Kurang Quality Time dengan Orangtua Bisa Buat Perkembangan Anak Terhambat
Quality time atau waktu berkualitas yang dihabiskan antara anak dan orangtua merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak.
Quality time atau waktu berkualitas yang dihabiskan antara anak dan orangtua merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak.
-
Apa kesalahan parenting yang bisa menghambat perkembangan anak? Melibatkan Anak pada Terlalu Banyak Kegiatan Meski kegiatan-kegiatan ini baik untuk perkembangan anak, terlalu banyak aktivitas bisa mengganggu pola tidur anak dan kesehatan mental mereka.
-
Mengapa kualitas interaksi orangtua dan anak penting? Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan memberikan wawasan yang mendalam mengenai dampak jangka panjang dari interaksi kualitas antara orang tua dan anak terhadap kesehatan mental serta perilaku sosial anak di kemudian hari.
-
Apa itu parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
-
Apa dampak screen time berlebihan buat perkembangan anak? Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan anak, mulai dari perkembangan kognitif hingga perkembangan sosialnya. Orang tua perlu membatasi waktu screen time agar tidak menghambat kemajuan anak dalam berbagai aspek perkembangannya.
-
Kenapa orangtua perlu batasi waktu layar anak? Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kecanduan game adalah dengan memantau dan membatasi waktu layar anak.
-
Apa kesalahan parenting yang bisa turunkan kecerdasan anak? Sikap yang Terlalu Keras dan Kasar Orangtua yang kerap marah atau bersikap otoriter terhadap anak-anak mereka sering kali menciptakan suasana yang tidak mendukung bagi perkembangan si kecil.
Kurang Quality Time dengan Orangtua Bisa Buat Perkembangan Anak Terhambat
Psikolog pendidikan berpengalaman, Orissa Anggita Rinjani M.Psi, seorang lulusan Universitas Indonesia, menyoroti dampak serius dari kurangnya waktu berkualitas antara orang tua dan anak.
Menurutnya, anak yang tidak mendapatkan cukup waktu bersama orang tua menghadapi tantangan dalam mencapai tugas perkembangannya sesuai usia dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial.
Dilansir dari Antara, Orissa menjelaskan bahwa kelekatan yang kurang sejak usia dini dapat menyulitkan anak dalam berinteraksi dengan orang lain.
"Kalau dari kecil merasa kelekatan kurang, dia akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, seperti apa aku harusnya berinteraksi, bagaimana mengutarakan keinginan, itu mempengaruhi tugas perkembangan lainnya," kata Orissa
Hal ini melibatkan kemampuan anak untuk menyatakan keinginan dan berkomunikasi secara efektif, yang pada gilirannya mempengaruhi berbagai aspek tugas perkembangan lainnya.
Dampak negatifnya tidak hanya terbatas pada aspek sosial, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan emosional dan psikologis anak. Orissa menekankan pentingnya keamanan emosional dan rasa dicintai dalam piramida kebutuhan anak. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, anak perlu merasakan kasih sayang dan keamanan untuk dapat mengembangkan aktualisasi diri dan kepercayaan diri.
"Jadi selain memikirkan apa yang harus dia capai di usianya maka kita isi dulu dengan kelekatan dan koneksinya dulu, kalau itu nggak terbangun tugas perkembangan nya akan makin sulit, bisa mempengaruhi baik perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental dan pencapaian akademisnya berdampak," kata Orissa.
Orissa menyoroti bahwa kurangnya kelekatan dapat berdampak pada tugas perkembangan lainnya, baik secara kognitif maupun psikologis. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk tidak hanya fokus pada pencapaian tugas perkembangan pada usia tertentu, tetapi juga memprioritaskan pembangunan hubungan yang kuat dengan anak.
Meskipun menyadari realitas kehidupan modern yang seringkali menuntut orang tua untuk bekerja, Orissa memberikan saran praktis. Dia menyarankan agar orang tua, bahkan yang memiliki waktu terbatas di rumah, meluangkan setidaknya 15 menit bersama anak. Waktu tersebut harus diisi dengan fokus penuh pada anak, bukan hanya memberikan instruksi, melainkan juga melibatkan obrolan dan kontak mata.
Orissa menekankan bahwa kualitas waktu bersama anak bukan hanya tentang instruksi dan koreksi, melainkan juga membangun koneksi emosional. Mendengarkan anak, berbicara, dan memberikan kontak fisik seperti pelukan atau usapan kepala dapat menciptakan momen yang berharga meskipun singkat.
Dalam konteks ini, Orissa menyoroti pentingnya interaksi yang bermakna. Waktu yang terbatas pun dapat dimanfaatkan secara optimal jika diisi dengan kehadiran emosional yang kuat. Dengan cara ini, orang tua dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap perkembangan anak, tidak hanya dalam aspek sosial, tetapi juga kesehatan mental dan pencapaian akademisnya.
Orissa juga menegaskan bahwa tidak hanya kuantitas waktu yang dihabiskan bersama anak, tetapi juga kualitas interaksi yang memegang peranan penting dalam membentuk perkembangan anak.
"Itu yang akan membantu momen walaupun singkat tapi berharga. Meskipun waktu banyak tapi lebih banyak instruksi dan koreksi itu nggak juga, jadi cara kita habiskan waktu dengan anak itu juga bermakna," tandas Orissa.