Ini Penyebab Mengapa Mulut Menganga saat Tidur yang Membuat Tenggorokan Kering saat Bangun
Kebiasan tidur dengan mulut menganga bisa menjadi tanda adanya masalah keseahtan serius yang Anda alami.
Pernahkah Anda terbangun dengan mulut terbuka lebar, tenggorokan kering seperti gurun, dan bantal yang basah oleh air liur? Fenomena ini mungkin sering dianggap sepele, namun jika mulut yang menganga saat tidur menjadi hal yang sering terjadi, Anda mungkin sedang mengalami kondisi bernama chronic mouth breathing atau pernapasan mulut kronis.
Pernapasan mulut saat tidur dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman. Mulai dari mulut kering, noda air liur di bantal, hingga tenggorokan yang terasa sakit atau gatal, suara serak, bau mulut, sakit kepala saat bangun, lingkaran hitam di bawah mata, hingga merasa sangat lelah meskipun sudah tidur cukup.
-
Mengapa tidur mangap bisa menyebabkan mulut kering? Tidur dengan mulut terbuka menyebabkan udara langsung masuk ke dalam mulut, yang dapat mengeringkan air liur dan menyebabkan mulut serta bibir menjadi kering. Hal ini terjadi karena udara yang masuk saat tidur dapat menguapkan kelembapan di mulut dan bibir.
-
Kenapa bangun tidur mulut kering? Saliva sebenarnya terdiri hampir sepenuhnya dari air, dan ketika tubuh kekurangan cairan, produksi saliva juga akan berkurang. Hal ini menjadikan mulut kita terasa kering.
-
Kenapa mulut kering saat bangun tidur tidak nyaman? Bangun dengan mulut kering bisa menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan.
-
Apa saja efek samping tidur mangap? Berbagai efek samping tidur mangap yang sering terjadi yaitu kondisi mulut kering, kerusakan gigi, bau mulut, dehidrasi, hingga nyeri rahang.
-
Apa yang bisa menyebabkan mendengkur? Mendengkur umumnya dianggap sebagai masalah tidur yang biasa terjadi dan tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, mendengkur dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti sleep apnea.
-
Bagaimana posisi tidur bisa memengaruhi tidur mangap? Beberapa kebiasaan tidur seperti posisi tidur tertentu atau kebiasaan tidur dengan bantal yang tidak mendukung dapat menyebabkan atau memperburuk tidur dengan mulut terbuka.
"Meskipun ada banyak penyebab yang berbeda dari gejala-gejala ini, kombinasi dari mereka meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami pernapasan mulut kronis pada malam hari," kata Dr. Charles Ebert Jr., direktur neurorinologi dan direktur medis layanan alergi otolaringik di UNC School of Medicine, North Carolina dilansir dari Huffington Post.
Penyebab Umum Pernapasan Mulut Kronis Saat Tidur
Penyebab pernapasan mulut kronis bervariasi tergantung pada individu. Salah satu alasan utamanya adalah kebiasaan pernapasan itu sendiri. Ketika Anda tertidur, otot-otot wajah secara bertahap rileks, memberi mulut kebebasan untuk terbuka. Dr. Christine DeMason, asisten profesor otolaringologi di University of North Carolina School of Medicine, menjelaskan bahwa “Pernapasan mulut dapat terjadi kapan saja pada malam hari, namun paling umum terjadi pada tahap tidur yang lebih dalam, di mana orang memiliki kontrol yang lebih sedikit terhadap otot-otot di saluran udara bagian atas.”
Namun, mulut yang terbuka saat tidur tidak selalu berarti Anda bernapas melalui mulut. Biasanya, ini disebabkan oleh kombinasi gravitasi dan peningkatan resistensi hidung—sebuah kondisi di mana terdapat obstruksi yang mendasari yang membuat pernapasan melalui hidung menjadi sulit, sehingga tubuh beralih ke mode pernapasan mulut untuk meningkatkan aliran udara.
Beberapa obstruksi yang mendasari bersifat sementara, seperti hidung tersumbat atau penyumbatan akibat alergi atau flu. Bahkan, obat-obatan tertentu, seperti obat tekanan darah, antidepresan, dan NSAID, juga dapat menyebabkan hidung tersumbat, menurut Ebert.
Selain itu, beberapa obstruksi bersifat anatomis, seperti septum yang menyimpang, polip hidung, atau amandel yang membesar. Masalah lain yang sering menjadi penyebab adalah sleep-disordered breathing (SDB), atau gangguan pernapasan saat tidur, yang merupakan kumpulan kondisi yang ditandai dengan pola pernapasan yang tidak normal selama tidur, seperti mendengkur dan sleep apnea.
"Secara umum, SDB disebabkan oleh kombinasi obstruksi dan proses fisiologis lainnya yang berjalan terlalu lambat, tidak teratur, atau gagal terjadi selama tidur," jelas Dr. Mitchell Levine, profesor ortodontik di St. Louis University dan presiden American Academy of Dental Sleep Medicine.
Anda juga lebih rentan terhadap pernapasan mulut jika tidur dalam posisi telentang, karena posisi ini memungkinkan lidah dan langit-langit mulut jatuh ke belakang, mempersempit saluran napas.
Minum alkohol sebelum tidur juga dapat menyebabkan relaksasi otot-otot saluran napas, yang semakin memperbesar kemungkinan mulut Anda terbuka dan saluran napas bagian atas Anda runtuh saat tidur. Bahkan, merokok juga bisa menyebabkan pernapasan mulut kronis karena menyebabkan peradangan di rongga hidung, menurut Ebert.
Dampak Pernapasan Mulut Kronis Terhadap Kesehatan
Meskipun pernapasan mulut itu sendiri mungkin tidak langsung menyebabkan kerusakan yang signifikan, kebiasaan ini dapat menciptakan efek domino dalam tubuh yang dapat memicu komplikasi kesehatan tertentu dari waktu ke waktu. Misalnya, mulut kering akibat kurangnya aliran air liur dapat menyebabkan bau mulut, gigi berlubang, dan penyakit gusi.
Tanpa air liur untuk menetralkan asam yang diproduksi oleh bakteri di mulut, Anda lebih rentan terhadap mikroba yang dapat menyebabkan peradangan, infeksi, dan penyakit di bagian tubuh lainnya, termasuk endokarditis (infeksi jantung) dan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, ada manfaat penting dari bernapas melalui hidung yang hilang saat Anda bernapas melalui mulut. “Pernapasan hidung memungkinkan penyaringan, pemanasan, dan pelembapan udara,” kata Ebert. Ini mengurangi risiko infeksi, melembapkan saluran napas, dan meningkatkan sirkulasi oksigen.
Pernapasan mulut kronis juga dapat memperburuk gangguan pernapasan tidur, seperti obstructive sleep apnea, dan mengganggu tugas restoratif yang dilakukan tubuh selama tidur, seperti menyembuhkan dan memperbaiki jantung serta pembuluh darah, menyeimbangkan hormon, dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Semua ini dapat menyebabkan tubuh menjadi kurang tidur, meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute.
Untuk menghentikan pernapasan mulut kronis saat tidur, penting untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebabnya, seperti penyumbatan hidung atau masalah struktural yang mendasarinya. Jika semua upaya sudah dilakukan dan pernapasan mulut masih terjadi, segera konsultasikan dengan dokter atau spesialis tidur untuk mendapatkan rencana perawatan yang sesuai.