Tom Lembong Sebut Pembagian Bansos Pengaruhi Suara Pemilu: Pemenang Pemilu adalah Perubahan
Ia menilai jika intimidasi dan bansos tidak digunakan, maka suara rakyat akan terkumpul pada 01 dan 03.
Ia yakin mayoritas suara rakyat ada pada suara perubahan.
Tom Lembong Sebut Pembagian Bansos Pengaruhi Suara Pemilu: Pemenang Pemilu adalah Perubahan
Wakil Kapten Tim Nasional Pemenangan Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Thomas Lembong atau dikenal juga dengan Tom Lembong, menanggapi hasil real count pasangan AMIN.
Ia secara optimis menyebut pemenang hati masyarakat yang sebenarnya adalah suara perubahan.
Tom Lembong lewat podcast Youtube @MerdekaDotCom, menyebut adanya bansos sangat mempengaruhi hasil suara pemilu. Efek bansos dan adanya intimidasi di tingkat daerah disebut sebagai isu yang riil dan memang terjadi.
Ia menilai jika intimidasi dan bansos tidak digunakan, maka suara rakyat akan terkumpul pada pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 atau 03.
"Ya kita masih menunggu data-data fakta-fakta dari lapangan dan juga itungan-itungan ya, tapi kebanyakan orang bisa menyetujui bahwa efek daripada bansos itu ada, itu ril. Efek daripada intimidasi kepada kepala-kepala desa dan pemerintah daerah itu riil. Nah kita masih itung-itung ya. Hemat saya kalau dua efek itu dihilangkan, menurut saya sih mayoritas daripada pemilih itu tidak di garis keberlanjutan," ucapnya dalam podcast (6/3).
Tom Lembong menyebut jika suara 01 dan 03 digabungkan menjadi oposisi atau menjadi suara perubahan, juga dengan menghilangkan efek bansos dan intimidasi yang ada.
Ia yakin mayoritas suara rakyat ada pada suara perubahan. Karena itu ia meyakini suara pemenang yang sesungguhnya adalah suara perubahan.
"Maka dari itu saya bilang, saya tetap yakin bahwa pemenang yang sesungguhnya daripada pemilu adalah perubahan. Apakah itu dalam bentuk Pak Ganjar Mahfud atau dalam bentuk Pak Anies dan Pak Muhaimin," tambahnya.
Menurut Tom Lembong, guyuran bansos dan intimidasi yang terjadi saat pemilu 2024 menjadi fenomena yang belum pernah terjadi selama kontestasi pemilu di Indonesia sebelumnya. Tom Lembong mengibaratkan fenomena tersebut sebagai sebuah lelucon dalam pemilu.
Ia mengibaratkan kontestasi pemilu sebagai ajang sepak bola yang saat bertanding gawang salah satu tim roboh, lalu tiba-tiba jumlah bola dan pemain bertambah di luar ketentuan. Tom Lembong menjelaskan hal itu terjadi karena permainan sudah tidak terlegitimasi
Tom Lembong juga menilai banyak perkembangan yang positif dari demokrasi di Indonesia lewat kontestasi pemilu tahun ini. Masyarakat dinilai sudah lebih dewasa dalam menentukan pilihan mereka.
Terlihat lewat animo masyarakat yang besar terhadap isu-isu substantif dalam debat. saat ini masyarakat mulai tertarik mengikuti perkembangan debat dengan pembahasan yang mendalam terkait kebijakan dan gebrakan yang dicetuskan tiap paslon.
"Ya jadi, ini bagi saya mencerminkan kedewasaan, bahwa pemilih kita semakin dewasa, semakin mengerti, semakin cerdas, dan semakin tertarik pada hal-hal yang substantif yang berbobot ya, bukan hanya gimmick atau sebagainya," jelasnya.