Anak Takut dan Menolak Bersalaman dengan Orang, Ini yang Harus Diketahui Orangtua
Mengatasi penolakan anak untuk bersalaman membutuhkan pendekatan yang bijak dan penuh pengertian dari orang tua untuk tumbuh kembang anak.

Siapa sangka, aktivitas sederhana seperti bersalaman bisa menjadi tantangan bagi sebagian orang tua? Ya, tidak sedikit anak yang menolak untuk bersalaman, terutama dengan orang yang baru dikenal. Situasi ini kerap membuat orang tua kebingungan dan merasa khawatir anaknya dianggap tidak sopan.
Mengapa Anak Menolak Bersalaman?
Sebenarnya, penolakan anak untuk bersalaman bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
Usia dan Pemahaman: Anak di bawah usia 3 tahun mungkin belum memahami makna bersalaman sebagai bentuk penghormatan. Mereka belum mampu menghubungkan gerakan fisik dengan makna sosial.
Mood dan Kondisi: Anak-anak memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Jika mereka lelah, lapar, atau tidak nyaman, mereka mungkin menolak bersalaman.
Ketakutan atau Kecemasan: Anak mungkin takut atau cemas terhadap orang asing atau orang yang jarang ditemui. Pengalaman negatif sebelumnya, seperti dipaksa bersalaman saat tidak nyaman, juga dapat menyebabkan keengganan.
Masalah Sensori: Beberapa anak memiliki masalah sensori yang membuat mereka tidak nyaman dengan sentuhan fisik.

Menanggapi Penolakan dengan Bijak
Menghadapi situasi ini, orang tua perlu menanggapi dengan cara yang tepat agar tidak merusak perkembangan sosial dan emosional anak. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:
Hindari Pemaksaan: Pemaksaan justru akan membuat anak merasa tidak nyaman dan traumatis. Ini dapat merusak hubungan dan kepercayaan antara anak dan orang tua.
Berikan Contoh: Orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik dengan bersalaman secara sopan dan ramah.
Ajarkan Makna Bersalaman: Jelaskan kepada anak (jika usianya sudah cukup) bahwa bersalaman adalah bentuk penghormatan dan sopan santun kepada orang lain, terutama yang lebih tua.
Tawarkan Alternatif: Jika anak menolak bersalaman, tawarkan alternatif lain seperti menyapa dari jauh ('Hai, Kakek!'), tos, atau high five. Ini tetap mengajarkan tata krama tanpa memaksa sentuhan fisik.
Perhatikan Kondisi Anak: Perhatikan suasana hati dan kondisi fisik anak. Jika anak lelah atau tidak nyaman, jangan memaksanya.
Beri Waktu: Beri anak waktu untuk menyesuaikan diri dengan orang baru. Anak dengan temperamen slow to warm up membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa nyaman.
Dampak Jangka Panjang
Meski terlihat sepele, penolakan anak untuk bersalaman bisa berdampak pada perkembangan sosial dan emosionalnya jika tidak ditangani dengan tepat. Pemaksaan dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan kehilangan kepercayaan diri dalam berinteraksi sosial. Di sisi lain, memberikan pengertian dan alternatif akan membantu anak merasa aman dan dihormati batasan pribadinya.
Pada akhirnya, menghadapi tantangan ini dengan bijaksana akan membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, memiliki keterampilan sosial yang baik, serta menghargai norma dan batasan orang lain. Inilah investasi berharga bagi generasi mendatang yang lebih sehat secara mental dan emosional.