Plak Gigi: Musuh Tak Terlihat yang Membahayakan Kesehatan Gigi Anda
Dari bahaya dan risikonya hingga rutinitas flossing, berikut adalah penjelasan lengkap dan cara pencegahan plak gigi!
Kesehatan gigi merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam kesehatan gigi adalah penumpukan plak gigi. Plak gigi adalah lapisan lunak yang terdiri dari bakteri, sisa makanan, dan sel-sel mati yang menempel pada permukaan gigi. Jika tidak dibersihkan secara rutin, plak dapat mengeras menjadi tartar dan menyebabkan berbagai masalah gigi dan mulut, seperti gigi berlubang, radang gusi, dan bahkan penyakit jantung.
Plak gigi terbentuk ketika bakteri di dalam mulut berinteraksi dengan sisa makanan yang tidak dibersihkan. Bakteri ini akan memproduksi asam yang dapat merusak enamel gigi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marsh dan Martin (2009), yang diterbitkan dalam Advances in Dental Research, menunjukkan bahwa plak gigi dapat berkembang dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah menyikat gigi. Oleh karena itu, jika tidak dibersihkan secara rutin, plak dapat menjadi semakin tebal dan sulit dihilangkan.
-
Kenapa Plak Gigi berbahaya? Plak dan karang gigi yang ekstrim dapat menyebabkan: 1. Gigi berlubang 2. Gingivitis dan bentuk penyakit gusi lainnya. 3. Infeksi gigi (abses gigi). 4. Kehilangan gigi.
-
Bagaimana cara mencegah plak menumpuk di gigi? Jika plak tidak dihilangkan secara teratur maka dapat mengeras menjadi karang gigi.
-
Bagaimana plak gigi terbentuk? Bakteri ini melepaskan asam yang memecah karbohidrat dalam makanan dan minuman. Jika Anda tidak segera menyikat gigi setelah makan atau minum, kombinasi bakteri, asam, dan karbohidrat dapat bercampur menjadi lapisan lengket dan tidak berwarna yang disebut plak.
-
Bagaimana caranya untuk mencegah masalah gigi? Untuk mencegah masalah terkait gigi, penting untuk menjaga kebersihan mulut yang baik dan mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan pembersihan rutin.
-
Apa yang membuat Plak Gigi? Plak gigi terbentuk ketika bakteri di mulut Anda bercampur dengan makanan manis atau bertepung seperti susu, jus, minuman ringan, roti, pasta, dan buah.
-
Makanan apa yang baik untuk kesehatan gigi? Perhatikan konsumsi makanan yang baik untuk kesehatan gigi. Misalnya saja makanan yang tinggi kalsium untuk melindungi lapisan terluar dan struktur gigi agar terjaga dengan baik. Kamu bisa mendapatkannya dari konsumsi susu, keju, dan kacang-kacangan. Selain itu, makanan tinggi serat juga berperan untuk meningkatkan saliva atau air liur yang berperan menstabilkan asam dalam mulut. Selanjutnya, sayuran hijau juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk meningkatkan kesehatan gigi.
Bahaya Plak Gigi
Salah satu risiko terbesar dari penumpukan plak gigi adalah terjadinya karies gigi atau gigi berlubang. Karies gigi terjadi ketika asam yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak merusak enamel gigi. Penelitian oleh Featherstone (2000) menunjukkan bahwa plak gigi menghasilkan asam melalui metabolisme karbohidrat oleh bakteri yang ada di dalamnya. Asam ini dapat merusak enamel gigi, menyebabkan pembusukan yang dapat berlanjut ke lapisan yang lebih dalam dari gigi jika tidak diobati. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sekitar 60-90% anak-anak dan hampir 100% orang dewasa mengalami karies gigi di beberapa titik dalam hidup mereka. Jika tidak diobati, karies dapat menyebabkan nyeri, infeksi, dan bahkan kehilangan gigi.
Selain itu, plak gigi juga dapat menyebabkan radang gusi atau gingivitis. Gejala dari radang gusi meliputi gusi merah, bengkak, dan mudah berdarah. Jika tidak ditangani, gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis, yang merupakan infeksi serius yang dapat merusak jaringan lunak dan tulang yang mendukung gigi. Penelitian oleh Tonetti dan Van Dyke (2013) menunjukkan bahwa periodontitis dapat menyebabkan kehilangan gigi dan berkontribusi terhadap meningkatnya risiko kesehatan sistemik, termasuk penyakit jantung dan diabetes. Bakteri dalam plak gigi dapat memasuki aliran darah dan memicu peradangan yang berkontribusi pada masalah jantung. Studi tersebut menekankan pentingnya menjaga kebersihan mulut untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Cara Mencegah Penumpukan Plak Gigi
- Menyikat Gigi Secara Rutin
Menyikat gigi secara rutin adalah salah satu tindakan preventif terpenting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menurut American Dental Association (ADA), menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dapat mengurangi risiko penumpukan plak gigi (ADA, 2020). Penggunaan pasta gigi berbasis fluoride dapat mengurangi laju perkembangan karies gigi dan membantu menjaga keseimbangan mineral di dalam enamel gigi. Plak gigi terbentuk ketika bakteri, sisa makanan, dan sel-sel mati menumpuk pada permukaan gigi. Jika tidak dihilangkan, plak dapat mengeras menjadi tartar, yang lebih sulit untuk dibersihkan.
Ketika kita menyikat gigi, sikat gigi akan mengangkat dan mengeluarkan plak yang menempel pada permukaan gigi. Menurut penelitian oleh Gies et al. (2013), teknik menyikat yang baik, seperti menyikat dengan gerakan melingkar, dapat membersihkan area sulit dijangkau di antara gigi secara lebih efektif. Selain itu, penggunaan sikat gigi dengan bulu yang lembut juga dianjurkan untuk menghindari kerusakan pada enamel gigi dan jaringan gusi.
- Menggunakan Benang Gigi
Salah satu alasan utama mengapa benang gigi penting adalah kemampuannya untuk menghilangkan sisa makanan dan plak yang terjebak di antara gigi, area yang seringkali terlewatkan saat menyikat gigi. Menurut penelitian oleh Lang et al. (2008), penggunaan benang gigi dapat mengurangi penumpukan plak interproksimal (antara gigi) secara lebih efektif dibandingkan dengan hanya menyikat gigi saja.
Penggunaan benang gigi tidak hanya berdampak pada pengurangan plak gigi, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan gusi yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh De Vizio et al. (2015) menunjukkan bahwa partisipan yang menggunakan benang gigi secara rutin mengalami penurunan yang signifikan dalam gejala radang gusi, seperti kemerahan dan pembengkakan gusi. Ini disebabkan karena benang gigi dapat menghilangkan plak yang terakumulasi di sepanjang garis gusi, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan gingivitis.
- Membatasi Konsumsi Makanan Manis dan Asam
Ketika seseorang mengonsumsi makanan manis, bakteri di dalam mulut akan memfermentasi gula tersebut, menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi. Menurut penelitian oleh K. M. R. M. Shamsuddin et al. (2018), konsumsi makanan manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi.
Makanan dan minuman asam, seperti soda, jus buah, dan makanan fermentasi, juga berpotensi merusak enamel gigi. Penelitian oleh L. A. M. O. B. de Oliveira et al. (2019) menunjukkan bahwa asam dari makanan dapat menyebabkan demineralisasi enamel, yang menjadikannya lebih rentan terhadap kerusakan oleh bakteri. Proses ini dapat mempercepat pembentukan plak gigi dan dapat menyebabkan masalah gigi yang lebih serius.
- Melakukan Pemeriksaan Rutin ke Dokter Gigi
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Dental Research oleh Rechmann et al. (2017), pemeriksaan gigi yang dilakukan secara teratur memungkinkan dokter gigi untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah plak gigi sejak dini. Pada pemeriksaan ini, dokter gigi tidak hanya melakukan pembersihan profesional untuk menghilangkan tartar, tetapi juga memeriksa kondisi gusi dan area lain di mulut yang mungkin berisiko mengalami penumpukan plak.
Pemeriksaan rutin juga memberikan kesempatan bagi dokter gigi untuk mendidik pasien tentang teknik menyikat gigi yang benar, penggunaan benang gigi, dan pentingnya menjaga pola makan yang sehat. Penelitian oleh Albandar (2002) menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan edukasi tentang kebersihan mulut cenderung lebih disiplin dalam merawat gigi mereka. Dokter gigi dapat memberikan saran yang spesifik dan personal untuk kebutuhan masing-masing pasien, sehingga meningkatkan motivasi mereka untuk menjaga kesehatan gigi.
- Menggunakan Obat Kumur Antiseptik
Obat kumur yang mengandung antiseptik dapat membantu mengurangi jumlah bakteri di mulut dan mencegah pembentukan plak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Periodontology oleh Van Strydonck et al. (2013) menemukan bahwa penggunaan obat kumur yang mengandung klorheksidin efektif dalam mengurangi plak gigi dan gejala gingivitis. Klorheksidin bekerja dengan cara membunuh bakteri di mulut dan mencegah pertumbuhannya, sehingga membantu menjaga kesehatan gusi.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ghasemi et al. (2014) juga menunjukkan bahwa obat kumur antiseptik yang mengandung bahan aktif seperti cetylpyridinium chloride (CPC) dapat mengurangi penumpukan plak dan meningkatkan kesehatan gusi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa setelah menggunakan obat kumur CPC secara rutin, subjek penelitian mengalami penurunan signifikan dalam indeks plak dan indeks gingivitis. Penelitian oleh Liao et al. (2020) merekomendasikan penggunaan obat kumur dua kali sehari untuk hasil optimal dalam mencegah penumpukan plak.
Plak gigi adalah masalah serius yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut. Penting untuk memahami risiko yang terkait dengan penumpukan plak dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan menjaga kebersihan gigi melalui menyikat, menggunakan benang gigi, dan melakukan pemeriksaan rutin, kita dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut serta mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari. Kesehatan gigi yang baik tidak hanya memberikan senyuman yang indah, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.