Konsumsi Kalori Berlebih saat Puasa Jadi Penyebab Utama Berat Badan Naik
Meskipun puasa Ramadan diharapkan membantu menurunkan berat badan, banyak yang justru mengalami kenaikan.

Ramadan, bulan penuh berkah bagi umat muslim, seringkali diiringi harapan untuk menurunkan berat badan. Namun, realitanya, tidak sedikit yang justru mengalami kenaikan berat badan selama bulan puasa. Pertanyaan besarnya adalah: mengapa hal ini terjadi? Dokter spesialis gizi klinik, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, memberikan penjelasan terkait penyebab kenaikan berat badan saat berpuasa dan solusi untuk mengatasinya.
Menurut dr. Mulianah, kenaikan berat badan selama puasa disebabkan oleh beberapa faktor utama, yang saling berkaitan dan berdampak signifikan. Faktor-faktor tersebut meliputi pola makan yang tidak tepat, kurangnya asupan serat dan protein, kurangnya aktivitas fisik, kesalahan pengaturan asupan protein, dan efek diet rendah kalori yang tidak seimbang. Pola makan yang tidak seimbang menjadi penyebab utama, di mana banyak orang melewatkan sahur atau hanya mengonsumsi makanan seadanya.
Lebih lanjut, dr. Mulianah menjelaskan bahwa kenaikan berat badan saat puasa seringkali disebabkan oleh konsumsi kalori yang berlebihan. "Saat bulan puasa tendency-nya harusnya kita lebih ke turun berat badan ya, bahkan bisa sampai 2-3 kilogram per bulan. Jadi kalau naik berat badan saat puasa, coba di review lagi, jangan-jangan memang pola makannya masih salah karena masih over kalori," ujar dr. Mulianah dalam wawancara dengan ANTARA.
Pola Makan yang Tidak Seimbang
Salah satu faktor utama kenaikan berat badan saat puasa adalah pola makan yang tidak seimbang. Banyak individu cenderung mengonsumsi makanan tinggi kalori saat berbuka dan sahur, tanpa memperhatikan jenis dan jumlahnya. Makanan tinggi gula, seperti minuman manis dan cemilan manis, serta makanan bertepung, menjadi kontributor utama. "Makanan yang tinggi gula dapat meningkatkan atau terjadi lonjakan gula darah sehingga menyebabkan penumpukan massa lemak," jelas dr. Mulianah.
Selain itu, makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan dan makanan bersantan, juga perlu dihindari. "Makanan dengan lemak jenuh yang tinggi, contohnya seperti gorengan, makanan yang di deep fried, makanan bersantan atau juga dari lemak hewani. Apabila dikonsumsi berlebih sehari-hari, makanan lemak jenuh ini juga dapat meningkatkan risiko ke penyakit kardiovaskular," tambahnya.
Untuk mencegah kenaikan berat badan, dr. Mulianah menyarankan untuk mengonsumsi makanan secara teratur dan tidak melewatkan waktu makan. "Ketika kita skip makan di jam tertentu, akan terjadi gap hunger atau lapar yang cukup tinggi, sehingga dapat berisiko terjadinya over calorie di jam berikutnya," katanya. Menjaga keseimbangan nutrisi dengan mengonsumsi cukup serat dan protein juga sangat penting.

Pentingnya Aktivitas Fisik dan Monitoring Berat Badan
Selain pola makan, aktivitas fisik juga berperan penting dalam menjaga berat badan selama puasa. Olahraga rutin dapat membantu membakar kalori dan menjaga metabolisme tubuh tetap optimal. "Lebih lanjut, dokter Mulianah menambahkan saat menjalani puasa juga diimbangi dengan aktivitas fisik rutin bisa menambah stamina dan menjaga berat badan agar lebih stabil," jelas dr. Mulianah.
Monitoring berat badan secara rutin, misalnya 2-3 kali seminggu, juga disarankan untuk mendeteksi kenaikan berat badan secara dini. Hal ini memungkinkan intervensi tepat waktu untuk mencegah kenaikan berat badan yang drastis. Dengan memantau berat badan, kita dapat lebih mudah menyesuaikan pola makan dan aktivitas fisik agar tetap sehat selama bulan puasa.
Kenaikan berat badan saat puasa seringkali disebabkan oleh konsumsi kalori yang berlebihan akibat pola makan yang tidak seimbang. Untuk mencegahnya, penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, menghindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh, makan secara teratur, dan rutin berolahraga. Monitoring berat badan secara berkala juga sangat membantu dalam menjaga kesehatan selama bulan puasa.