9 Jenis Obat yang Miliki Efek Samping Membuat Tekanan Darah Jadi Tinggi, Jangan Langsung Cemas!
Sejumlah jenis obat memiliki efek samping yang bisa membuat tekanan darah jadi tinggi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di seluruh dunia. Menurut World Heart Federation, sekitar 1,3 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, yang menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.
Tak jarang, masalah ini menjadi penyebab utama kematian dini yang dapat dicegah, dengan estimasi 10 juta kematian setiap tahunnya. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa obat yang kita konsumsi sehari-hari juga bisa menjadi penyebab tersembunyinya tekanan darah tinggi? Dilansir dari Healthshots, berikut sembilan jenis obat yang ternyata dapat meningkatkan tekanan darah Anda tanpa disadari.
-
Mengapa tekanan darah tinggi berbahaya? Kondisi hipertensi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan berbagai komplikasi serius lainnya.
-
Apa itu Gangguan Kecemasan? Rasa cemas atau anxiety adalah pengalaman yang umum dialami oleh banyak orang dalam menghadapi situasi tertentu. Namun, ketika rasa cemas sulit dikendalikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi itu adalah tanda dari gangguan kecemasan.
-
Bagaimana penyalahgunaan obat bisa membahayakan? Penyalahgunaan obat dapat berdampak serius pada kesehatan dan kehidupan seseorang.
-
Apa itu tekanan darah tinggi? Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara serius.
Apa Itu Tekanan Darah Tinggi?
Tekanan darah tinggi terjadi ketika tekanan darah pada dinding arteri terlalu tinggi. Kondisi ini dapat menambah beban pada jantung dan pembuluh darah, yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung, stroke, atau kerusakan ginjal. Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mm Hg) dan ditampilkan sebagai dua angka: sistolik (tekanan saat jantung berdetak) dan diastolik (tekanan di antara detak jantung). Nilai normal biasanya sekitar 120/80 mm Hg, sedangkan hipertensi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah 130/80 mm Hg atau lebih tinggi.
1. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (NSAIDs)
"NSAIDs mencakup baik obat resep maupun obat bebas yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri dan mengurangi peradangan, terutama pada kondisi seperti artritis," jelas Dr. Sameer V Pagad, seorang ahli kardiologi. Obat-obatan ini, seperti ibuprofen (Advil, Motrin) dan naproxen (Aleve, Naprosyn), bisa menyebabkan retensi cairan dan mempengaruhi fungsi ginjal, yang dapat memicu peningkatan tekanan darah. Bahkan, dosis yang lebih tinggi atau penggunaan NSAIDs selama lebih dari satu minggu dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, seperti yang dipublikasikan dalam British Medical Journal.
2. Kortikosteroid
Obat kortikosteroid sering diresepkan untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, obat ini bisa meningkatkan retensi natrium di ginjal, yang kemudian memicu retensi cairan. "Penggunaan kortikosteroid, terutama dalam dosis tinggi, telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah," menurut sebuah studi dari Canadian Respiratory Journal. Obat ini juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan, yang dapat memperburuk hipertensi.
3. Obat Pilek atau Dekongestan
Dekongestan sering digunakan untuk mengatasi hidung tersumbat. Obat ini bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di saluran hidung, tetapi efeknya juga dapat dirasakan di seluruh tubuh, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Bahkan, banyak obat flu yang mengandung NSAIDs untuk meredakan nyeri. Menurut Annals of Emergency Medicine, dekongestan seperti pseudoefedrin (Sudafed) diketahui dapat meningkatkan tekanan darah, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat hipertensi.
4. Antidepresan
Antidepresan sering diresepkan untuk mengatasi gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Dr. Pagad menyebutkan, "Meskipun hipertensi bukan efek samping umum dari antidepresan, individu dengan hipertensi yang sudah ada mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi." Jenis antidepresan seperti Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs), Tricyclic Antidepressants (TCAs), dan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
5. Imunosupresan
Obat imunosupresan digunakan untuk mencegah penolakan organ setelah transplantasi atau mengendalikan flare-up pada penyakit autoimun. Namun, beberapa obat ini, seperti siklosporin dan sirolimus, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan retensi garam. Studi dari Frontiers in Cardiovascular Medicine menyarankan untuk memantau tekanan darah secara teratur jika Anda menggunakan obat ini.
6. Obat Migrain
Beberapa obat migrain, seperti triptan, bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di kepala untuk meredakan nyeri. Namun, obat ini juga dapat mempersempit pembuluh darah di seluruh tubuh, yang dapat memicu hipertensi. Menurut American Academy of Neurology, penggunaan obat migrain yang mengandung triptan atau ergotamin dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
7. Pil KB yang Mengandung Estrogen
Beberapa metode kontrasepsi hormonal, khususnya pil KB yang mengandung estrogen, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Dr. Pagad mencatat, "Estrogen dapat meningkatkan kadar protein angiotensinogen, yang dapat dikonversi menjadi angiotensin II, senyawa yang dikenal dapat meningkatkan tekanan darah." Konsultasikan dengan dokter untuk memilih alternatif yang lebih aman, seperti pil progestin-only atau IUD.
8. Stimulan
Stimulan seperti metilfenidat (Concerta, Ritalin) dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik. Menurut StatPearls, obat ini dapat memicu palpitasi dan penyempitan pembuluh darah, yang semuanya berkontribusi pada hipertensi.
9. Obat Penurun Berat Badan
Beberapa obat penurun berat badan, terutama yang mengandung stimulan seperti sibutramin, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. American Diabetes Association menemukan bahwa obat ini dapat menambah beban pada jantung dan meningkatkan tekanan darah. Sebelum memulai program penurunan berat badan dengan obat-obatan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Mengonsumsi Obat-obatan Ini?
Jika Anda sedang mengonsumsi salah satu dari obat-obatan di atas dan memiliki riwayat hipertensi, sangat penting untuk memantau tekanan darah Anda secara teratur. Jangan langsung menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter, karena hal ini bisa berdampak negatif pada kondisi kesehatan Anda. Diskusikan dengan tenaga medis untuk mencari alternatif atau penyesuaian dosis yang aman bagi kesehatan jantung Anda.
Dengan kesadaran akan efek samping dari obat-obatan ini, Anda bisa mengambil langkah lebih proaktif untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah Anda. Jangan panik, tetapi tetap waspada dan selalu konsultasikan perubahan kesehatan Anda dengan ahli medis.