Kurang Gerak dan Obesitas Bisa Picu Terbentuknya Batu Ginjal
Munculnya batu ginjal pada seseorang bisa dipicu oleh gaya hidup kurang gerak serta obesitas.
Munculnya batu ginjal pada seseorang bisa dipicu oleh gaya hidup kurang gerak serta obesitas.
-
Apa saja kebiasaan yang menyebabkan batu ginjal? Meski terdengar buruk, namun beberapa orang justru menderita batu ginjal karena kebiasaan yang sering ia lakukan. Kebiasaan ini memang tidak terlhat berbahaya, sampai gejala batu ginjal muncul.
-
Kenapa dehidrasi menyebabkan batu ginjal? Jika kalian tidak minum cukup cairan, senyawa dalam air seni akan membentuk batu.
-
Kenapa batu ginjal terbentuk? Batu ginjal terbentuk ketika mineral dan garam dalam urine mengkristal dan menempel bersama membentuk batu.
-
Apa itu batu ginjal? Nefrolitiasis atau dikenal dengan batu ginjal adalah endapan keras yang terbuat dari mineral yang menumpuk di saluran kemih dan terbentuk di dalam ginjal.
-
Mengapa batu ginjal berbahaya? Tanpa penanganan yang sesuai, batu ginjal dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius.
Kurang Gerak dan Obesitas Bisa Picu Terbentuknya Batu Ginjal
Pola hidup kurang bergerak atau sedentari, serta obesitas, menjadi pemicu utama timbulnya batu ginjal. Guru Besar Bidang Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U(K), mengungkapkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dan kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal.
“Makin orang obesitas makin mungkin kena batu ginjal, karena orang obesitas kurang gerak akibatnya makin numpuk batunya, frekuensinya lebih tinggi yang sedentari,” kata Prof. Rasyid beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Batu ginjal dapat terbentuk akibat kepekatan urin yang meningkat karena kurangnya konsumsi cairan. Pada orang dengan gaya hidup sedentari, aktivitas fisik yang minim menyebabkan mereka jarang minum air dan menghasilkan urin kurang dari 2,5 liter per hari.
Kekurangan cairan ini membuat konsentrasi mineral dan garam dalam urin meningkat, yang kemudian mengkristal menjadi batu ginjal.
Aktivitas fisik ternyata memiliki peran penting dalam mencegah pembentukan batu ginjal. Dengan bergerak, batu ginjal yang berukuran kecil bisa turun dan keluar dari tubuh, sehingga tidak menumpuk menjadi lebih besar.
Prof. Rasyid menjelaskan bahwa bagi mereka yang memiliki batu ginjal dengan ukuran di bawah dua milimeter, dokter biasanya akan memberikan obat yang dapat melebarkan saluran urin agar batu tersebut bisa keluar secara alami.
“Batu dua milimeter kasih obat saja untuk melebarkan saluran biasanya obat prostat biasanya 2 minggu sudah normal, biasanya CT Scan sangat menolong apabila dilakukan akurat dan baik,” tambahnya.
Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki batu ginjal karena sering kali kondisi ini tidak menunjukkan gejala khusus. Biasanya, pasien baru menyadari adanya batu ginjal setelah merasakan pegal di pinggang tanpa sebab yang jelas, nyeri di pinggang bawah, atau mengalami muntah-muntah karena batu ginjal yang menyumbat saluran urin.
Untuk itu, Prof. Rasyid menyarankan masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan ginjal mereka. Check-up rutin, termasuk USG ginjal, sangat penting untuk deteksi dini batu ginjal. Deteksi dini ini memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Lebih dari itu, menjalani pola hidup sehat menjadi kunci utama dalam pencegahan batu ginjal. Olahraga teratur, mengurangi berat badan, dan menjaga pola makan yang seimbang sangat dianjurkan. Prof. Rasyid menekankan pentingnya menjaga asupan cairan yang cukup setiap hari.
"Makanya olahraga, mengurangi berat badan, hidup sehat, jadi apapun yang kita makan nggak berlebih zat pembentuk batu, lebih penting minum sehingga kencing 2,5 liter," jelasnya.
Mengubah gaya hidup untuk lebih aktif dan menjaga berat badan yang sehat dapat secara signifikan mengurangi risiko pembentukan batu ginjal. Selain itu, mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup setiap hari membantu menjaga urin tetap encer, yang mengurangi kemungkinan terbentuknya batu ginjal.