Dari Suka Begadang Hingga IQ Rendah, Ketahui 7 Hal yang Buat Seseorang Berisiko Terserang Stroke di Usia Muda
Sejumlah faktor risiko terjadinya stroke di usia muda kerap tidak kita sadari sehingga terlanjur terjadi.
Sejumlah faktor risiko terjadinya stroke di usia muda kerap tidak kita sadari sehingga terlanjur terjadi.
-
Siapa yang berisiko terkena stroke di usia muda? Faktor Penyebab Stroke di Usia Muda Menurut dr. Anastasia, stroke dapat terjadi pada usia muda disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang berdampak pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Ia menjelaskan bahwa mulai dari kelainan pada pembuluh darah otak hingga faktor genetik dapat berkontribusi terhadap terjadinya stroke pada individu yang masih muda.
-
Kenapa anak muda rentan terkena stroke? Kurang olahraga, pola makan yang tinggi lemak dan gula, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol di kalangan anak muda adalah beberapa penyebab yang membuat kecenderungan stroke meningkat akhir-akhir ini.
-
Apa dampak stroke di usia muda? Stroke dapat memberikan berbagai efek yang bervariasi tergantung pada area otak yang terkena. Dampak yang mungkin terjadi meliputi kebutaan hingga kesulitan dalam berbicara.
-
Siapa yang berisiko terkena stroke dini? Penyebab stroke dini pertama adalah Anemia sel sabit. Anemia sel sabit merupakan jenis anemia akibat kelainan genetik yang ditandai dengan bentuk sel-sel darah abnormal (seperti bulan sabit), sehingga menyebabkan pembuluh darah kekurangan pasokan darah sehat dan oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh.
-
Mengapa stroke bisa terjadi di usia muda? Banyak yang beranggapan bahwa stroke hanya menyerang usia lanjut. Namun faktanya, kaum muda pun juga bisa ikut terancam. Ya, berbagai gaya hidup modern kurang sehat, seperti pola makan yang buruk hingga kurangnya aktivitas fisik dan stres berlebihan dinilai menjadi pemicu utama risiko stroke di usia produktif. Sayangnya, berbagai kebiasaan buruk ini terkadang melekat pada orang-orang dengan usia muda.
-
Kenapa stroke bisa menyerang anak muda? Stroke merupakan penyakit yang biasanya dialami oleh orang berusia lanjut atau sudah masuk usia dewasa akhir. Namun saat ini penyakit stroke tidak lagi terpaku pada usia lanjut, tapi juga sudah mulai merambah usia muda akibat pola hidup yang buruk.
Dari Suka Begadang Hingga IQ Rendah, Ketahui 7 Hal yang Buat Seseorang Berisiko Terserang Stroke di Usia Muda
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, entah karena pembuluh darah yang melebar atau pecah. Meskipun umumnya dikaitkan dengan orang lanjut usia, dalam beberapa tahun terakhir, stroke juga mulai mengancam orang-orang muda, terutama yang berusia 20 hingga 30-an.
Dilansir dari Healthline, stroke yang terjadi pada orang usia 30 hingga 74 tahun lebih sering terjadi pada pria, sedangkan stroke yang terjadi pada usia 75 tahun ke atas lebih sering terjadi pada wanita.
Walau begitu, seiring waktu, gaya hidup yang buruk serta sejumlah faktor lain menyebabkan stroke ini bisa mulai dialami anak muda. Hal ini bahkan pada mereka yang berusia 20 tahunan.
Meskipun stroke pada usia muda biasanya tidak seberat stroke pada orang yang lebih tua, tetapi jumlah kasus stroke pada anak muda semakin meningkat.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran karena dampak stroke pada usia muda dapat sangat merugikan dan mengancam kehidupan. Dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut adalah tujuh faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke di usia muda:
1. Kebiasaan Begadang
Kebiasaan begadang, yang sering kali diasosiasikan dengan kaum muda, dapat meningkatkan risiko stroke. Begadang sering kali disebabkan oleh gaya hidup modern yang sibuk seperti bekerja larut malam, mengakses media sosial, atau bermain game.
Saat begadang, tubuh dan otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan diri dan memperbaiki kerusakan yang terjadi selama aktivitas sehari-hari. Ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan penumpukan plak di pembuluh darah. Begadang juga sering dikaitkan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji, minuman beralkohol, atau merokok, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Mengatur jadwal tidur yang teratur dan menghindari minuman berkafein di malam hari dapat membantu mengurangi risiko ini.
2. Jarang Berolahraga
Olahraga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam mencegah penyakit stroke. Kebiasaan jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko stroke pada usia muda. Olahraga membantu merangsang aliran darah ke otak, mengendalikan tekanan darah, menurunkan kadar lemak dan kolesterol, serta mengendalikan berat badan. Jika seseorang jarang berolahraga, aliran darah ke otak dapat terhambat, memicu gangguan sirkulasi dan risiko stroke.
Olahraga secara teratur membantu menurunkan kadar lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh. Kadar lemak dan kolesterol tinggi dapat menyebabkan pembentukan plak pada arteri, yang dapat menghambat aliran darah ke otak. Selain itu, menjaga berat badan ideal melalui olahraga dapat mengurangi risiko obesitas, yang merupakan salah satu faktor risiko utama stroke.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik memiliki peran penting dalam meningkatkan risiko stroke pada usia muda. Keberadaan riwayat stroke dalam keluarga dapat meningkatkan risiko pada generasi berikutnya.
Beberapa variasi genetik tertentu juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke pada usia muda. Misalnya, kondisi seperti hiperhomosisteinemia dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang berkontribusi pada terjadinya stroke.
Meskipun faktor genetik memiliki peran, faktor lingkungan dan gaya hidup juga memainkan peran signifikan. Mengadopsi gaya hidup sehat termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, dan menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi risiko stroke pada usia muda.
4. Riwayat Darah Tinggi
Riwayat darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama stroke. Hipertensi menyebabkan tekanan berlebih pada pembuluh darah, yang dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah. Pada orang muda, gaya hidup yang tidak sehat, stres, pola makan buruk, kurang aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Selain itu, faktor risiko lain seperti obesitas, diabetes, merokok, atau kolesterol tinggi dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko stroke. Oleh karena itu, penting bagi orang muda untuk menjaga kesehatan mereka dengan mengikuti gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau tekanan darah mereka.
5. Kelebihan Berat Badan
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko penting dalam perkembangan stroke di usia muda.
Kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, dislipidemia, resistensi insulin, dan peradangan kronis, yang semuanya merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan aterosklerosis dan stroke.
Aterosklerosis adalah kondisi di mana endapan lemak menumpuk di dinding arteri, menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan pembentukan plak. Jika plak pecah, dapat terbentuk bekuan darah yang menyumbat aliran darah ke otak, menyebabkan stroke. Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur, dapat membantu menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko stroke.
6. Pola Makan yang Tidak Sehat
Pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula, garam, dan kolesterol, dapat meningkatkan risiko stroke pada usia muda. Makanan cepat saji atau junk food yang tinggi lemak dan gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas, yang kemudian memicu tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2, faktor risiko utama stroke.
Mengadopsi pola makan sehat dan seimbang, yang rendah lemak jenuh, gula, dan garam, serta tinggi serat, vitamin, dan mineral, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak, dapat mengurangi risiko stroke. Menghindari makanan olahan dan cepat saji juga penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah dan mencegah terbentuknya plak yang dapat menyebabkan stroke.
7. IQ Rendah
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat menunjukkan bahwa individu muda dengan IQ rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dini.
Penelitian ini melibatkan 1,7 juta individu muda dari Israel yang telah menjalani tes fungsi kognitif komprehensif sebelum wajib militer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kemampuan kognitif rendah memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk mengalami stroke sebelum usia 50 tahun dibandingkan dengan individu yang memiliki kemampuan kognitif tinggi.
Faktor risiko stroke pada individu muda tidak hanya terkait dengan usia, tetapi juga kemampuan kognitif. Oleh karena itu, penting bagi anak muda untuk tetap menjaga kesehatan kognitif mereka melalui latihan otak, pola makan sehat, dan gaya hidup sehat secara keseluruhan guna mengurangi risiko stroke.