Penelitian Sebut Bersosialisasi Bagus Untuk Otak, Bantu Cegah Demensia
Manfaat interaksi sosial bagi perkembangan otak dan sebagai alternatif untuk cegah demensia.
Studi terbaru menunjukkan bahwa menjaga kalender sosial tetap terisi dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan otak, terutama bagi orang dewasa yang lebih tua. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Gerontology: Psychological Sciences ini mengungkapkan bahwa interaksi sosial, seperti berkumpul dengan teman, menjadi sukarelawan, atau menghadiri kelas, dapat membantu mencegah demensia—mirip dengan bagaimana aktivitas fisik dapat mencegah diabetes atau penyakit jantung.
Interaksi Sosial Untuk Investasi Otak
Dr. Cynthia Felix dari Universitas Pittsburgh dan timnya melakukan penelitian menggunakan data dari 293 peserta komunitas yang rata-rata berusia 83 tahun. Data ini berasal dari studi Health, Aging and Body Composition (Health ABC). Para peserta menjalani pemindaian otak canggih bernama Diffusion Tensor Imaging MRI yang mampu mengukur integritas seluler otak yang terlibat dalam keterlibatan sosial.
-
Kenapa koneksi sosial baik untuk kesehatan mental? Koneksi sosial yang erat juga memainkan peran kunci dalam melawan depresi. Bertukar cerita dan waktu berkualitas dengan teman dan keluarga dapat mengurangi risiko depresi sebesar 18 persen.
-
Mengapa bersosialisasi penting untuk meningkatkan kecerdasan? Selain itu, saat Anda berada di sekitar orang lain, Anda belajar belajar lebih banyak karena mendengar pandangan yang berbeda dan kisah-kisah baru.
-
Apa yang dimaksud dengan aktif secara sosial untuk daya ingat? Terlibat dalam kegiatan sosial dan menjaga hubungan tidak hanya penting untuk kesehatan emosional kita, tetapi juga untuk kesehatan kognitif kita. Interaksi sosial menstimulasi otak dan membantu mencegah penurunan kognitif.
-
Bagaimana aktivitas fisik tingkatkan kesehatan otak? Aktivitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak dan merangsang pembentukan neuron baru di hippocampus, yang berperan penting dalam proses memori dan pembelajaran.
-
Bagaimana introvert menunjukkan kecerdasan sosial? Orang yang introvert sering kali menunjukkan kecerdasan sosial yang tinggi berkat kemampuan mereka dalam mengamati situasi dengan cermat. Mereka memiliki keahlian mendengarkan dengan penuh empati, sehingga mampu memahami perasaan orang lain dan memberikan nasihat yang bijak.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko demensia? Dengan menyadari dampak kebiasaan sehari-hari terhadap kesehatan otak, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi risiko demensia dan meningkatkan kualitas hidup kita di masa mendatang.
Peserta diminta memberikan informasi rinci tentang aktivitas sosial mereka. Peneliti kemudian memberi skor berdasarkan jenis dan frekuensi keterlibatan sosial, seperti bermain permainan papan, menonton film, bepergian jarak jauh, menghadiri kelas atau acara edukasi, berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atau keagamaan, bertemu keluarga atau teman setidaknya seminggu sekali, serta menjadi sukarelawan atau bekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dengan tingkat keterlibatan sosial yang lebih tinggi memiliki materi abu-abu yang lebih kuat di area otak yang relevan dengan demensia. Area ini meliputi bagian otak yang penting untuk mengenali wajah dan emosi, membuat keputusan, serta merasakan penghargaan.
Dampak Besar bagi Pencegahan Demensia
Pentingnya menjaga kesehatan otak tidak dapat diabaikan. Ketika sel-sel otak mati, biasanya demensia akan mengikuti. Keterlibatan sosial yang rutin dapat membantu mencegah penurunan kognitif ini. “Kabar baiknya adalah bahkan 'dosis' moderat dari aktivitas sosial tampaknya bermanfaat,” kata Felix.
Penemuan ini sangat relevan di masa pandemi Covid-19 ketika banyak orang mengalami isolasi sosial. Felix menekankan, "Data kami dikumpulkan sebelum pandemi Covid-19, tetapi saya percaya temuan ini sangat penting saat ini, mengingat isolasi sosial secara menyeluruh pada semua orang dewasa yang lebih tua dapat menempatkan mereka pada risiko terkena demensia.
"Felix menambahkan bahwa temuan ini menyerukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak spesifik dari jenis dan jumlah aktivitas sosial terhadap kesehatan otak. Seperti yang dijelaskan Felix, "Tidak ada obat untuk demensia, yang memiliki biaya besar dalam hal perawatan dan pengobatan. Oleh karena itu, pencegahan harus menjadi fokus utama. Filosofinya adalah 'gunakan atau kehilangan' ketika berhubungan dengan otak."
Manfaat Bersosialisasi untuk Semua Usia
Walaupun penelitian ini difokuskan pada orang dewasa yang lebih tua, hasilnya relevan untuk semua kelompok usia. Pandemi telah memaksa banyak orang untuk membatasi interaksi sosial, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Keterlibatan sosial, meskipun dilakukan secara virtual atau dengan intensitas rendah, dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik selama masa sulit ini.
Studi ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa koneksi sosial memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan keseluruhan. Dalam hal ini, kebijakan kesehatan masyarakat yang mendorong keterlibatan sosial, seperti aktivitas komunitas, program sukarelawan, atau bahkan teknologi untuk menjaga hubungan jarak jauh, menjadi sangat penting.
Penelitian Dr. Cynthia Felix dan timnya memberikan wawasan berharga tentang bagaimana interaksi sosial dapat meningkatkan kesehatan otak, terutama di masa lanjut usia. Dengan mengutamakan pencegahan dan memanfaatkan keterlibatan sosial sebagai alat, risiko demensia dapat dikurangi secara signifikan.
Bagi kita semua, penelitian ini menjadi pengingat untuk tetap menjaga hubungan sosial, baik secara langsung maupun virtual. Dalam dunia yang semakin terisolasi akibat pandemi, koneksi sosial bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kesehatan otak.