Orangtua Rentan Melakukan Ghosting pada Anak, Ketahui Cara agar Anak Tetap Merasa Diperhatikan dan Tidak Diabaikan
Orangtua kerap tak sadar bahwa mereka sudah melakukan "ghosting" ke anak sehingga berdampak ke kehidupan mereka.

Istilah "ghosting" biasanya digunakan dalam hubungan sosial atau romantis untuk menggambarkan situasi ketika seseorang tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Namun, fenomena serupa juga bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, meskipun secara tidak langsung. Orangtua yang sibuk, tidak responsif, atau kurang terlibat secara emosional bisa membuat anak merasa diabaikan atau tidak diperhatikan, yang berdampak pada kesehatan mental dan emosional anak.
Fenomena ini sering kali tidak disadari oleh orangtua. Kesibukan kerja, tekanan hidup, atau bahkan ketidaktahuan tentang kebutuhan emosional anak bisa menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami bagaimana tindakan mereka memengaruhi anak dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa anak merasa didukung dan diperhatikan.
Bagaimana Ghosting Bisa Terjadi dalam Hubungan Orangtua dan Anak?
Ghosting dalam hubungan orangtua dan anak tidak berarti bahwa orangtua benar-benar menghilang. Hal ini lebih sering terjadi dalam bentuk ketidakpedulian emosional atau kehadiran fisik yang tidak disertai kehadiran emosional. Contoh-contoh ghosting yang sering terjadi antara lain:
Kurangnya Respons terhadap Kebutuhan Anak: Anak yang meminta perhatian, berbicara, atau menunjukkan prestasi sering kali diabaikan karena orangtua terlalu sibuk.
Tidak Mendengarkan dengan Aktif: Ketika anak berbicara, orangtua hanya memberikan tanggapan sepintas tanpa benar-benar memahami apa yang anak coba sampaikan.
Fokus pada Gadget atau Pekerjaan: Orangtua yang terus-menerus sibuk dengan ponsel atau pekerjaan sering kali secara tidak sadar mengabaikan kehadiran anak.
Kurangnya Waktu Berkualitas: Walaupun tinggal serumah, banyak orangtua yang jarang menghabiskan waktu berkualitas bersama anak.

Dampak Ghosting terhadap Anak
Ketika anak merasa diabaikan atau tidak diperhatikan oleh orangtua, dampaknya bisa sangat besar pada perkembangan emosional dan sosial mereka:
Rasa Tidak Berharga: Anak mungkin merasa bahwa mereka tidak penting atau tidak cukup baik untuk mendapatkan perhatian dari orangtua.
Kurangnya Kepercayaan Diri: Anak yang sering diabaikan cenderung memiliki kepercayaan diri rendah karena merasa tidak diakui.
Gangguan Hubungan Sosial: Anak-anak ini mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat di masa depan karena kurangnya contoh hubungan yang baik di rumah.
Masalah Kesehatan Mental: Rasa diabaikan dapat memicu stres, kecemasan, atau bahkan depresi pada anak.
Cara agar Anak Tetap Merasa Diperhatikan dan Tidak Diabaikan
Untuk menghindari "ghosting" pada anak, orangtua perlu mengambil langkah aktif untuk memastikan bahwa anak merasa didukung dan dihargai. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
1. Prioritaskan Waktu Berkualitas Bersama Anak
Luangkan waktu setiap hari untuk fokus hanya pada anak, tanpa gangguan dari gadget atau pekerjaan. Waktu ini tidak perlu lama, tetapi harus penuh perhatian.
Contoh: Bermain bersama, membaca cerita, atau sekadar mengobrol tentang hari mereka.
2. Dengarkan dengan Aktif
Ketika anak berbicara, pastikan Anda benar-benar mendengarkan. Tunjukkan minat dengan mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan yang sesuai.
Tips: Hindari memotong pembicaraan anak atau terlihat tergesa-gesa.
3. Berikan Pujian dan Dukungan
Akui usaha dan prestasi anak, sekecil apa pun itu. Pujian sederhana seperti "Bagus sekali gambar ini!" atau "Kamu hebat sudah mencoba!" bisa membuat anak merasa dihargai.
4. Sediakan Lingkungan yang Aman untuk Berbicara
Pastikan anak merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaan dan masalah mereka tanpa takut dihakimi atau dimarahi.
Cara: Jadilah pendengar yang empatik dan hindari reaksi berlebihan terhadap keluhan anak.
5. Batasi Penggunaan Gadget saat Bersama Anak
Terlalu banyak menggunakan gadget di depan anak bisa membuat mereka merasa tidak penting. Tetapkan aturan waktu bebas gadget saat berkumpul dengan keluarga.

Mengatasi Tantangan dalam Memberikan Perhatian
Memberikan perhatian kepada anak bisa menjadi tantangan, terutama bagi orangtua yang bekerja atau memiliki banyak tanggung jawab. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya:
Manajemen Waktu: Buat jadwal harian yang memungkinkan Anda memiliki waktu khusus bersama anak, meskipun hanya beberapa menit.
Melibatkan Anak dalam Aktivitas Sehari-hari: Libatkan anak dalam tugas rumah tangga seperti memasak atau berkebun untuk menciptakan waktu berkualitas bersama.
Gunakan Teknologi dengan Bijak: Jika Anda tidak bisa bersama anak secara fisik, gunakan teknologi seperti video call untuk tetap terhubung.
Jika Anda merasa kesulitan menjalin hubungan yang baik dengan anak atau merasa anak menunjukkan tanda-tanda kesedihan berkepanjangan, mungkin sudah saatnya mencari bantuan dari ahli. Konselor keluarga atau psikolog anak dapat membantu memperbaiki hubungan dan memberikan strategi yang lebih efektif.
Orangtua memiliki peran penting dalam membentuk kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional anak. Dengan menghindari "ghosting" emosional, orangtua dapat memastikan bahwa anak merasa didukung, dihargai, dan dicintai. Melalui perhatian yang konsisten, waktu berkualitas, dan komunikasi yang terbuka, hubungan antara orangtua dan anak dapat diperkuat, menciptakan fondasi yang kokoh untuk perkembangan anak di masa depan.