Dikibulin teman, bule Belanda pernah berjanji tidak akan masuk Islam

Merdeka.com - Dalam perjalanannya mencari tuhan, Siti Malikah Feer (29) banyak belajar dari teman-teman kampusnya yang berasal dari Turki dan Afghanistan.

Hal yang pertama kali dia pelajari bukan ritual keagamaan, seperti salat ataupun Alquran, melainkan akhlak Islami yang ditunjukkan teman-teman Siti. Kendati demikian, Malikah pernah merasa ditipu dan marah kepada teman-temannya

"Saya bekerja di bagian daging beku tangan saya dingin sekali, oke give me your hands, saya hangatkan kata teman saya. Lalu dia bilang apa bisa mengulangi la illa haillallah waashaduanna muhammadarasulullah," cerita Malikah kepada merdeka.com di Universitas Indonesia, Kamis (11/6).

Malikah yang dahulu bernama Marlou dan ateis ini terkesiap, dia kaget dan sadar temannya tengah menjebaknya. Lantas Siti langsung marah kepada teman-temannya meskipun tindakan temannya sekadar bercanda.

"Saya bilang saya enggak mau, saya marah. Hari itu saya menulis di buku harian saya tidak akan menjadi muslim," kenang mahasiswa BIPA UI ini.

Setelah amarahnya reda, Malikah justru berpikir kenapa teman-temannya mau di masuk Islam. Malikah yang makin penasaran, mulai membaca literatur tentang agama Islam.

"Jadi setelah banyak berpikir saya merasa saya bisa percaya Allah menciptakan kita dan Muhammad SAW nabi kita," jelasnya senang.

Malikah pun resmi bersyahadat di depan teman-temannya pada 2003 silam. Malikah terus merasa haus tentang ilmu Islam dia banyak belajar dari teman-temannya. Sampai-sampai Malikah rela menempuh jarak yang cukup jauh guna mereguk ilmu Ushuludin di Amsterdam dan bahasa Arab di Roterrdam yang masing-masing berada di barat dan selatan Belanda. (mdk/rep)