Cuaca Panas Meningkatkan Risiko Demam Tifoid, Begini Cara Membedakannya dengan Demam Biasa
Cuaca panas bisa membuat demam tifoid lebih rentan terjadi. begini cara membedakannya dengan demam biasa.
Cuaca panas dan tingkat polusi yang tinggi, seperti yang sedang dialami di Indonesia, dapat meningkatkan risiko infeksi demam tifoid. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan.
Cuaca Panas Meningkatkan Risiko Demam Tifoid, Begini Cara Membedakannya dengan Demam Biasa
Menurut Ketua Pencegahan Infeksi dan Kontrol dari Komite Kontrol Resistan Antimikroba RS Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Ari Prayitno Sp. A (K), cuaca panas dan tingkat polusi yang tinggi memungkinkan kontaminasi dan penyebaran kuman lebih mudah terjadi.
-
Kenapa demam bisa memperburuk kesehatan? Ketika seseorang mengalami sakit, tubuh biasanya akan kehilangan cairan lebih banyak melalui berbagai cara seperti keringat, demam, dan peningkatan produksi lendir. Oleh karena itu, penting untuk waspada terhadap risiko dehidrasi, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan kelemahan, sehingga memperburuk kondisi kesehatan.
-
Bagaimana cara membedakan demam biasa dan demam yang berbahaya? Demam adalah cara tubuh melawan infeksi, tetapi peningkatan suhu yang signifikan jarang disebabkan oleh flu biasa. 'Demam lebih sering muncul akibat flu, bronkitis, atau pneumonia,' kata Dr. Pathak. Jika suhu tubuh Anda mencapai 100,5°F atau lebih, penting untuk segera mencari bantuan medis.
-
Bagaimana mencegah penyakit akibat cuaca panas? Untuk mencegah penyakit-penyakit akibat cuaca panas, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, seperti: • Minum banyak air putih atau minuman yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang. • Hindari minuman beralkohol, berkafein, atau manis karena bisa meningkatkan dehidrasi. • Kenakan pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang untuk membantu tubuh mengeluarkan panas. • Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 15 untuk melindungi kulit dari sinar matahari. • Hindari aktivitas fisik yang berat di bawah terik matahari, terutama pada siang hari. • Istirahat di tempat yang sejuk dan berventilasi baik jika merasa lelah atau pusing.
-
Bagaimana perubahan iklim memengaruhi demam berdarah? Riset menunjukkan bahwa suhu ideal untuk penyebaran penyakit ini berkisar antara 20 hingga 29 derajat Celcius.
-
Apa saja penyakit akibat cuaca panas? Berikut adalah beberapa penyakit akibat cuaca panas yang wajib kita waspadai. Heat stroke atau sengatan panas Ini adalah kondisi yang paling serius dan berbahaya akibat cuaca panas. Heat stroke terjadi ketika suhu tubuh naik hingga 41°C atau lebih, dan sistem pengaturan suhu tubuh gagal berfungsi. Gejala heat stroke antara lain kulit kering dan merah, gangguan mental atau perilaku, kejang, koma, atau bahkan kematian. Heat stroke membutuhkan penanganan medis segera. Heat exhaustion atau kelelahan akibat panas Ini adalah kondisi yang lebih ringan daripada heat stroke, tetapi tetap perlu diwaspadai. Heat exhaustion terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit akibat keringat berlebih. Gejala heat exhaustion antara lain kulit lembap dan pucat, pusing, mual, muntah, lemah, denyut jantung cepat, dan tekanan darah rendah. Kram otot akibat panas Ini adalah kondisi yang paling ringan akibat cuaca panas. Kram otot terjadi ketika otot-otot kaki, tangan, atau perut berkontraksi secara tiba-tiba dan menyakitkan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan cairan dan garam dalam tubuh. Ruam panas atau biang keringat Ini adalah kondisi yang terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat dan menyebabkan ruam merah atau benjolan kecil pada kulit. Ruam panas bisa gatal dan menyengat. Ruam panas biasanya muncul di area tubuh yang tertutup pakaian atau lipatan kulit, seperti leher, dada, punggung, ketiak, atau selangkangan. Dehidrasi Ini adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan cairan dan elektrolit. Gejala dehidrasi antara lain haus, mulut kering, mata cekung, kulit kusam, urine berwarna gelap, dan pusing. Dehidrasi bisa sebabkan gangguan fungsi ginjal, otak, jantung, dan darah. Luka bakar matahari atau sunburn Ini adalah kondisi yang terjadi ketika kulit terlalu lama terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Gejala luka bakar matahari antara lain kulit merah, bengkak, panas, nyeri, atau melepuh. Luka bakar matahari bisa meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.
-
Apa yang terjadi ketika tubuh mengalami demam? Demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas 37 derajat Celsius.
"Tangan kita menyentuh sesuatu masuk ke mulut enggak cuci tangan atau cuci tangan enggak benar ditambah udara kering mempermudah kontaminasi dan penyebaran kuman sehingga infeksi lebih mudah masuk ke pencernaan," terang Ari dilansir dari Antara
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap penyakit yang menyebar melalui transmisi udara dan kontaminasi makanan.
Salah satu faktor yang dapat mempermudah infeksi demam tifoid adalah kebiasaan mencuci tangan yang kurang. Ari menjelaskan bahwa kebiasaan ini dapat memungkinkan kuman masuk ke makanan yang sudah terkontaminasi dari tangan yang kotor, yang pada gilirannya dapat menyebabkan infeksi demam tifoid. Untuk itu, penting untuk selalu mencuci tangan dengan benar.
Ari juga menyoroti pentingnya memperhatikan kontaminasi saluran tinja yang dapat masuk ke saluran air yang dikonsumsi. Kontaminasi ini juga dapat mempermudah penyebaran kuman penyebab demam tifoid. Untuk mencegah demam tifoid, perbaikan kebersihan lingkungan dan sanitasi sangat penting.
"Sanitasi yang buruk harus diperbaiki, kekurangan air minum yang aman harus diperbaiki karena ini mempengaruhi higienitas dari hidup seseorang atau sekelompok orang," tambah Ari.
Selain menjaga kebersihan, vaksinasi juga merupakan langkah penting dalam pencegahan demam tifoid, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah endemis. Vaksinasi biasanya diberikan pada anak usia 2 tahun dan diulang pada usia 3 tahun. Ini dapat membantu melindungi individu dari gejala berat dan komplikasi demam tifoid.
Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Biasa
Untuk membedakan antara demam biasa dan demam tifoid, Ari memberikan beberapa panduan. Jika demam berlangsung kurang dari satu minggu, kemungkinan besar itu bukan demam tifoid.
Demam biasa umumnya disebabkan oleh infeksi lain seperti radang tenggorokan, radang saluran kemih, atau radang telinga tengah dan saluran pencernaan. Jadi, tidak perlu langsung mengkhawatirkan demam tifoid.
Demam tifoid biasanya berlangsung lebih dari satu minggu dan disertai gejala di saluran cerna seperti muntah, diare, kesulitan buang air besar, dan jarang buang air besar. Jika anak sudah masuk usia sekolah dan sering makan di luar meskipun kebersihan di rumah terjaga, baru kemungkinan besar itu bisa dikaitkan dengan demam tifoid.
Untuk memastikan diagnosis demam tifoid, konsultasikan dengan dokter dan lakukan pemeriksaan laboratorium seperti widal atau tubeks yang mendeteksi bakteri salmonela melalui darah, urin, atau sumsum tulang. Dengan diagnosis yang benar, perawatan yang tepat dapat diberikan.
Penting untuk memahami perbedaan antara demam biasa dan demam tifoid sehingga pengobatan yang tepat dapat diberikan sesuai dengan kondisi kesehatan seseorang.