat geraknya. Saya menyebutnya (Ganjar sebagai) Jokowi 3.0. Pak Ganjar ini adalah versi Pak Jokowi 2024,' tuturnya.
-
Kenapa Jokowi blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Siapa yang Sandiaga Uno temui di Pancoran? Pada kesempatan ini, Sandiaga turut berbincang dengan Ketua Ikatan Masyarakat Pancoran Lanjut Usia (IMPALA), Kurniawan.
-
Siapa yang Jokowi ajak bicara di Pasar Malangjiwan? Presiden Jokowi sedang berbincang dengan pedagang berasi di Pasar Malangjiwan, Karanganyar
"Seperti hari ini di pasar Lumajang. Ibu Lulu dan Ibu Lina, harga sayur mayur memang naik turun. Kacang panjang yang kemarin Ro 3.000 sekarang Rp 4.000, begitu juga dengan Pak Aris, pedagang tempe yang dibungkus plepah pisang, hari ini naik Rp 1.000," ucapnya.
Sandi menyatakan sudah tiga tahun dia menjadi Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Menurutnya, sudah menjadi tugasnya lah sebagai mitra pemerintah memantau harga-harga di pasar.
"Tahun 2012, APPSI mendukung Pak Jokowi saat kampanye pilgub DKI. Bahkan sempat dikriminalisasi dan dipanggil Bawaslu karena kegiatan mendukung pencalonan Pak jokowi kala itu. APPSI mendukung Pak Jokowi di tahun 2012, karena program Pak Jokowi yang serius memajukan dan mensejahterakan pedagang pasar dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau," terang Sandi.
Selain itu, Sandiaga menyebut meski dirinya keluar-masuk pasar, hal itu bukan untuk belanja pencitraan melainkan mendengar aspirasi.
"Belanja ke pasar itu tugas orang rumah saya. Kalau saya belanja di pasar itu namanya pencitraan," kata Sandi.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo atau Jokowi membantah isu mahalnya harga komoditas pangan di pasar. Ini dikatakan Jokowi dalam Rapat Kerja Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Provinsi Lampung di Graha Wangsa Golden Dragon, Bandar Lampung, Sabtu (24/11).
Jokowi menegaskan harga komoditas pangan di Tanah Air dalam keadaan stabil, kendati ada beberapa yang mengalami kenaikan tapi tidak signifikan.
Jokowi lantas meminta pihak-pihak tertentu tidak 'menggoreng' isu harga komoditas pangan. Apalagi, jika pihak yang menggoreng tersebut tidak mengetahui betul kondisi pasar di Tanah Air.
"Harga ini jangan ada yang 'menggoreng', masuk ke pasar, enggak beli apa-apa, pas keluar ngomong 'harga mahal, harga mahal, harga mahal'," ucapnya.
"Orang enggak pernah ke pasar, nongol-nongol ke pasar, keluarnya ngomong mahal. Enggak pernah ke pasar. Enggak mungkin orang super kaya datang tahu-tahu datang ke pasar, enggak mungkin lah. Datang ke pasar, enggak beli apa-apa, pas keluar bilang 'mahal, mahal, mahal' Haduuh," sambungnya.
Jokowi mengingatkan, menggoreng isu mahalnya harga komoditas pangan justru menakuti masyarakat. Terutama pedagang dan ibu-ibu yang sering ke pasar. Jika ibu-ibu terus ditakuti dengan melonjaknya harga komoditas maka mereka tidak mau lagi berkunjung ke pasar.
"Kalau dibilang mahal, ibu-ibu enggak mau datang ke pasar. Datangnya ke supermarket. Harusnya kita ngomong pasar tradisional itu murah, murah, murah untuk promosi pedagang kecil. Bukannya ngomong mahal, mahal, mahal," kata Jokowi.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sandiaga Salahudin Uno menyambangi kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Gang Kutai Utara No 1, Sumber, Solo, Kamis (12/12).
Baca SelengkapnyaSandiaga menyebut Ganjar merupakan tokoh yang memiliki kemiripan cara kerja dengan Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi baru tahu belakangan sebutan 'Pak Lurah' itu adalah dirinya.
Baca Selengkapnya"Jangan kita malah saling menjatuhkan satu sama lain, tapi kita harus coba tampilkan yang terbaik," kata Sandi
Baca SelengkapnyaPertemuan Jokowi dan Sandiaga mulai pukul 16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi akan dinilai oleh publik. Sehingga, PKS menyerahkan semua itu kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menilai pernyataan Jokowi soal kode 'Pak Lurah' hanya candaan.
Baca SelengkapnyaDalam kunjungan tersebut, Jokowi mengecek harga kebutuhan pokok dan berinteraksi langsung dengan para pedagang serta masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berdialog dengan beberapa pedagang untuk mengetahui kondisi harga
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, MH Said Abdullah, mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan bila Jokowi turun gunung berkampanye.
Baca SelengkapnyaLewat akun Instagram resmi @sandiuno, Sandiaga menyatakan tawaran dari PKB tidak dia terima setelah berdiskusi dengan keluarga.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Iriana Jokowi berkunjung ke Pasar Sentral Palakka, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca Selengkapnya