Jumlah Kasus Meningkat, Remaja Perlu Disadarkan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
Penyalahgunaan narkoba merupakan salah satu momok yang mengancam remaja. Berdasar data, terjadi peningkatkan penggunaan narkoba pada anak usia sekolah.
-
Bagaimana remaja bisa kecanduan narkoba? 'Tahap penggunaan narkoba dimulai dari coba-coba, kemudian naik ke penggunaan sosial, hingga menjadi penggunaan situasional saat menghadapi masalah tertentu. Akhirnya, bisa berlanjut menjadi penggunaan intensif dan kecanduan,' jelas Martha.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Siapa yang sering mengajak remaja coba narkoba? 'Yang salah kaprah akhirnya mencoba napza dan terutama jika ada teman yang mengajak. Selain itu, banyak remaja tidak bisa mengatakan tidak, terutama jika ingin dianggap oleh teman,' sambungnya.
-
Apa saja fakta kenakalan remaja di Indonesia? Fakta menunjukkan bahwa perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin beragam dan kompleks, mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku seksual yang berisiko.
-
Siapa yang harus tahu masalah kesehatan remaja? Penting bagi anak remaja dan orang tua untuk memahami masalah-masalah ini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi mereka.
-
Mengapa otak remaja rentan terhadap kecanduan? 'Remaja adalah tahap perkembangan krusial di mana mereka mengalami perubahan signifikan dalam biologi, kognisi, dan kepribadian. Akibatnya, otak sangat rentan terhadap dorongan terkait kecanduan internet selama masa ini, seperti penggunaan internet yang kompulsif, keinginan untuk menggunakan mouse atau keyboard, dan mengonsumsi media,' kata Max Chang, penulis utama studi ini.
Jumlah Kasus Meningkat, Remaja Perlu Disadarkan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan bahaya narkoba di kalangan remaja, Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Malang mengadakan acara talkshow yang melibatkan siswa dari 30 SMP negeri di kota Malang serta guru BK. Kegiatan ini, yang dilaksanakan di Hotel Maxone Malang, ini juga bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun IIDI ke-69 dan Hari Ibu ke-95.
Dalam rangkaian tema ulang tahun IIDI, "Terus Giat Membangun Kolaborasi," seminar bahaya penyalahgunaan narkoba ini menjadi salah satu fokus utama. Pembicara yang terlibat, antara lain Iptu Yulius Sapto Edi S.E. dari Satres Narkoba Polresta Malang, Martha Widiana Mayangsari S.Psi, ahli narkoba dari BNN Kota Malang, dan Dr. Frilya Rahma Putri, Sp.Kj dari Departemen Psikiatri FKUB/RSSA.
Iptu Yulius Sapto Edi dalam sesi pertama membahas tentang "Generasi Emas Generasi Tanpa Narkoba," sedangkan Martha Widiana Mayangsari menyoroti aspek "Rehabilitasi bagi Pecandu Narkoba."
Martha menyoroti bahwa meskipun angka prevalensi narkoba secara umum menurun pada 2023, kasus narkoba di lingkungan sekolah justru meningkat dari 2021 hingga 2023.
"Angka prevalensi narkoba di tahun 2023 mencapai 4,2 juta orang. Meskipun terjadi penurunan secara keseluruhan, namun kasus narkoba di lingkungan sekolah meningkat. Ini perlu menjadi perhatian karena kasus narkoba semakin meluas di kalangan pelajar," ungkap Martha.
Ia menekankan bahwa penggunaan narkoba yang telah mencapai tahap kecanduan menjadi sebuah penyakit yang sulit disembuhkan, terutama tanpa adanya dukungan sosial dan keluarga yang kuat.
Sesi kedua, yang disampaikan oleh Dr. Frilya Rahma Putri, mengangkat tema "Adiksi Internet Gadget dan Zat." Frilya menjelaskan bahwa perilaku adiksi pada umumnya muncul karena ketidakmampuan seseorang dalam mengelola emosi, yang kemudian memunculkan penggunaan zat tertentu sebagai bentuk ketergantungan sementara.
"Ketika kita berbicara tentang adiksi, itu mencakup perilaku ketergantungan. Penggunaan zat tertentu, seperti narkoba, seringkali merupakan akibat dari ketidaknyamanan seseorang terhadap kondisi psikologisnya," jelas Frilya.
Ia juga menyoroti siklus adiksi yang meliputi tahap self-medication impulse, euforia, dependensi, toleransi & intoksisasi, konsekuensi & withdrawal, hingga pada tahap kompulsivitas.
Ketua IIDI Cabang Malang, Ny. Diyah Himawati Santosa, SE, menjelaskan bahwa tema besar "Terus Giat Membangun Kolaborasi" dari IIDI pusat diwujudkan oleh IIDI cabang Malang dalam penyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba dengan menggandeng berbagai pihak.
Acara ini menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja akan ancaman kecanduan narkoba serta strategi pencegahannya. Para siswa peserta kegiatan diharapkan bisa menjadi duta yang menyampaikan kepada teman-temannya mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba ini.